Sampit (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran berharap harga minyak goreng di provinsi ini lebih murah dibanding di Pulau Jawa sehingga dapat membantu meringankan beban masyarakat.
"Semestinya kalau di daerah bukan penghasil sawit seperti di Pulau Jawa, misalnya Rp14.000 untuk kualitas yang nomor duanya, paling tidak di Kalteng ini harganya cuma Rp12.500 per liter. Mereka kan mencari makan di Kalteng. Bantulah masyarakat," ujar Sugianto di Sampit, Sabtu.
Sugianto melaksanakan kunjungan kerja ke Sampit didampingi Wakil Gubernur Edy Pratowo. Mereka memantau harga bahan pangan di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit.
Minyak goreng menjadi salah satu perhatian karena termasuk komoditas yang sangat dibutuhkan. Hasil pantauan di Sampit, harga minyak goreng berkisar Rp14.000 per liter.
Sugianto menyebutkan, Kalimantan Tengah memiliki perkebunan kelapa sawit sangat luas, khususnya di Kotawaringin Timur. Provinsi ini juga menjadi daerah penghasil minyak goreng.
Berdasarkan fakta itu, kata dia, sangat logis jika pemerintah daerah dan masyarakat berharap harga minyak goreng di daerah ini lebih murah dibanding daerah lain.
Baca juga: Sudah 5.160 pemudik berangkat dari Pelabuhan Sampit tanpa hambatan
Dia berharap ini menjadi perhatian perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng di daerah ini. Masyarakat akan sangat terbantu jika harga minyak goreng yang diproduksi di daerah ini bisa lebih terjangkau dan lebih murah.
"Kita kan penghasil minyak goreng. Mudah-mudahan produsen minyak goreng di Kalimantan Tengah seperti Wilmar Group, CBI, Sinarmas, Sukajadi bisa memperhatikan agar harga minyak goreng di Kalteng itu lebih murah," harap Sugianto.
Sementara itu Junai, salah seorang pedagang di Sampit mengatakan, harga bahan pangan sangat tergantung dengan pasokan dan stok. Jika pasokan lancar dan stok aman, maka harga akan stabil.
"Kalau naik sedikit itu wajar karena permintaan meningkat. Kami pedagang ini hanya menyesuaikan harga agar bisa tetap mendapatkan untung walaupun tidak banyak," ujarnya.
Terkait harga minyak goreng, menurutnya juga tergantung harga awal dari distributor. Namun dia mengamini harapan agar harga minyak goreng di Kalimantan Tengah seharusnya lebih murah dibandingkan di daerah lain karena daerah ini merupakan penghasilan minyak goreng tersebut.
Baca juga: Sekolah di Sampit ini mengadu ke bupati kekurangan ruangan
Baca juga: Pemprov Kalteng distribusikan 10.000 paket bahan pokok di Kotim
Baca juga: Penjualan emas di Sampit jelang Lebaran meningkat tajam
"Semestinya kalau di daerah bukan penghasil sawit seperti di Pulau Jawa, misalnya Rp14.000 untuk kualitas yang nomor duanya, paling tidak di Kalteng ini harganya cuma Rp12.500 per liter. Mereka kan mencari makan di Kalteng. Bantulah masyarakat," ujar Sugianto di Sampit, Sabtu.
Sugianto melaksanakan kunjungan kerja ke Sampit didampingi Wakil Gubernur Edy Pratowo. Mereka memantau harga bahan pangan di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit.
Minyak goreng menjadi salah satu perhatian karena termasuk komoditas yang sangat dibutuhkan. Hasil pantauan di Sampit, harga minyak goreng berkisar Rp14.000 per liter.
Sugianto menyebutkan, Kalimantan Tengah memiliki perkebunan kelapa sawit sangat luas, khususnya di Kotawaringin Timur. Provinsi ini juga menjadi daerah penghasil minyak goreng.
Berdasarkan fakta itu, kata dia, sangat logis jika pemerintah daerah dan masyarakat berharap harga minyak goreng di daerah ini lebih murah dibanding daerah lain.
Baca juga: Sudah 5.160 pemudik berangkat dari Pelabuhan Sampit tanpa hambatan
Dia berharap ini menjadi perhatian perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng di daerah ini. Masyarakat akan sangat terbantu jika harga minyak goreng yang diproduksi di daerah ini bisa lebih terjangkau dan lebih murah.
"Kita kan penghasil minyak goreng. Mudah-mudahan produsen minyak goreng di Kalimantan Tengah seperti Wilmar Group, CBI, Sinarmas, Sukajadi bisa memperhatikan agar harga minyak goreng di Kalteng itu lebih murah," harap Sugianto.
Sementara itu Junai, salah seorang pedagang di Sampit mengatakan, harga bahan pangan sangat tergantung dengan pasokan dan stok. Jika pasokan lancar dan stok aman, maka harga akan stabil.
"Kalau naik sedikit itu wajar karena permintaan meningkat. Kami pedagang ini hanya menyesuaikan harga agar bisa tetap mendapatkan untung walaupun tidak banyak," ujarnya.
Terkait harga minyak goreng, menurutnya juga tergantung harga awal dari distributor. Namun dia mengamini harapan agar harga minyak goreng di Kalimantan Tengah seharusnya lebih murah dibandingkan di daerah lain karena daerah ini merupakan penghasilan minyak goreng tersebut.
Baca juga: Sekolah di Sampit ini mengadu ke bupati kekurangan ruangan
Baca juga: Pemprov Kalteng distribusikan 10.000 paket bahan pokok di Kotim
Baca juga: Penjualan emas di Sampit jelang Lebaran meningkat tajam