Tamiang Layang (ANTARA) - Seorang pengusaha sukses yang memiliki usaha bisnis di bidang perhotelan, ekspor industri rotan, rumah makan dan usaha lainnya, Huang Sien An (73) membawa rombongan warga Tionghoa untuk melihat adat dan budaya orang Dayak Maanyan di Kabupaten Barito Timur (Bartim).
“Mereka sengaja saya undang untuk melihat adat dan budaya orang Dayak Maanyan,” kata Huang Sien An di Tamiang Layang belum lama ini.
Menurutnya, sedikitnya ada 70 warga Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia seperti Banjarmasin dan Surabaya, sedangkan yang terjauh adalah Penang, Malaysia.
Mereka sengaja diundang untuk hadiri acara memperingati hari pernikahan atau Anniversary yang ke-50 tahun Pernikahan Huang Sien An dan istrinya bernama Siau Yu.
Peringatan Anniversary yang ke-50 tahun itu dilaksanakan di Desa Dayu, Kecamatan Karusen Janang Kabupaten Bartim, Sabtu dan Minggu yang disematkan pada acara pernikahan keponakannya Katerino S.Pt dan Rentiani Kasniati S.Th, dengan harapan kedua mempelai langgeng, ruhui rahayu dan mendapatkan berkat melimpah.
“Saya ini juga asli putra daerah Barito Timur, bapak saya orang Tionghoa dan Ibu saya orang asli Dayak Maanyan. Jadi saya sengaja mengundang atau mengajak mereka ke Bartim untuk melihat tanah kelahiran saya yang hingga saat ini masih kental adat dan budayanya,” kata Sien An.
Dalam penikahan secara adat yang dilaksanakan, warga Tionghoa dikenalkan Tajak Turus yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan acara perkawinan secara adat.
Tajak Turus sendiri merupakan acara kumpul-kumpul semua kerabat kedua belah pihak dari mempelai baik laki-laki maupun perempuan. Pada acara itu para undangan memberikan bantuan baik berupa uang secara sukarela, nasihat dalam berumah tangga dengan harapan bahagia dan kekal, suami dan istri saling menyayangi.
Selain itu, adat yang dilaksanakan yakni Gunung Perak adalah salah satu tarian dalam acara perkawinan Dayak Maanyan untuk memenuhi hukam adat, tarian ini termasuk dalam acara Ngantara Wurung Jue.
“Masih banyak lagi adat dan budaya Dayak Maanyan. Ini adalah harta yang paling berharga bagi Bartim untuk bisa di eksplore kepada wisatawan dan sangat diharapkan bisa berkembang,” katanya.
Huang Sien An pun merasakan suka cita yang mengalir dan senyum kebahagian pun terlihat ketika wajah-wajah warga Tionghoa yang hadir membaur dan ikut berbahagia dan bergembira dengan warga Dayak Manyan.
“Mereka sengaja saya undang untuk melihat adat dan budaya orang Dayak Maanyan,” kata Huang Sien An di Tamiang Layang belum lama ini.
Menurutnya, sedikitnya ada 70 warga Tionghoa dari berbagai daerah di Indonesia seperti Banjarmasin dan Surabaya, sedangkan yang terjauh adalah Penang, Malaysia.
Mereka sengaja diundang untuk hadiri acara memperingati hari pernikahan atau Anniversary yang ke-50 tahun Pernikahan Huang Sien An dan istrinya bernama Siau Yu.
Peringatan Anniversary yang ke-50 tahun itu dilaksanakan di Desa Dayu, Kecamatan Karusen Janang Kabupaten Bartim, Sabtu dan Minggu yang disematkan pada acara pernikahan keponakannya Katerino S.Pt dan Rentiani Kasniati S.Th, dengan harapan kedua mempelai langgeng, ruhui rahayu dan mendapatkan berkat melimpah.
“Saya ini juga asli putra daerah Barito Timur, bapak saya orang Tionghoa dan Ibu saya orang asli Dayak Maanyan. Jadi saya sengaja mengundang atau mengajak mereka ke Bartim untuk melihat tanah kelahiran saya yang hingga saat ini masih kental adat dan budayanya,” kata Sien An.
Dalam penikahan secara adat yang dilaksanakan, warga Tionghoa dikenalkan Tajak Turus yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan acara perkawinan secara adat.
Tajak Turus sendiri merupakan acara kumpul-kumpul semua kerabat kedua belah pihak dari mempelai baik laki-laki maupun perempuan. Pada acara itu para undangan memberikan bantuan baik berupa uang secara sukarela, nasihat dalam berumah tangga dengan harapan bahagia dan kekal, suami dan istri saling menyayangi.
Selain itu, adat yang dilaksanakan yakni Gunung Perak adalah salah satu tarian dalam acara perkawinan Dayak Maanyan untuk memenuhi hukam adat, tarian ini termasuk dalam acara Ngantara Wurung Jue.
“Masih banyak lagi adat dan budaya Dayak Maanyan. Ini adalah harta yang paling berharga bagi Bartim untuk bisa di eksplore kepada wisatawan dan sangat diharapkan bisa berkembang,” katanya.
Huang Sien An pun merasakan suka cita yang mengalir dan senyum kebahagian pun terlihat ketika wajah-wajah warga Tionghoa yang hadir membaur dan ikut berbahagia dan bergembira dengan warga Dayak Manyan.