Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tetap menggelar pasar murah secara rutin sebagai upaya pengendalian meski angka inflasi saat ini relatif stabil.
"Alhamdulillah inflasi di Sampit dalam kondisi batas normal. Kegiatan pasar murah ini cuma dalam rangka agar tidak terjadi gejolak harga," kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, Subianta di Sampit, Selasa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2023, inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,52. Dari 90 kota IHK, 77 kota mengalami inflasi, sedangkan 13 kota mengalami deflasi.
Hari ini Dinas Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur kembali melaksanakan pasar murah untuk masyarakat Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Kali ini yang dijual dalam pasar murah ini hanya ada satu jenis komoditas yaitu beras sebanyak tiga ton. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan anggaran yang tersedia saat ini.
Biasanya komoditas yang dijual di pasar murah minimal ada dua jenis yaitu beras dan minyak goreng. Namun kali ini anggaran yang tersedia saat ini hanya cukup untuk pengadaan pasar murah beras.
Baca juga: Wabup Kotim: Perayaan kemerdekaan semakin mempersatukan masyarakat
Beras dijual Rp50.000 per sak berat lima kilogram. Harga ini lebih murah disampaikan harga beras di pasaran yang masih berkisar Rp13.000 sampai Rp14.000 per kilogram.
Seyogyanya, kata Subianta, pasar murah menjual komoditas yang relatif lengkap seperti telur, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan dan lainnya.
"Kami keterbatasan anggaran. Harapan kami karena sifatnya rutinitas dalam menjaga inflasi, maka diharapkan bisa ditingkatkan anggarannya sehingga kita bisa memberikan komoditas yang lebih banyak lagi," timpal Subianta.
Dia menambahkan, pihaknya masih menunggu perkembangan terkait anggaran. Jika keuangan daerah memungkinkan maka pasar murah akan ditingkatkan dengan lebih banyak komoditas yang dijual.
"Kegiatan ini untuk menstabilkan atau untuk menjaga inflasi itu sendiri, agar tidak ada gejolak. Kita mengadakan intervensi dengan melakukan pasar modal. Dua minggu sekali," demikian Subianta.
Sementara itu, pasar murah tersebut di antusias masyarakat. Harga beras yang dijual jauh lebih murah sehingga cukup membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Baca juga: Masyarakat Kotim diminta waspadai berbagai penyakit imbas kemarau
Baca juga: Wartawan muda antusias ikuti pelatihan jurnalistik HUT PWI Kotim
Baca juga: BGA Group kembali berangkatkan umrah 17 pemanen sawit terbaik
"Alhamdulillah inflasi di Sampit dalam kondisi batas normal. Kegiatan pasar murah ini cuma dalam rangka agar tidak terjadi gejolak harga," kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, Subianta di Sampit, Selasa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2023, inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,52. Dari 90 kota IHK, 77 kota mengalami inflasi, sedangkan 13 kota mengalami deflasi.
Hari ini Dinas Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur kembali melaksanakan pasar murah untuk masyarakat Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Kali ini yang dijual dalam pasar murah ini hanya ada satu jenis komoditas yaitu beras sebanyak tiga ton. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan anggaran yang tersedia saat ini.
Biasanya komoditas yang dijual di pasar murah minimal ada dua jenis yaitu beras dan minyak goreng. Namun kali ini anggaran yang tersedia saat ini hanya cukup untuk pengadaan pasar murah beras.
Baca juga: Wabup Kotim: Perayaan kemerdekaan semakin mempersatukan masyarakat
Beras dijual Rp50.000 per sak berat lima kilogram. Harga ini lebih murah disampaikan harga beras di pasaran yang masih berkisar Rp13.000 sampai Rp14.000 per kilogram.
Seyogyanya, kata Subianta, pasar murah menjual komoditas yang relatif lengkap seperti telur, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan dan lainnya.
"Kami keterbatasan anggaran. Harapan kami karena sifatnya rutinitas dalam menjaga inflasi, maka diharapkan bisa ditingkatkan anggarannya sehingga kita bisa memberikan komoditas yang lebih banyak lagi," timpal Subianta.
Dia menambahkan, pihaknya masih menunggu perkembangan terkait anggaran. Jika keuangan daerah memungkinkan maka pasar murah akan ditingkatkan dengan lebih banyak komoditas yang dijual.
"Kegiatan ini untuk menstabilkan atau untuk menjaga inflasi itu sendiri, agar tidak ada gejolak. Kita mengadakan intervensi dengan melakukan pasar modal. Dua minggu sekali," demikian Subianta.
Sementara itu, pasar murah tersebut di antusias masyarakat. Harga beras yang dijual jauh lebih murah sehingga cukup membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Baca juga: Masyarakat Kotim diminta waspadai berbagai penyakit imbas kemarau
Baca juga: Wartawan muda antusias ikuti pelatihan jurnalistik HUT PWI Kotim
Baca juga: BGA Group kembali berangkatkan umrah 17 pemanen sawit terbaik