Sampit (ANTARA) - Korban tenggelam di Sungai Mentaya, Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga akhirnya ditemukan, Wakil Bupati (Wabup) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Irawati yang sempat ikut dalam pencarian korban pun mengaku lega.
"Alhamdulillah pagi tadi korban telah ditemukan, saya atas nama pemerintah daerah maupun pribadi berterima kasih atas kerja keras tim di lapangan, relawan, dan masyarakat yang membantu mencari korban," kata Irawati di Sampit, Senin.
Ia menyampaikan, jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD dr. Murjani Sampit dan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Sosial untuk dimakamkan dengan layak. Lantaran, korban diketahui merupakan pendatang yang tidak diketahui asal usulnya.
Sehubungan dengan insiden ini, Irawati mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di bantaran sungai. Terlebih setelah berbincang dengan warga setempat, ia mendapat informasi sudah beberapa kali terjadi insiden yang berhubungan dengan sungai di Desa Luwuk Bunter tersebut.
Mulai dari beberapa kali kemunculan buaya yang naik ke daratan atau lanting penduduk, seorang warga yang sempat tersambar buaya, penemuan mayat yang dimakan biawak, dan yang terbaru adalah warga yang terjun ke sungai untuk menenggelamkan diri.
"Saya minta berhati-hatilah ketika beraktivitas di sungai, apalagi saya lihat masih ada warga yang MCK di jamban yang berada di sungai. Tentunya kita berharap insiden seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam menyampaikan, kejadian korban tenggelam dilaporkan pada Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 17:00 WIB.
Pencarian korban melibatkan banyak pihak, yakni Basarnas, Ditpolair, BPBD Kotim, PMI, relawan RTP dan Bujis, Pemerintah Kecamatan Cempaga, Danramil, Polsek, dan warga setempat. Setelah kurang lebih 38 jam pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia mengambang tak jauh dari lokasi terakhir tenggelam.
"Korban ditemukan sekitar pukul 07:00 WIB, ketika rekan-rekan di tim pencarian selesai sarapan dan bersiap untuk melakukan pencarian. Korban timbul di lokasi yang sama dengan tenggelamnya," kata Multazam.
Korban yang tidak diketahui identitasnya itu berjenis kelamin pria dengan ciri-ciri rambut ikal, kulit sawo matang, tinggi 165-170 cm, mata sebelah kiri cacat, dan diduga mengalami gangguan kejiwaan. Korban mengenakan celana jeans dan atasan berwarna biru.
Multazam menambahkan, dengan ditemukannya korban maka operasi pencarian dinyatakan selesai dan seluruh tim kembali ke satuan masing-masing. Tak lupa ia menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan soliditas semua pihak terkait.
Sebelumnya, Kepala Desa Luwuk Bunter Kurnain Noor mengaku sempat berinteraksi dengan korban yang datang ke desanya. Namun, saat Kurnain mencoba menanyakan identitas, asal, dan tujuan yang bersangkutan hanya tertawa dan jawaban yang diberikan tidak jelas.
Kurnain yang merasa kasihan lalu memberi sejumlah uang kepada pria tersebut, tapi sebelum pergi pria itu mengatakan ingin mandi ke sungai.
"Pria tersebut turun ke lanting, tanpa melepas pakaian langsung menceburkan diri ke Sungai, berenang sebentar lalu tenggelam. Begitulah situasi sebelum korban dinyatakan tenggelam," kata Kurnain.
"Alhamdulillah pagi tadi korban telah ditemukan, saya atas nama pemerintah daerah maupun pribadi berterima kasih atas kerja keras tim di lapangan, relawan, dan masyarakat yang membantu mencari korban," kata Irawati di Sampit, Senin.
Ia menyampaikan, jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD dr. Murjani Sampit dan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Sosial untuk dimakamkan dengan layak. Lantaran, korban diketahui merupakan pendatang yang tidak diketahui asal usulnya.
Sehubungan dengan insiden ini, Irawati mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di bantaran sungai. Terlebih setelah berbincang dengan warga setempat, ia mendapat informasi sudah beberapa kali terjadi insiden yang berhubungan dengan sungai di Desa Luwuk Bunter tersebut.
Mulai dari beberapa kali kemunculan buaya yang naik ke daratan atau lanting penduduk, seorang warga yang sempat tersambar buaya, penemuan mayat yang dimakan biawak, dan yang terbaru adalah warga yang terjun ke sungai untuk menenggelamkan diri.
"Saya minta berhati-hatilah ketika beraktivitas di sungai, apalagi saya lihat masih ada warga yang MCK di jamban yang berada di sungai. Tentunya kita berharap insiden seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam menyampaikan, kejadian korban tenggelam dilaporkan pada Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 17:00 WIB.
Pencarian korban melibatkan banyak pihak, yakni Basarnas, Ditpolair, BPBD Kotim, PMI, relawan RTP dan Bujis, Pemerintah Kecamatan Cempaga, Danramil, Polsek, dan warga setempat. Setelah kurang lebih 38 jam pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia mengambang tak jauh dari lokasi terakhir tenggelam.
"Korban ditemukan sekitar pukul 07:00 WIB, ketika rekan-rekan di tim pencarian selesai sarapan dan bersiap untuk melakukan pencarian. Korban timbul di lokasi yang sama dengan tenggelamnya," kata Multazam.
Korban yang tidak diketahui identitasnya itu berjenis kelamin pria dengan ciri-ciri rambut ikal, kulit sawo matang, tinggi 165-170 cm, mata sebelah kiri cacat, dan diduga mengalami gangguan kejiwaan. Korban mengenakan celana jeans dan atasan berwarna biru.
Multazam menambahkan, dengan ditemukannya korban maka operasi pencarian dinyatakan selesai dan seluruh tim kembali ke satuan masing-masing. Tak lupa ia menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan soliditas semua pihak terkait.
Sebelumnya, Kepala Desa Luwuk Bunter Kurnain Noor mengaku sempat berinteraksi dengan korban yang datang ke desanya. Namun, saat Kurnain mencoba menanyakan identitas, asal, dan tujuan yang bersangkutan hanya tertawa dan jawaban yang diberikan tidak jelas.
Kurnain yang merasa kasihan lalu memberi sejumlah uang kepada pria tersebut, tapi sebelum pergi pria itu mengatakan ingin mandi ke sungai.
"Pria tersebut turun ke lanting, tanpa melepas pakaian langsung menceburkan diri ke Sungai, berenang sebentar lalu tenggelam. Begitulah situasi sebelum korban dinyatakan tenggelam," kata Kurnain.