Kasongan (ANTARA) - Jumlah produksi tanaman padi melalui cara Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim program Strategic Irrigation Modernization and urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meningkat.
"Berdasarkan perhitungan terjadi peningkatan produktivitas yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang rata-rata di kisaran 2,9 sampai 3,6 ton per hektare menjadi 3,98 ton per hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Katingan, Mozard D Staing, kemarin.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait pelaksanaan Panen Perdana dan Syukuran Panen dalam rangka Hari Lapangan Petani atau "Farmer Field Day" (FFD) di lahan demplot pertanian cerdas iklim Scaling UP berlokasi di Rey 8, di lahan Kelompok Tani Pamardi Putri seluas 50 Hektare.
Dia mengatakan, khusus di lokasi panen perdana, setiap ubinan lahan diperoleh hasil produktivitas produksi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 6,368 ton per hektare, produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 5,461 ton per hektare dan produksi beras sebanyak 3,601 ton per hektare.
Dia menjelaskan, program pertanian cerdas iklim dalam kegiatan SIMURP sangat penting dilaksanakan. Terutama dalam mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan global saat ini.
"Hal ini karena CSA merupakan suatu pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan guna mendukung pertanian berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Waket DPRD Kalteng: Kemajuan pembangunan di Katingan mulai terlihat
Selain itu, Program CSA SIMURP juga bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP), meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan partisipasi petani dalam penerapan inovasi dan teknologi CSA berupa adopsi atau replikasi.
Kemudian juga untuk meningkatkan, kapasitas petani dan penyuluh pertanian dalam budidaya yang tahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan mengurangi efek gas rumah kaca.
Mozard mengatakan, program CSA SIMURP salah satunya dilaksanakan di Kecamatan Katingan Kuala dengan kegiatan Demplot CSA Poktan Inti dilaksanakan di 24 Poktan. Penerima program tersebar di Desa Jaya Makmur, Subur Indah, Makmur Utama dan Bumi Subur.
"Semenata demplot CSA tambahan atau "Scalling Up" seluas 100 hektare dilaksanakan dua Poktan di Desa Subur Indah. Kemudian, demplot CSA mendukung Genta Organik seluas 1 hektare dilaksanakan di Desa Subur Indah," katanya.
Dia mengatakan, penerapan teknologi CSA yang dilaksanakan di Kecamatan Katingan Kuala adalah pengolahan lahan dengan mekanisasi berupa traktor tangan, pengaturan jarak tanam atau jajar legowo dan penggunaan benih bermutu.
Kemudian, pemupukan berimbang, penggunaan pestisida nabati, penggunaan pupuk organik cair, pengukuran emisi gas rumah kaca, pengaturan air sistem penggerak roda, dan mekanisasi panen dengan Combine Harvester.
"Kegiatan SIMURP di Kecamatan Katingan Kuala diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, peningkatan adopsi teknologi dan penerapan teknologi yang efisien dan efektif, serta peningkatan produksi dan produktivitas padi sehingga mampu mengatasi krisis pangan dan perubahan iklim global," katanya.
Baca juga: 37 desa di Katingan siap selenggarakan pilkades serentak
Baca juga: Peringati 1 Muharam, PHBI Katingan gelar sunatan massal gratis
Baca juga: Truk gagal nanjak di Jembatan Sei Katingan, sejumlah mobil rusak parah
"Berdasarkan perhitungan terjadi peningkatan produktivitas yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang rata-rata di kisaran 2,9 sampai 3,6 ton per hektare menjadi 3,98 ton per hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Katingan, Mozard D Staing, kemarin.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait pelaksanaan Panen Perdana dan Syukuran Panen dalam rangka Hari Lapangan Petani atau "Farmer Field Day" (FFD) di lahan demplot pertanian cerdas iklim Scaling UP berlokasi di Rey 8, di lahan Kelompok Tani Pamardi Putri seluas 50 Hektare.
Dia mengatakan, khusus di lokasi panen perdana, setiap ubinan lahan diperoleh hasil produktivitas produksi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 6,368 ton per hektare, produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 5,461 ton per hektare dan produksi beras sebanyak 3,601 ton per hektare.
Dia menjelaskan, program pertanian cerdas iklim dalam kegiatan SIMURP sangat penting dilaksanakan. Terutama dalam mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan global saat ini.
"Hal ini karena CSA merupakan suatu pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan guna mendukung pertanian berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Waket DPRD Kalteng: Kemajuan pembangunan di Katingan mulai terlihat
Selain itu, Program CSA SIMURP juga bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP), meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan partisipasi petani dalam penerapan inovasi dan teknologi CSA berupa adopsi atau replikasi.
Kemudian juga untuk meningkatkan, kapasitas petani dan penyuluh pertanian dalam budidaya yang tahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan mengurangi efek gas rumah kaca.
Mozard mengatakan, program CSA SIMURP salah satunya dilaksanakan di Kecamatan Katingan Kuala dengan kegiatan Demplot CSA Poktan Inti dilaksanakan di 24 Poktan. Penerima program tersebar di Desa Jaya Makmur, Subur Indah, Makmur Utama dan Bumi Subur.
"Semenata demplot CSA tambahan atau "Scalling Up" seluas 100 hektare dilaksanakan dua Poktan di Desa Subur Indah. Kemudian, demplot CSA mendukung Genta Organik seluas 1 hektare dilaksanakan di Desa Subur Indah," katanya.
Dia mengatakan, penerapan teknologi CSA yang dilaksanakan di Kecamatan Katingan Kuala adalah pengolahan lahan dengan mekanisasi berupa traktor tangan, pengaturan jarak tanam atau jajar legowo dan penggunaan benih bermutu.
Kemudian, pemupukan berimbang, penggunaan pestisida nabati, penggunaan pupuk organik cair, pengukuran emisi gas rumah kaca, pengaturan air sistem penggerak roda, dan mekanisasi panen dengan Combine Harvester.
"Kegiatan SIMURP di Kecamatan Katingan Kuala diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, peningkatan adopsi teknologi dan penerapan teknologi yang efisien dan efektif, serta peningkatan produksi dan produktivitas padi sehingga mampu mengatasi krisis pangan dan perubahan iklim global," katanya.
Baca juga: 37 desa di Katingan siap selenggarakan pilkades serentak
Baca juga: Peringati 1 Muharam, PHBI Katingan gelar sunatan massal gratis
Baca juga: Truk gagal nanjak di Jembatan Sei Katingan, sejumlah mobil rusak parah