Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), terus berupaya meningkatkan kemampuan para jurnalis di kota setempat tentang kemampuan antisipasi dan mitigasi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota (pemkot) meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana karhutla," kata Kepala BPBD Palangka Raya, Emi Abriyani di Palangka Raya, Sabtu.
Dia mengatakan pelatihan itu juga merupakan pembentukan dan penyadaran serta peningkatan kemampuan manajemen dalam menghadapi ancaman bencana, sehingga para jurnalis juga semakin mampu terlibat dalam upaya mengurangi risiko ancaman karhutla.
"Untuk itu melalui kegiatan seperti ini kami juga ingin meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan para jurnalis, dalam upaya antisipasi, penanganan, dan penanggulangan bencana, serta dalam penyebaran informasi kebencanaan," kata Emi.
Emi menjelaskan berdasarkan sumbernya bencana dibagi menjadi tiga kategori yakni bencana alam, non-alam, dan sosial.
Baca juga: BMKG imbau nelayan perairan selatan Kalteng waspada gelombang tinggi
Ia mengajak masyarakat setempat meningkatkan kesadaran yang tinggi terhadap bahaya dan dampak dari karhutla. Dia juga meminta masyarakat aktif melakukan pengawasan minimal memastikan di lingkungan tempat tinggal, lahan yang dimiliki bebas dari kebakaran.
Menurut dia, masyarakat lebih menguasai kondisi lapangan, sehingga dengan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan kejadian karhutla sekecil apapun bisa dengan cepat diatasi.
Turut menjadi pemateri pada kegiatan yang diikuti puluhan jurnalis di Palangka Raya antara lain pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, dan Polresta Palangka Raya.
Seorang peserta Agus mengatakan kemampuan jurnalis terlibat dalam mitigasi bencana sangat penting dalam meminimalkan risiko ancaman bencana.
"Jurnalis yang terjun langsung di lapangan untuk mengabarkan perkembangan informasi, juga penting dibekali kemampuan mencegah dan mitigasi bencana," katanya.
Apalagi, lanjut dia, wilayah Ibu Kota Kalteng selalu dibayangi ancaman karhutla saat kemarau, seperti yang tengah terjadi wilayah Kota Palangka Raya saat ini.
Baca juga: Beri kuliah umum di UPR, Ketua KPK ajak mahasiswa jadi agen antikorupsi
Baca juga: Wali kota berharap peresmian gedung baru DPRD tingkatkan semangat kolaborasi
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-UMPR kerja sama riset pengawasan pengelolaan limbah
"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota (pemkot) meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana karhutla," kata Kepala BPBD Palangka Raya, Emi Abriyani di Palangka Raya, Sabtu.
Dia mengatakan pelatihan itu juga merupakan pembentukan dan penyadaran serta peningkatan kemampuan manajemen dalam menghadapi ancaman bencana, sehingga para jurnalis juga semakin mampu terlibat dalam upaya mengurangi risiko ancaman karhutla.
"Untuk itu melalui kegiatan seperti ini kami juga ingin meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan para jurnalis, dalam upaya antisipasi, penanganan, dan penanggulangan bencana, serta dalam penyebaran informasi kebencanaan," kata Emi.
Emi menjelaskan berdasarkan sumbernya bencana dibagi menjadi tiga kategori yakni bencana alam, non-alam, dan sosial.
Baca juga: BMKG imbau nelayan perairan selatan Kalteng waspada gelombang tinggi
Ia mengajak masyarakat setempat meningkatkan kesadaran yang tinggi terhadap bahaya dan dampak dari karhutla. Dia juga meminta masyarakat aktif melakukan pengawasan minimal memastikan di lingkungan tempat tinggal, lahan yang dimiliki bebas dari kebakaran.
Menurut dia, masyarakat lebih menguasai kondisi lapangan, sehingga dengan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan kejadian karhutla sekecil apapun bisa dengan cepat diatasi.
Turut menjadi pemateri pada kegiatan yang diikuti puluhan jurnalis di Palangka Raya antara lain pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, dan Polresta Palangka Raya.
Seorang peserta Agus mengatakan kemampuan jurnalis terlibat dalam mitigasi bencana sangat penting dalam meminimalkan risiko ancaman bencana.
"Jurnalis yang terjun langsung di lapangan untuk mengabarkan perkembangan informasi, juga penting dibekali kemampuan mencegah dan mitigasi bencana," katanya.
Apalagi, lanjut dia, wilayah Ibu Kota Kalteng selalu dibayangi ancaman karhutla saat kemarau, seperti yang tengah terjadi wilayah Kota Palangka Raya saat ini.
Baca juga: Wali kota berharap peresmian gedung baru DPRD tingkatkan semangat kolaborasi
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-UMPR kerja sama riset pengawasan pengelolaan limbah