Palangka Raya (ANTARA) - Dosen Komunikasi di Universitas Indonesia (UI) Bernika Yustisiana Narang menyatakan bahwa kekurangcakapan masyarakat, khususnya generasi muda terhadap media digital, dapat berdampak pada mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, minimnya pemahaman akan hak-hak digital dan kebebasan berekspresi.
Dampak lainnya adalah kurangnya toleransi dan menghilangnya batas-batas privasi serta pelanggaran hak cipta maupun hak karya intelektual, kata Bernika saat menjadi narasumber dalam seminar bertajuk Cakap Budaya Digital Sebagai Penguatan Karakter Bangsa yang dilaksanakan PIKI Kalteng di Universitas Palangka Raya, Jumat.
"Apabila ini terjadi, lanjut putri dari Agustin Teras Narang itu, maka perkembangan teknologi dan media digital yang seharusnya bagus, malah jadi buruk bagi masyarakat selaku pengguna," ucapnya.
Padahal, lanjut putri dari mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 Agustin Teras Narang itu, perubahan dari media yang awalnya dari koran menjadi digital bertujuan untuk membantu sekaligus membuat manusia lebih berkembang.
"Jadi, kalau kita tidak menggunakan media digital ini dengan baik, maka hasilnya malah menjadi semakin memperburuk keadaan," kata Bernika.
Baca juga: Pemahaman generasi muda hidup di ruang digital harus terus diperkuat
Menurut pegiat literasi digital ini, hal yang paling penting untuk dibahas dalam menghadapi pesatnya perkembangan digital di Indonesia yakni, budaya digital dan budaya Pancasila. Digitalisasi budaya, mencintai produk dalam negeri, serta memahami hak-hak digital.
Dia mengatakan budaya Pancasila erat kaitannya dengan budaya menggunakan digitalisasi. Sebab, dalam sila pertama Pancasila menekankan pentingnya cinta kasih dan saling menghormati perbedaan kepercayaan yang perlu dianut di ruang-ruang digital.
"Dalam dunia nyata kita menghormati perbedaan kepercayaan itu. Tetapi kenapa di dunia digital tidak. Padahal sama-sama manusia yang nyata. Itulah kenapa penting untuk dibahas dan dipahami semua elemen masyarakat pentingnya budaya Pancasila dan digital diperkuat," kata Bernika.
Dalam seminar itu, turut hadir Anggota DPD RI Agustin Teras Narang yang menjadi pemantik, dan sejumlah pemateri yang terdiri dari Kepala Diskominfosantik Kalteng Agus Siswadi, dan Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Yulius serta Rudiansyah.
Baca juga: Diskominfo Kalteng: Generasi muda harus paham elemen penting literasi digital
Baca juga: Pemprov Kalteng tingkatkan literasi masyarakat menghadapi era digital
Baca juga: Pentingnya literasi digital di kalangan perempuan
Baca juga: Edukasi literasi informasi era digital disambut antusias 200 peserta
Dampak lainnya adalah kurangnya toleransi dan menghilangnya batas-batas privasi serta pelanggaran hak cipta maupun hak karya intelektual, kata Bernika saat menjadi narasumber dalam seminar bertajuk Cakap Budaya Digital Sebagai Penguatan Karakter Bangsa yang dilaksanakan PIKI Kalteng di Universitas Palangka Raya, Jumat.
"Apabila ini terjadi, lanjut putri dari Agustin Teras Narang itu, maka perkembangan teknologi dan media digital yang seharusnya bagus, malah jadi buruk bagi masyarakat selaku pengguna," ucapnya.
Padahal, lanjut putri dari mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 Agustin Teras Narang itu, perubahan dari media yang awalnya dari koran menjadi digital bertujuan untuk membantu sekaligus membuat manusia lebih berkembang.
"Jadi, kalau kita tidak menggunakan media digital ini dengan baik, maka hasilnya malah menjadi semakin memperburuk keadaan," kata Bernika.
Baca juga: Pemahaman generasi muda hidup di ruang digital harus terus diperkuat
Menurut pegiat literasi digital ini, hal yang paling penting untuk dibahas dalam menghadapi pesatnya perkembangan digital di Indonesia yakni, budaya digital dan budaya Pancasila. Digitalisasi budaya, mencintai produk dalam negeri, serta memahami hak-hak digital.
Dia mengatakan budaya Pancasila erat kaitannya dengan budaya menggunakan digitalisasi. Sebab, dalam sila pertama Pancasila menekankan pentingnya cinta kasih dan saling menghormati perbedaan kepercayaan yang perlu dianut di ruang-ruang digital.
"Dalam dunia nyata kita menghormati perbedaan kepercayaan itu. Tetapi kenapa di dunia digital tidak. Padahal sama-sama manusia yang nyata. Itulah kenapa penting untuk dibahas dan dipahami semua elemen masyarakat pentingnya budaya Pancasila dan digital diperkuat," kata Bernika.
Dalam seminar itu, turut hadir Anggota DPD RI Agustin Teras Narang yang menjadi pemantik, dan sejumlah pemateri yang terdiri dari Kepala Diskominfosantik Kalteng Agus Siswadi, dan Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Yulius serta Rudiansyah.
Baca juga: Diskominfo Kalteng: Generasi muda harus paham elemen penting literasi digital
Baca juga: Pemprov Kalteng tingkatkan literasi masyarakat menghadapi era digital
Baca juga: Pentingnya literasi digital di kalangan perempuan
Baca juga: Edukasi literasi informasi era digital disambut antusias 200 peserta