Palangka Raya (ANTARA) - Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah memastikan beras yang didistribusikan maupun dipasarkan pihaknya benar-benar aman dan layak dikonsumsi untuk masyarakat.
"Beras yang kami salurkan untuk bantuan pangan, operasi pasar, didistribusikan ke pasar dan lainnya, sumbernya sama serta tidak pernah ada masalah," tegas Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah Budi Cahyanto di Palangka Raya, Kamis.
Hal itu Budi sampaikan kepada awak media di Kantor Kelurahan Langkai Kota Palangka Raya. Turut hadir Lurah Langkai, Satgas Pangan Kota, TNI, Polri, serta lainnya.
"Beras yang kami salurkan tidak mengandung racun, beras asli, bahkan sebagian dari produksi daerah Kalimantan Tengah. Jadi masyarakat kami harap tetap tenang dan tak perlu khawatir," tegasnya.
Diketahui dalam beberapa waktu terakhir beredar video yang dibuat oleh warga di Kelurahan Langkai dan menjadi perhatian banyak pihak. Pasalnya dalam video tersebut, menyampaikan tentang beras yang disalurkan Bulog seperti halnya beras SPHP berbahaya dikonsumsi.
Dalam video tersebut, mereka mengatakan beras tersebut palsu dan beracun, sehingga dapat menyebabkan seseorang sakit apabila mengonsumsinya.
Setelah dilakukan penelusuran oleh berbagai pihak terkait, akhirnya kedua warga Langkai yakni Al Azhar dan Norlinawati yang membuat video tersebut dalam kesempatan ini meminta maaf, sebab pernyataan yang mereka sampaikan dalam video ternyata tidak benar.
"Saya minta maaf yang sedalam-dalamnya atas pembuatan video. Saya secara reflek saja, tidak ada niatan untuk membuat. Namun karena terbawa perasaan mungkin ya, dan tetangga saya ini kebetulan ada keluhan (sakit). Ternyata setelah diperhatikan, kami minta maaf, bahwa itu tidak benar, beras tersebut masih banyak yang mengonsumsi. Kami sampaikan beras tersebut bukan palsu, tapi memang bisa digunakan untuk masyarakat," kata Al Azhari.
Terkait permasalahan ini, untuk tindak lanjutnya, Bulog hanya meminta kepada kedua warga tersebut membuat video atau konten klarifikasi. Bulog pun memberikan beras SPHP dan lainnya kepada warga tersebut, sehingga video klarifikasi dibuat setelah mereka memasak dan mengonsumsi beras tersebut.
Sementara itu, perwakilan dari Satgas Pangan Kota Palangka Raya Yusianto menjelaskan, pihaknya sudah berkunjung langsung ke gudang Bulog, melihat fisik beras, termasuk mengukur beratnya.
"Jadi kita pastikan yang diterima masyarakat itu jumlah berat gram cukup, dan sudah dijamin masyarakat aman mengonsumsinya," ucapnya.
Baca juga: Badan Karantina sediakan akses pangan murah bagi warga Palangka Raya
Dia menegaskan, hingga saat ini tidak ada temuan beras yang dimaksudkan dalam video yang ramai beredar tersebut. Satgas Pangan memastikan tidak akan tinggal diam apabila ada ditemukan.
"Jadi kami tidak akan tinggal diam kalau ada, tapi faktanya tidak ada, baik beras yang ada di Bulog maupun beras yang disalurkan distributor lain itu tidak ada," katanya.
Kasubnit Ekonomi Polresta Palangka Raya Aiptu Suprianto menyatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pengawasan pangan termasuk beras, seperti Satgas Pangan, Bulog serta lainnya.
"Terkait video viral, kami sudah melakukan pengecekkan ke lapangan. Hari ini sudah bertemu dengan pembuat video dan ibunya yang selaku mengonsumsi beras. Hasil pertemuan tadi, bahwa itu tidak benar, hanya spontanitas setelah melihat dari video-video yang ada di medsos," terangnya.
Baca juga: Pemprov Kalteng giatkan Gerakan Pangan Murah sebagai upaya stabilisasi harga
Baca juga: MTQ Korpri Kalteng diharapkan terlaksana bergiliran pada setiap kabupaten/kota
Baca juga: Gubernur Kalteng sebut PBS tak jalankan plasma jadi pemicu konflik sosial
"Beras yang kami salurkan untuk bantuan pangan, operasi pasar, didistribusikan ke pasar dan lainnya, sumbernya sama serta tidak pernah ada masalah," tegas Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah Budi Cahyanto di Palangka Raya, Kamis.
Hal itu Budi sampaikan kepada awak media di Kantor Kelurahan Langkai Kota Palangka Raya. Turut hadir Lurah Langkai, Satgas Pangan Kota, TNI, Polri, serta lainnya.
"Beras yang kami salurkan tidak mengandung racun, beras asli, bahkan sebagian dari produksi daerah Kalimantan Tengah. Jadi masyarakat kami harap tetap tenang dan tak perlu khawatir," tegasnya.
Diketahui dalam beberapa waktu terakhir beredar video yang dibuat oleh warga di Kelurahan Langkai dan menjadi perhatian banyak pihak. Pasalnya dalam video tersebut, menyampaikan tentang beras yang disalurkan Bulog seperti halnya beras SPHP berbahaya dikonsumsi.
Dalam video tersebut, mereka mengatakan beras tersebut palsu dan beracun, sehingga dapat menyebabkan seseorang sakit apabila mengonsumsinya.
Setelah dilakukan penelusuran oleh berbagai pihak terkait, akhirnya kedua warga Langkai yakni Al Azhar dan Norlinawati yang membuat video tersebut dalam kesempatan ini meminta maaf, sebab pernyataan yang mereka sampaikan dalam video ternyata tidak benar.
"Saya minta maaf yang sedalam-dalamnya atas pembuatan video. Saya secara reflek saja, tidak ada niatan untuk membuat. Namun karena terbawa perasaan mungkin ya, dan tetangga saya ini kebetulan ada keluhan (sakit). Ternyata setelah diperhatikan, kami minta maaf, bahwa itu tidak benar, beras tersebut masih banyak yang mengonsumsi. Kami sampaikan beras tersebut bukan palsu, tapi memang bisa digunakan untuk masyarakat," kata Al Azhari.
Terkait permasalahan ini, untuk tindak lanjutnya, Bulog hanya meminta kepada kedua warga tersebut membuat video atau konten klarifikasi. Bulog pun memberikan beras SPHP dan lainnya kepada warga tersebut, sehingga video klarifikasi dibuat setelah mereka memasak dan mengonsumsi beras tersebut.
Sementara itu, perwakilan dari Satgas Pangan Kota Palangka Raya Yusianto menjelaskan, pihaknya sudah berkunjung langsung ke gudang Bulog, melihat fisik beras, termasuk mengukur beratnya.
"Jadi kita pastikan yang diterima masyarakat itu jumlah berat gram cukup, dan sudah dijamin masyarakat aman mengonsumsinya," ucapnya.
Baca juga: Badan Karantina sediakan akses pangan murah bagi warga Palangka Raya
Dia menegaskan, hingga saat ini tidak ada temuan beras yang dimaksudkan dalam video yang ramai beredar tersebut. Satgas Pangan memastikan tidak akan tinggal diam apabila ada ditemukan.
"Jadi kami tidak akan tinggal diam kalau ada, tapi faktanya tidak ada, baik beras yang ada di Bulog maupun beras yang disalurkan distributor lain itu tidak ada," katanya.
Kasubnit Ekonomi Polresta Palangka Raya Aiptu Suprianto menyatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pengawasan pangan termasuk beras, seperti Satgas Pangan, Bulog serta lainnya.
"Terkait video viral, kami sudah melakukan pengecekkan ke lapangan. Hari ini sudah bertemu dengan pembuat video dan ibunya yang selaku mengonsumsi beras. Hasil pertemuan tadi, bahwa itu tidak benar, hanya spontanitas setelah melihat dari video-video yang ada di medsos," terangnya.
Baca juga: Pemprov Kalteng giatkan Gerakan Pangan Murah sebagai upaya stabilisasi harga
Baca juga: MTQ Korpri Kalteng diharapkan terlaksana bergiliran pada setiap kabupaten/kota
Baca juga: Gubernur Kalteng sebut PBS tak jalankan plasma jadi pemicu konflik sosial