Sampit (ANTARA) - Banjir yang melanda wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tepatnya di Kecamatan Tualan Hulu bertambah parah hingga mencapai kedalaman 1,5 meter dari permukaan jalan desa, akibat hujan dengan intensitas cukup tinggi kembali mengguyur kawasan tersebut pada Senin malam.

“Kondisi banjir sekarang lumayan tinggi, antara 60  - 150 meter, karena ada hujan lagi,” kata Camat Tualan Hulu Admadi Sastra di Sampit, Selasa.

Hal ini ia sampaikan usai mengikuti kegiatan konsultasi publik di Bappelitbangda Kotim, Sampit. Meski, demikian Admadi mengaku terus memantau perkembangan banjir yang melanda wilayahnya melalui kepala desa (kades) setempat.

Ia menyampaikan, saat ini ada 4 desa di wilayahnya yang dilanda banjir, yakni Desa Tanjung Jorong, Tumbang Mujam, Mirah, dan Luwuk Sampun. Keempat desa ini memang paling rawan terdampak banjir, terutama saat musim hujan. Setelah keempat desa tersebut, diperkirakan banjir akan mengalir ke Desa Sebungsu lalu berakhir di Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi.

“Biasanya air itu cepat surutnya, kalau tidak ada hujan lagi paling satu hari sudah kering. Tapi karena kemarin ada hujan, makanya air naik. Terhitung dengan hari ini berarti sudah 3 hari banjir,” lanjutnya.

Akibat banjir yang semakin dalam, aktivitas warga setempat pun nyaris lumpuh total. Banjir sudah mulai masuk ke dalam rumah warga. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat yang berada tidak terdampak banjir, sebagian lagi membangun dipan di dalam rumah untuk mengamankan perabotan dan barang elektronik.

Baca juga: Disdamkarmat Kotim bentuk redkar di Kota Besi percepat penanganan kebakaran

Untuk mobilitas di dalam desa warga menggunakan perahu kayu, sementara kendaraan bermotor diamankan ke dataran yang lebih tinggi.

Admadi pun telah menginstruksikan kepala desa dan BPD untuk memantau dan mendata rumah-rumah yang terdampak banjir, khususnya yang berada di tepi sungai. Namun, sementara ini baru satu desa yang melaporkan kondisi banjir di wilayahnya.

Desa tersebut ialah Desa Tumbang Mujam yang direndam banjir dengan ketinggian 95 cm dari permukaan tanah, jumlah rumah yang terdampak sebanyak 90 unit dan 45 lainnya terendam hingga ke dalam rumah. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak ada 70 KK. Selain itu, banjir juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum, antara lain 2 rumah ibadah, 1 fasilitas layanan kesehatan, dan 5 perkantoran.

Sedangkan, untuk Desa Mirah dilaporkan terendam banjir dengan kedalaman 1,5 meter, namun untuk laporan lainnya belum diterima. Begitu pula dengan Desa Tanjung Jorong dan Luwuk Sampun yang belum melapor.

“Bukan hanya aktivitas masyarakat, tapi pelayanan kecamatan juga terhambat karena banjir ini. Padahal ada beberapa agenda yang sudah kami jadwalkan, tapi kami tetap berusaha melaksanakan semampunya di daerah yang tidak terdampak banjir, seperti pembinaan PKK, lintas kesehatan, dan lainnya,” ujarnya.

Admadi menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim terkait banjir yang melanda wilayah utara tersebut. Karena kawasan tersebut memang langganan terdampak banjir, biasanya pihaknya menunggu 4-5 hari jika banjir masih bertahan maka akan diusulkan bantuan kepada pemerintah daerah, seperti bantuan logistik, obat-obatan, dan sebagainya. 

“Kalau 4-5 hari masih bertahan baru kami usulkan bantuan, yang jelas akan kami pantau terus,” demikian Admadi.

Baca juga: Diguyur hujan deras, empat desa di Kotim terendam banjir

Baca juga: Kebakaran hanguskan puluhan lapak di Pasar Simpang Sebabi

Baca juga: Tes urine kagetkan pegawai Disdik Kotim

Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024