Pulang Pisau (ANTARA) - Penjabat Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Nunu Andriani mengatakan, sebanyak 40 desa pada tahun 2024 tetap menjadi lokus untuk penanganan masalah stunting di kabupaten setempat.
“Melihat masih ada 40 desa yang menjadi lokus stunting ini, organisasi perangkat daerah (OPD) pada tahun 2024 mendatang telah diminta untuk membuat program-program yang bersentuhan langsung untuk penanganannya,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Rabu.
Dikatakan Nunu Andriani, jika melihat berbagai program dan kegiatan yang dibuat OPD untuk 2024 dinilainya sudah mengarah kepada program prioritas nasional berkaitan dengan masalah penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Menurutnya, jika dilihat seperti OPD Dinas Perpustakaan dan Kearsipan serta Dinas Pendidikan tidak ada program dan kegiatan khusus untuk penanganan stunting. Namun, sesuai dengan bidang dan peran serta dalam bersama-sama menurunkan angka stunting dan kemiskinan, kedua OPD tersebut bisa mengakselerasikan pola kegiatan yang bisa mengarah untuk menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Program yang dibuat bisa dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat khususnya bagi pemuda dan pencari kerja untuk dapat meningkatkan kemampuan menghasilkan sesuatu produk yang memiliki nilai ekonomis yang membuka peluang lapangan kerja,” paparnya.
Baca juga: KONI Pulang Pisau tawarkan pembinaan olahraga melalui sistem bapak angkat
Selain itu, terang Nunu Andriani, kedua OPD tersebut juga bisa melakukan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui buku-buku dengan tujuan memberikan edukasi. Diantaranya, buku pengetahuan cara memasak gizi bagi anak yang berisiko stunting dan buku-buku pengetahuan lain yang disesuaikan dengan langkah kebijakan yang diambil pemerintah setempat.
Jadikan pustakawan sebagai agen knowledge atau pengetahuan yang menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat dengan mengikuti perkembangan dunia digital yang cukup pesat sekarang ini.
Pola-pola seperti inilah, terang Nunu Andriani, yang harus dirancang OPD pada 2024 sehingga komitmen untuk penanganan mengatasi stunting, kemiskinan, dan pengangguran bisa diwujudkan bersama-sama.
Ia juga meminta berbagai program dan kegiatan 2024 yang dirancang tepat sasaran dan bisa memiliki nilai manfaat yang bersentuhan langsung kepada masyarakat sehingga membawa dampak kesejahteraan yang lebih baik.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau salurkan beras di Sebangau Kuala untuk kendalikan inflasi
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau sinkronisasi penginputan e-walidata
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau optimalkan ekstensifikasi pendapatan daerah
“Melihat masih ada 40 desa yang menjadi lokus stunting ini, organisasi perangkat daerah (OPD) pada tahun 2024 mendatang telah diminta untuk membuat program-program yang bersentuhan langsung untuk penanganannya,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Rabu.
Dikatakan Nunu Andriani, jika melihat berbagai program dan kegiatan yang dibuat OPD untuk 2024 dinilainya sudah mengarah kepada program prioritas nasional berkaitan dengan masalah penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Menurutnya, jika dilihat seperti OPD Dinas Perpustakaan dan Kearsipan serta Dinas Pendidikan tidak ada program dan kegiatan khusus untuk penanganan stunting. Namun, sesuai dengan bidang dan peran serta dalam bersama-sama menurunkan angka stunting dan kemiskinan, kedua OPD tersebut bisa mengakselerasikan pola kegiatan yang bisa mengarah untuk menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Program yang dibuat bisa dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat khususnya bagi pemuda dan pencari kerja untuk dapat meningkatkan kemampuan menghasilkan sesuatu produk yang memiliki nilai ekonomis yang membuka peluang lapangan kerja,” paparnya.
Baca juga: KONI Pulang Pisau tawarkan pembinaan olahraga melalui sistem bapak angkat
Selain itu, terang Nunu Andriani, kedua OPD tersebut juga bisa melakukan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui buku-buku dengan tujuan memberikan edukasi. Diantaranya, buku pengetahuan cara memasak gizi bagi anak yang berisiko stunting dan buku-buku pengetahuan lain yang disesuaikan dengan langkah kebijakan yang diambil pemerintah setempat.
Jadikan pustakawan sebagai agen knowledge atau pengetahuan yang menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat dengan mengikuti perkembangan dunia digital yang cukup pesat sekarang ini.
Pola-pola seperti inilah, terang Nunu Andriani, yang harus dirancang OPD pada 2024 sehingga komitmen untuk penanganan mengatasi stunting, kemiskinan, dan pengangguran bisa diwujudkan bersama-sama.
Ia juga meminta berbagai program dan kegiatan 2024 yang dirancang tepat sasaran dan bisa memiliki nilai manfaat yang bersentuhan langsung kepada masyarakat sehingga membawa dampak kesejahteraan yang lebih baik.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau salurkan beras di Sebangau Kuala untuk kendalikan inflasi
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau sinkronisasi penginputan e-walidata
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau optimalkan ekstensifikasi pendapatan daerah