Palangka Raya (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meminta warga di daerah setempat mewaspadai potensi penurunan kualitas udara dampak musim kemarau dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Fenomena munculnya asap dampak karhutla akan menurunkan kualitas udara menjadi tidak sehat. Kondisi ini yang harus selalu dipantau masyarakat saat akan beraktivitas di luar rumah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo di Palangka Raya, Selasa.

Andjar mengatakan, penurunan kualitas udara yang parah akan berdampak langsung pada kesehatan manusia, terlebih pada mereka yang masuk kategori rentan dan penderita penyakit degeneratif.

"Mereka yang masuk kategori rentan ini seperti bayi, anak di bawah lima tahun (balita) dan orang lanjut usia. Sementara penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu," katanya.

Dia mengatakan, saat ini Pemkot Palangka Raya belum mengeluarkan edaran agar masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas.

Meski demikian, jika dilihat dari banyaknya kasus karhutla yang terus meningkat, Andjar meminta masyarakat mulai waspada terhadap dampak kesehatan bisa yang ditimbulkannya.

"Upaya deteksi dini dan antisipasi, masyarakat dapat mengetahui index kualitas udara dengan mengakses aplikasi ISPUnet yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.

Baca juga: Wali kota ajak pejabat tingkatkan kepekaan terhadap dinamika sosial

Pada aplikasi ini kita dapat memantau indeks kualitas udara dari kategori baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, hingga berbahaya.

“Untuk saat ini, warga yang hendak melakukan aktivitas di luar agar memantau kualitas udara pada aplikasi tersebut. Jika terpantau udaranya tidak sehat maka diusahakan untuk menggunakan masker,” katanya.

Sementara itu, berdasar pantauan langsung dari Aplikasi ISPUnet, pada 29 Agustus 2023 pukul 17.00 WIB, kualitas udara di wilayah Kota Palangka Raya masuk kategori sedang.

Tercatat nilai PM2,5 berada pada 55 yang artinya kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
 

Pewarta : Rendhik Andika
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024