Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menerjunkan tim ke lokasi banjir untuk memantau kondisi dan upaya penanganan, salah satunya Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu.

“Tadi pagi kami menerima laporan dari Camat Cempaga Hulu ada area banjir genangan di Desa Pelantaran, kami sudah mengerahkan tim untuk melakukan kaji cepat ke lokasi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam di Sampit, Sabtu.

Multazam menyampaikan, berdasarkan keterangan camat setempat debit air mulai naik pada Jumat malam. Kondisi ini disebabkan hujan dengan intensitas yang cukup tinggi yang mengguyur wilayah setempat dua malam terakhir.

Informasi sementara sebanyak 10 kepala keluarga (KK) dan sejumlah rumah terendam akibat kejadian ini. Diperkirakan masih ada desa lain yang terdampak banjir, namun untuk detail informasi, termasuk tinggi debit air masih menunggu hasil kajian lapangan.

BPBD Kotim telah mengerahkan enam personel yang dipimpin oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Agus Mulyadi, disertai dengan peralatan penyelamatan dan perlengkapan lainnya guna melakukan kajian lapangan.

Terkait tahapan Pemilu 2024 yang masih berlangsung, Multazam memastikan bahwa banjir yang merendam Desa Pelantaran tidak terlalu berpengaruh terhadap Pemilu, karena proses pemungutan hingga perhitungan suara di TPS sudah berakhir dan seluruh surat suara sudah dikirimkan ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).

Selain hujan, banjir juga disebabkan air pasang sungai, seperti yang terjadi di Sei Mentawa, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Akibatnya sejumlah wilayah dalam Kota Sampit, khususnya yang berada di dataran rendah terendam dengan kedalaman bervariasi.

Baca juga: Dinkes Kotim kejar akreditasi 16 puskesmas

“Tadi pagi saya sempat mengecek lokasi di sekitar Sei Mentawa, dari Jalan MT Haryono Barat ke Jalan Pelita Barat, di sepanjang jalan itu ada setengahnya yang terendam, selain itu muka air di drainase juga cukup tinggi,” ujarnya.

Kendati demikian, kondisi ini tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas warga setempat dan fasilitas umum pun masih aman dari genangan. 

“Mudah-mudahan kalau tidak ada hujan lagi, besok air sudah surut. Tapi kondisi ini tidak bisa kita prediksi, karena berhubungan dengan cuaca,” imbuhnya.

Sementara itu, dari pantauan lapangan ada sejumlah ruas jalan di Kota Sampit yang terendam, diantaranya yang cukup parah adalah Jalan Suprapto dan Jalan Anang Sentawi dengan kedalaman air 50 cm hingga 60 cm. 

Kedua ruas jalan ini memang termasuk dataran rendah dan langganan terendam banjir, terutama saat musim hujan dan air pasang di Sungai Mentaya. Hal ini diakui oleh warga di Jalan Suprapto, Nyamin.

“Di sekitar sini memang sering banjir, dari dulu. Apalagi, kalau berbarengan hujan dan air sungai pasang. Untuk sekarang aktivitas masih lancar, cuma memang cukup mengganggu mobilitas. Mudah-mudahan cepat surut,” demikian Nyamin.

Baca juga: Anak-anak RA di Kotim dikenalkan nilai demokrasi sejak dini

Baca juga: BMKG imbau masyarakat Kotim waspadai peningkatan potensi banjir

Baca juga: Pemkab Kotim akan bantu pembangunan kembali rumah korban kebakaran

Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024