Sampit (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur mengingatkan masyarakat agar waspada potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim atau pancaroba.
“Sekarang sudah peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Untuk itu waspada dan kehati-hatian terhadap potensi cuaca ekstrem perlu ditingkatkan oleh masyarakat,” kata Prakirawan BMKG Kotim, Nadine Ayasha di Sampit, Jumat.
Ia menyampaikan, secara umum wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur telah memasuki masa peralihan musim sejak pertengahan Oktober lalu hingga pertengahan November mendatang. Dimulai dari wilayah utara, tengah, dan terakhir selatan.
Saat masa peralihan musim ini biasanya potensi terjadinya cuaca ekstrem cukup tinggi. Hujan dengan durasi yang singkat namun intensitasnya cukup tinggi, disertai petir, kilat dan angin kencang.
Selain itu, salah satu ciri umum pada peralihan musim adalah adanya perubahan cuaca yang relatif cepat.
“Umumnya pada pagi-siang cuaca cerah-berawan, kondisi panas cukup terik diikuti dengan pembentukan awan yang signifikan. Lalu, hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari,” terangnya.
Baca juga: DPMD Kotim dorong optimalisasi pengembangan teknologi tepat guna desa
Sehubungan dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diminta untuk waspada dengan dampak yang mungkin ditimbulkan. Potensi bencana itu seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, hingga jalan licin.
Wilayah utara Kotim umumnya rawan terjadi banjir. Sementara saat ini potensi hujan cenderung lebih tinggi di wilayah tersebut.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem, terutama bagi para pengendara untuk lebih berhati-hati.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca seminggu ke depan yang dirilis oleh BMKG Kalimantan Tengah Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut disampaikan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang pada sejumlah wilayah pada rentang waktu tertentu.
Diperkirakan pada 3 hingga 5 November terjadi cuaca buruk meliputi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Sukamara, Seruyan, Gunung Mas, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, dan Kota Palangka Raya.
Kemudian, pada 6 hingga 9 November meliputi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Seruyan bagian utara, Gunung Mas, Katingan bagian utara, Kapuas bagian utara, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya.
Disamping itu, masyarakat di wilayah pesisir maupun yang beraktivitas di laut diimbau untuk waspada dengan potensi gelombang rendah hingga sedang, sekitar 0,5 - 1,5 meter yang kemungkinan bisa bertambah tinggi dengan adanya potensi angin kencang.
Baca juga: Ratusan pembina Pramuka Kotim ikuti Karang Pamitran 2023
Baca juga: KPU Kotim terima 30.394 segel plastik untuk Pemilu 2024
Baca juga: Kecamatan ini raih gelar juara umum kesepuluh MTQ Kotim
“Sekarang sudah peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Untuk itu waspada dan kehati-hatian terhadap potensi cuaca ekstrem perlu ditingkatkan oleh masyarakat,” kata Prakirawan BMKG Kotim, Nadine Ayasha di Sampit, Jumat.
Ia menyampaikan, secara umum wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur telah memasuki masa peralihan musim sejak pertengahan Oktober lalu hingga pertengahan November mendatang. Dimulai dari wilayah utara, tengah, dan terakhir selatan.
Saat masa peralihan musim ini biasanya potensi terjadinya cuaca ekstrem cukup tinggi. Hujan dengan durasi yang singkat namun intensitasnya cukup tinggi, disertai petir, kilat dan angin kencang.
Selain itu, salah satu ciri umum pada peralihan musim adalah adanya perubahan cuaca yang relatif cepat.
“Umumnya pada pagi-siang cuaca cerah-berawan, kondisi panas cukup terik diikuti dengan pembentukan awan yang signifikan. Lalu, hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari,” terangnya.
Baca juga: DPMD Kotim dorong optimalisasi pengembangan teknologi tepat guna desa
Sehubungan dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diminta untuk waspada dengan dampak yang mungkin ditimbulkan. Potensi bencana itu seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, hingga jalan licin.
Wilayah utara Kotim umumnya rawan terjadi banjir. Sementara saat ini potensi hujan cenderung lebih tinggi di wilayah tersebut.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem, terutama bagi para pengendara untuk lebih berhati-hati.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca seminggu ke depan yang dirilis oleh BMKG Kalimantan Tengah Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut disampaikan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang pada sejumlah wilayah pada rentang waktu tertentu.
Diperkirakan pada 3 hingga 5 November terjadi cuaca buruk meliputi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Sukamara, Seruyan, Gunung Mas, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, dan Kota Palangka Raya.
Kemudian, pada 6 hingga 9 November meliputi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Seruyan bagian utara, Gunung Mas, Katingan bagian utara, Kapuas bagian utara, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya.
Disamping itu, masyarakat di wilayah pesisir maupun yang beraktivitas di laut diimbau untuk waspada dengan potensi gelombang rendah hingga sedang, sekitar 0,5 - 1,5 meter yang kemungkinan bisa bertambah tinggi dengan adanya potensi angin kencang.
Baca juga: Ratusan pembina Pramuka Kotim ikuti Karang Pamitran 2023
Baca juga: KPU Kotim terima 30.394 segel plastik untuk Pemilu 2024
Baca juga: Kecamatan ini raih gelar juara umum kesepuluh MTQ Kotim