Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan beban berat yang dipikul Pulau Jawa telah memunculkan persoalan-persoalan yang sulit diselesaikan.
"Bebannya sudah sangat berat sekali sehingga yang terjadi persoalan-persoalan yang bermunculan dan sangat sulit diselesaikan," kata Joko Widodo di Kalimantan Timur, Kamis.
Demikian disampaikan Presiden Widodo dalam sambutannya pada acara ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis, sebagaimana disaksikan melalui video tayangan langsung dari Jakarta.
Dia pada kesempatan itu menjelaskan kembali alasan pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Baca juga: Presiden Jokowi berikan Al Quran raksasa untuk Masjid Zayed
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki 17 ribu pulau, salah satunya adalah Pulau Jawa yang dihuni 56 persen dari total penduduk yang mencapai 273 juta jiwa.
"(Dari) 273 juta penduduk Indonesia, 56 persen itu berada di Pulau Jawa artinya kurang lebih 149 juta ada di Jawa. Dan sisanya sangat sedikit," kata dia.
Kemudian, lanjut Jokowi, produk domestik bruto juga mayoritas ada di Pulau Jawa yakni 58 persen, sehingga perputaran ekonomi yang sangat besar ada di Jawa.
Akibatnya Pulau Jawa menjadi magnet seluruh penduduk Indonesia.
"Semuanya, semuanya, utamanya ke Jakarta. Oleh sebab itu beban yang terlalu berat ini harus dikurangi, dari yang dulu kita Jawa sentris, kita tarik jadi Indonesia sentris," jelasnya.
Sehingga, kata dia, terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan jumlah penduduk yang ada di Indonesia.
Baca juga: Jokowi pakai kendaraan terbaru produksi Pindad disopiri Prabowo
"Bayangkan kalau diterus-teruskan Jakarta sekarang ini, jangan dihitung Jakarta yang memiliki kurang lebih 10 juta penduduk, tapi Jabodetabek sudah berapa juta. Mungkin sekarang ini hampir 30 juta," tegasnya.
Artinya, kata Presiden, beban sudah sangat berat, dan menimbulkan persoalan kompleks, baik urusan yang berkaitan dengan kemacetan, banjir, dan saat ini ditambah lagi urusan yang berkaitan dengan polusi udara.
"Inilah beban yang ditanggung oleh Jakarta dan secara umum oleh Pulau Jawa. Oleh sebab itu setelah melalui studi yang bolak-balik, yang bolak-balik, kemudian kita putuskan untuk memindahkan ibu kota ini dari Jakarta ke Nusantara ke Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Perpanjangan masa jabatan Panglima TNI masih dalam proses
Baca juga: Jokowi tinjau proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Baca juga: Jokowi : Tidak ada pencekikan dalam rapat terbatas
"Bebannya sudah sangat berat sekali sehingga yang terjadi persoalan-persoalan yang bermunculan dan sangat sulit diselesaikan," kata Joko Widodo di Kalimantan Timur, Kamis.
Demikian disampaikan Presiden Widodo dalam sambutannya pada acara ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis, sebagaimana disaksikan melalui video tayangan langsung dari Jakarta.
Dia pada kesempatan itu menjelaskan kembali alasan pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Baca juga: Presiden Jokowi berikan Al Quran raksasa untuk Masjid Zayed
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki 17 ribu pulau, salah satunya adalah Pulau Jawa yang dihuni 56 persen dari total penduduk yang mencapai 273 juta jiwa.
"(Dari) 273 juta penduduk Indonesia, 56 persen itu berada di Pulau Jawa artinya kurang lebih 149 juta ada di Jawa. Dan sisanya sangat sedikit," kata dia.
Kemudian, lanjut Jokowi, produk domestik bruto juga mayoritas ada di Pulau Jawa yakni 58 persen, sehingga perputaran ekonomi yang sangat besar ada di Jawa.
Akibatnya Pulau Jawa menjadi magnet seluruh penduduk Indonesia.
"Semuanya, semuanya, utamanya ke Jakarta. Oleh sebab itu beban yang terlalu berat ini harus dikurangi, dari yang dulu kita Jawa sentris, kita tarik jadi Indonesia sentris," jelasnya.
Sehingga, kata dia, terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan jumlah penduduk yang ada di Indonesia.
Baca juga: Jokowi pakai kendaraan terbaru produksi Pindad disopiri Prabowo
"Bayangkan kalau diterus-teruskan Jakarta sekarang ini, jangan dihitung Jakarta yang memiliki kurang lebih 10 juta penduduk, tapi Jabodetabek sudah berapa juta. Mungkin sekarang ini hampir 30 juta," tegasnya.
Artinya, kata Presiden, beban sudah sangat berat, dan menimbulkan persoalan kompleks, baik urusan yang berkaitan dengan kemacetan, banjir, dan saat ini ditambah lagi urusan yang berkaitan dengan polusi udara.
"Inilah beban yang ditanggung oleh Jakarta dan secara umum oleh Pulau Jawa. Oleh sebab itu setelah melalui studi yang bolak-balik, yang bolak-balik, kemudian kita putuskan untuk memindahkan ibu kota ini dari Jakarta ke Nusantara ke Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Perpanjangan masa jabatan Panglima TNI masih dalam proses
Baca juga: Jokowi tinjau proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Baca juga: Jokowi : Tidak ada pencekikan dalam rapat terbatas