Sampit (ANTARA) -
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membentuk relawan pemadam kebakaran (redkar) di Kecamatan Kota Besi untuk membantu mencegah dan mempercepat penanganan kebakaran di wilayah setempat.
 
“Pembentukan redkar yang diikuti dengan pembinaan dan pelatihan ini merupakan salah satu upaya kami, memberikan respon cepat dalam penanganan kebakaran dengan melibatkan masyarakat,” kata Kepala Disdamkarmat Kotim Hawianan di Kota Besi, Senin.
 
Ia melanjutkan, Kecamatan Kota Besi tergolong kawasan padat penduduk maupun rumah, sehingga dinilai cukup rawan terjadi kebakaran. Maka dari itu, setelah kecamatan di kawasan perkotaan, Kecamatan Kota Besi menjadi sasaran pembentukan dan pembinaan redkar.
 
“Harapan kami semua kecamatan memiliki redkar masing-masing. Sejauh ini untuk kecamatan yang relatif padat penduduk dan perumahan sudah kami bentuk semua, selanjutnya kecamatan lain juga akan kami bentuk, tapi bertahap,” ujarnya.
 
Pembentukan redkar di Kecamatan Kota Besi tersebut diikuti dengan prosesi pengukuhan dan penyerahan kartu tanda pengenal redkar yang telah terdaftar di Kementerian Dalam Negeri. Total ada 78 redkar yang dikukuhkan, meliputi 2 kelurahan dan 9 desa di Kecamatan Kota Besi, dengan masing-masing desa maupun kelurahan memiliki 6-7 anggota redkar.
 
Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan pembentukan dan pembinaan redkar di aula Kecamatan Kota Besi yang turut dihadiri camat beserta Forkopimcam Kota Besi, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan anggota DPRD Kotim.

Baca juga: Diguyur hujan deras, empat desa di Kotim terendam banjir
 
Hawianan menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengatasi kebakaran secara dini.
 
Selain itu meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam mencegah bahaya kebakaran, baik kebakaran bangunan maupun hutan dan lahan.
 
"Dalam hal ini sudah menjadi tugas dari Disdamkarmat melakukan pembinaan dan pelatihan kepada para anggota redkar," jelasnya.
 
Kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan yang dibagi menjadi dua kategori. Pertama, klasikal merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di dalam kelas dengan mendatangkan sejumlah narasumber. Kedua, non klasikal adalah pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dengan metode simulasi dan praktik penanganan kebakaran.
 
Hawianan menambahkan, meski kegiatan ini digelar di kecamatan, tapi sebenarnya sasaran utama pihaknya adalah masyarakat desa dan kelurahan. Namun, untuk memudahkan koordinasi semua dikumpulkan di kantor kecamatan setempat.
 
Sementara itu, Camat Kota Besi Gusti Mukafi menyambut baik kegiatan yang digelar oleh Disdamkarmat Kotim tersebut. Karena menurutnya, pembinaan dan pelatihan penanganan kebakaran memang sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.
 
Terlebih, menurutnya ada tiga desa di Kecamatan Kota Besi yang sangat rawan terjadi kebakaran, yaitu Desa Hanjalipan, Kandan, dan Palangan, lantaran didominasi lahan gambut. 
 
“Kegiatan ini jelas sangat bermanfaat bagi kami, karena dengan relawan yang sudah terlatih otomatis bisa mencegah sedini mungkin supaya api tidak menyebar apabila terjadi kebakaran,” ucapnya.
 
Gusti menambahkan, di wilayah Kecamatan Kota Besi belum lama ini telah terjadi kebakaran yang cukup besar hingga menelan seorang korban jiwa. Hal ini pun memberikan dampak psikologis bagi warga setempat, sehingga mereka antusias mengikuti kegiatan pembinaan yang diberikan Disdamkarmat. 
 
Ia pun berharap, para redkar yang menerima pembinaan dan pelatihan ini bisa menyebarkan ilmu yang mereka dapat kepada warga dan anggota redkar lainnya di desa maupun kelurahan masing-masing, sehingga bersama-sama menjaga dan mencegah kebakaran.

Baca juga: Kebakaran hanguskan puluhan lapak di Pasar Simpang Sebabi

Baca juga: Tes urine kagetkan pegawai Disdik Kotim

Baca juga: Bupati Kotim terus jalankan bantuan kursi roda

Pewarta : Devita Maulina
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024