Puruk Cahu (ANTARA) - Perhatian Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah terhadap masalah penurunan stunting menjadi salah satu prioritas karena sudah dianggap ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Saya tekankan kepada seluruh kepala OPD, camat, kepala desa dan pihak-pihak yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting untuk dapat melakukan rencana aksi yang telah ditetapkan sesuai peran tugas dan fungsi masing-masing dengan melakukan sinergitas dan kolaborasi, sehingga diharapkan terjadi penurunan angka stunting yang signifikan," ujar Wakil Bupati Murung Raya, Rejikinoor di Puruk Cahu, Selasa.
Hal itu disampaikannya saat membuka acara audit kasus stunting semester I tahun 2023 Kabupaten Murung Raya di aula setda gedung B di Puruk Cahu, Selasa.
Turut hadir Sekda Murung Raya, Hermon, Plt DP3ADaldukKB Mura Lynda keistiane, Asisten Sekda dan para kepala perangkat daerah. Kegiatan juga dalam rangka mendukung kegiatan prioritas pada rencana aksi Nasional percepatan penurunan stunting dan setiap kegiatan dapat terlaksana serta target prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.
Menurut Kinoi sapaan akrab Wabup, stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak, pemerintah, swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat dan yang paling berperan adalah dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai individu atau pribadi.
Baca juga: Delapan petahana tidak terpilih saat pilkades serentak di Murung Raya
Pelaksana Tugas DP3ADaldukKB Mura Lynda Kristiane Perdie mengatakan, audit kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
"Audit kasus stunting sendiri adalah kegiatan mengidentifikasi resiko dan penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran yaitu Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Pasca Persalinan, Baduta dan Baduta, yang berbasis surveilans rutin yaitu E-PPGBM atau sumber data lainnya," sebut Lynda.
Baca juga: Pastikan berlangsung lancar, Bupati Mura pantau pelaksanaan Pilkades serentak
Baca juga: Diduga korsleting listrik, bangunan SMP di Desa Panuut habis terbakar
Baca juga: Pemkab Murung Raya persiapkan Pilkades 9 Juni 2023
"Saya tekankan kepada seluruh kepala OPD, camat, kepala desa dan pihak-pihak yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting untuk dapat melakukan rencana aksi yang telah ditetapkan sesuai peran tugas dan fungsi masing-masing dengan melakukan sinergitas dan kolaborasi, sehingga diharapkan terjadi penurunan angka stunting yang signifikan," ujar Wakil Bupati Murung Raya, Rejikinoor di Puruk Cahu, Selasa.
Hal itu disampaikannya saat membuka acara audit kasus stunting semester I tahun 2023 Kabupaten Murung Raya di aula setda gedung B di Puruk Cahu, Selasa.
Turut hadir Sekda Murung Raya, Hermon, Plt DP3ADaldukKB Mura Lynda keistiane, Asisten Sekda dan para kepala perangkat daerah. Kegiatan juga dalam rangka mendukung kegiatan prioritas pada rencana aksi Nasional percepatan penurunan stunting dan setiap kegiatan dapat terlaksana serta target prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.
Menurut Kinoi sapaan akrab Wabup, stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak, pemerintah, swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat dan yang paling berperan adalah dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai individu atau pribadi.
Baca juga: Delapan petahana tidak terpilih saat pilkades serentak di Murung Raya
Pelaksana Tugas DP3ADaldukKB Mura Lynda Kristiane Perdie mengatakan, audit kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
"Audit kasus stunting sendiri adalah kegiatan mengidentifikasi resiko dan penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran yaitu Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Pasca Persalinan, Baduta dan Baduta, yang berbasis surveilans rutin yaitu E-PPGBM atau sumber data lainnya," sebut Lynda.
Baca juga: Pastikan berlangsung lancar, Bupati Mura pantau pelaksanaan Pilkades serentak
Baca juga: Diduga korsleting listrik, bangunan SMP di Desa Panuut habis terbakar
Baca juga: Pemkab Murung Raya persiapkan Pilkades 9 Juni 2023