Kuala Pembuang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah menyatakan, hingga Maret 2023 ini, setidaknya sudah ada 86 orang warga setempat yang terkena atau terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Dengan rincian Januari 47 kasus, Februari 34 kasus dan pada Maret hingga tanggal 20 ada 5 kasus. Dari total 86 orang yang terserang kasus DBD, Kecamatan Seruyan Hilir menjadi wilayah yang paling mendominasi dalam penyebaran kasus tersebut,” kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Seruyan Hamzah Fansuri di Kuala Pembuang, Jumat.
Dia menjelaskan, memang kasus ini tersebar di beberapa kecamatan, tapi yang paling mendominasi adalah Kecamatan Seruyan Hilir. Dari total 86 kasus tersebut, hanya ada 10 kasus yang terjadi di luar kecamatan tersebut.
Hingga saat ini tidak ditemukan warga yang sakit parah atau bahkan sampai meninggal dunia akibat DBD. Namun pihaknya terus berupaya mencegah meningkatnya kasus tersebut.
“Alhamdulillah tidak ada yang meninggal, dan sejauh ini mereka yang terjangkit dirawat di rumah sakit dan puskesmas sampai dinyatakan sembuh,” terangnya.
Baca juga: Ketua DPRD sebut Seruyan harus punya kawasan strategis
Dia menyampaikan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai imbauan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini pihaknya lakukan di tengah kondisi masih merebaknya kasus DBD dan perlu dilakukan langkah-langkah strategis guna penanggulangan penyakit tersebut.
“Kita sudah mengeluarkan surat imbauan yang diedarkan ke seluruh kepala unit pelaksana teknis daerah pusat kesehatan masyarakat seluruh Kabupaten Seruyan, Camat Seruyan Hilir dan Camat Seruyan Hilir Timur,” jelasnya.
Dia menambahkan, Surat tersebut dikeluarkan untuk memberikan imbauan kepada pihak-pihak terkait agar tetap waspada terhadap penyebaran DBD dan melakukan langkah-langkah antisipasi.
Karena menurutnya, upaya pencegahan perlu dilakukan secara bersama-sama dan peran serta masyarakat sanggatlah dibutuhkan. Masyarakat jangan hanya berharap pada langkah fogging atau pengasapan saja.
“Karena sebenarnya fogging itu tidak dianjurkan, yang paling utama adalah gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar,” demikian.
Baca juga: Ngaku sebagai wanita melalui aplikasi, seorang PNS di Seruyan ditipu Rp35 juta
"Dengan rincian Januari 47 kasus, Februari 34 kasus dan pada Maret hingga tanggal 20 ada 5 kasus. Dari total 86 orang yang terserang kasus DBD, Kecamatan Seruyan Hilir menjadi wilayah yang paling mendominasi dalam penyebaran kasus tersebut,” kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Seruyan Hamzah Fansuri di Kuala Pembuang, Jumat.
Dia menjelaskan, memang kasus ini tersebar di beberapa kecamatan, tapi yang paling mendominasi adalah Kecamatan Seruyan Hilir. Dari total 86 kasus tersebut, hanya ada 10 kasus yang terjadi di luar kecamatan tersebut.
Hingga saat ini tidak ditemukan warga yang sakit parah atau bahkan sampai meninggal dunia akibat DBD. Namun pihaknya terus berupaya mencegah meningkatnya kasus tersebut.
“Alhamdulillah tidak ada yang meninggal, dan sejauh ini mereka yang terjangkit dirawat di rumah sakit dan puskesmas sampai dinyatakan sembuh,” terangnya.
Baca juga: Ketua DPRD sebut Seruyan harus punya kawasan strategis
Dia menyampaikan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai imbauan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini pihaknya lakukan di tengah kondisi masih merebaknya kasus DBD dan perlu dilakukan langkah-langkah strategis guna penanggulangan penyakit tersebut.
“Kita sudah mengeluarkan surat imbauan yang diedarkan ke seluruh kepala unit pelaksana teknis daerah pusat kesehatan masyarakat seluruh Kabupaten Seruyan, Camat Seruyan Hilir dan Camat Seruyan Hilir Timur,” jelasnya.
Dia menambahkan, Surat tersebut dikeluarkan untuk memberikan imbauan kepada pihak-pihak terkait agar tetap waspada terhadap penyebaran DBD dan melakukan langkah-langkah antisipasi.
Karena menurutnya, upaya pencegahan perlu dilakukan secara bersama-sama dan peran serta masyarakat sanggatlah dibutuhkan. Masyarakat jangan hanya berharap pada langkah fogging atau pengasapan saja.
“Karena sebenarnya fogging itu tidak dianjurkan, yang paling utama adalah gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar,” demikian.
Baca juga: Ngaku sebagai wanita melalui aplikasi, seorang PNS di Seruyan ditipu Rp35 juta