Sampit (ANTARA) - Hujan dengan intensitas cukup tinggi dan durasi hingga belasan jam mengguyur Kota sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah hingga menyebabkan banjir dan merendam rumah warga, termasuk rumah seorang anggota DPRD setempat. 

“Hujan dari tadi malam hingga siang ini membuat sejumlah titik di Kota Sampit tergenang air hingga masuk ke dalam rumah. Salah satunya tempat tinggal saya sendiri,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kotim Muhammad Kurniawan Anwar di Sampit, Senin. 

Rumahnya yang berada di sekitar Jalan Tartar, Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu dikepung banjir dengan kedalaman 10-30 sentimeter dari permukaan tanah. Air pun sampai merembes masuk ke dalam rumahnya, meski tidak begitu dalam tapi kondisi ini cukup meresahkan. 

Kurniawan menuturkan, sejak musim kemarau pihaknya sering kali mengingatkan pemerintah daerah untuk fokus dalam penanganan banjir, mulai dari revitalisasi drainase sampai normalisasi sungai kecil yang berada di kawasan Kota Sampit. 

Banjir dalam kota seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi, namun pihaknya menilai perhatian pemerintah daerah dalam penanganan banjir dalam kota masih kurang. 

“Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, tapi masih minim perhatian. Segera setelah ini kami akan koordinasikan dengan pihak terkait untuk meninjau titik-titik rawan banjir, bukan hanya dalam kota tapi yang di luar kota juga,” tegasnya. 

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan hujan mengguyur sejumlah titik di Kota Sampit sejak Minggu (3/12/2023) sekira pukul 23:00 WIB dan masih berlanjut hingga Senin (4/12/2023) hingga pukul 11:00 WIB, saat berita ini ditulis. 

Baca juga: DPRD Kotim dukung pembentukan relawan pemadam kebakaran setiap kecamatan

Hujan dengan durasi yang cukup lama tersebut membuat sejumlah lokasi di Kota Sampit terendam banjir dengan ketinggian hingga 30 sentimeter  pengendara yang melintas harus ekstra berhati-hati agar tidak terjatuh Bahkan tak sedikit kendaraan bermotor yang mogok di tengah jalan karena mesinnya kemasukan air. 

Seperti yang terlihat di Jalan Suprapto, Jalan Tartar, Jalan Christopel Mihing, Jalan Walter Condrad, Jalan Kopi Selatan, dan lainnya. Tak hanya menggenangi badan jalan dan kawasan permukiman, banjir juga sampai masuk ke dalam rumah warga. 

Selain tingginya curah hujan, banjir juga disebabkan pasangnya air Sungai Mentaya yang terjadi secara bersamaan turunnya hujan deras. 

Salah seorang warga yang rumahnya kemasukan air di Jalan Suprapto Kelurahan Ketapang, Kurniawati mengatakan banjir mulai masuk ke dalam rumahnya sekira pukul 02:00 WIB. Alhasil, ia dan keluarga harus mengungsi ke masjid terdekat yang aman dari banjir. 

“Airnya naik sejak dini hari tadi, sementara mengungsi ke masjid dulu. Tapi ada juga yang begadang menjaga barang-barang, takutnya air bakal naik lebih tinggi lagi, warga lain juga begitu,” ujarnya. 

Kurniawati menambahkan, meski sudah biasa terdampak banjir pada saat musim hujan dibarengi air pasang di Sungai Mentaya seperti ini, namun hal tersebut tetap saja meresahkan baginya dan keluarga, karena saat banjir untuk beraktivitas pun sulit. Terlebih, sebagai ibu rumah tangga ia harus memasak dan menyiapkan keperluan anaknya sekolah. 

“Kondisi ini jelas meresahkan. Anak-anak saya kalau pagi kan harus sekolah dan sarapan dulu, tapi kalau banjir sampai ke dalam rumah begini bagaimana mau memasak,” demikian Kurniawati.

Baca juga: Pemkab Kotim akan naikkan pajak hiburan jadi 40 persen

Baca juga: Pemkab Kotim siapkan Rp1,3 miliar untuk listrik sentra perikanan

Baca juga: Apindo Kotim berharap aparat tingkatkan pemberantasan penjarahan sawit


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024