Palangka Raya (ANTARA) - Seluruh korban banjir di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sebelumnya menghuni posko pengungsian, kini telah kembali ke rumah dan tempat tinggal masing-masing.
"Terhitung sejak hari ini tadi sudah tidak ada lagi warga kita yang tinggal di pengungsian," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi di Palangka Raya, Selasa.
Kondisi ini terjadi seiring dengan adanya penurunan tinggi muka air (TMA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dan DAS Rungan. Masing-masing TMA berturut-turut di kedua DAS itu adalah 80 centimeter (cm) dan 60 cm.
"Meski demikian, kami meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi naiknya debit air di pemukiman sekitar bantaran Sungai Kahayan, Sungai Sabangau dan Sungai Rungan," kata Budi.
Dia menambahkan, tim BPBD bersama sejumlah pihak terkait juga terus melakukan pemantauan debit air setiap hari, dimana saat ini ada penurunan sekitar 5 cm sampai 20 cm per hari.
Untuk posko pengungsian dan posko induk, posko lapangan, posko kesehatan, posko relawan serta sarana dan prasarana tetap aktif dan siaga. Kondisi ini didasarkan pada perpanjangan status tanggap darurat banjir yang berlaku hingga 21 Maret mendatang.
Baca juga: Kanim Imigrasi Palangka Raya perkuat budaya pelayanan prima
Berdasar data BPBD Kota Palangka Raya, hingga kini banjir luapan dua sungai besar yang melintasi wilayah "Kota Cantik" ini telah merendam sebagian wilayah 20 kelurahan yang tersebar di empat kecamatan yang ada.
"Akibatnya, ada 33.000 jiwa lebih yang berasal dari 9.500 lebih kepala keluarga terdampak bencana banjir. Kami juga mencatat 5.500 lebih rumah ditambah fasilitas umum dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi," katanya.
Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu menginstruksikan jajarannya untuk memberikan penanganan yang baik kepada warga pengungsi banjir, termasuk layanan di posko pengungsian, konsumsi dan layanan kesehatan.
“Yang paling utama, masyarakat yang dievakuasi kita telah siapkan penampungan, bahan logistik, makanan, obat-obatan, serta kebutuhan lain yang dibutuhkan,” kata Hera.
Hal ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menangani dampak banjir, dengan memastikan bahwa kebutuhan dasar, keselamatan dan pelayanan warga terdampak banjir dapat terpenuhi dengan baik.
Baca juga: BPJS Kesehatan-Dinkes Kalteng siapkan strategi hadapi tantangan 2024
Baca juga: Pastikan rehabilitasi lancar, LPKA razia kamar hunian anak binaan
Baca juga: Legislator Palangka Raya tinjau dan salurkan bantuan ke warga terdampak banjir
"Terhitung sejak hari ini tadi sudah tidak ada lagi warga kita yang tinggal di pengungsian," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi di Palangka Raya, Selasa.
Kondisi ini terjadi seiring dengan adanya penurunan tinggi muka air (TMA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dan DAS Rungan. Masing-masing TMA berturut-turut di kedua DAS itu adalah 80 centimeter (cm) dan 60 cm.
"Meski demikian, kami meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi naiknya debit air di pemukiman sekitar bantaran Sungai Kahayan, Sungai Sabangau dan Sungai Rungan," kata Budi.
Dia menambahkan, tim BPBD bersama sejumlah pihak terkait juga terus melakukan pemantauan debit air setiap hari, dimana saat ini ada penurunan sekitar 5 cm sampai 20 cm per hari.
Untuk posko pengungsian dan posko induk, posko lapangan, posko kesehatan, posko relawan serta sarana dan prasarana tetap aktif dan siaga. Kondisi ini didasarkan pada perpanjangan status tanggap darurat banjir yang berlaku hingga 21 Maret mendatang.
Baca juga: Kanim Imigrasi Palangka Raya perkuat budaya pelayanan prima
Berdasar data BPBD Kota Palangka Raya, hingga kini banjir luapan dua sungai besar yang melintasi wilayah "Kota Cantik" ini telah merendam sebagian wilayah 20 kelurahan yang tersebar di empat kecamatan yang ada.
"Akibatnya, ada 33.000 jiwa lebih yang berasal dari 9.500 lebih kepala keluarga terdampak bencana banjir. Kami juga mencatat 5.500 lebih rumah ditambah fasilitas umum dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi," katanya.
Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu menginstruksikan jajarannya untuk memberikan penanganan yang baik kepada warga pengungsi banjir, termasuk layanan di posko pengungsian, konsumsi dan layanan kesehatan.
“Yang paling utama, masyarakat yang dievakuasi kita telah siapkan penampungan, bahan logistik, makanan, obat-obatan, serta kebutuhan lain yang dibutuhkan,” kata Hera.
Hal ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menangani dampak banjir, dengan memastikan bahwa kebutuhan dasar, keselamatan dan pelayanan warga terdampak banjir dapat terpenuhi dengan baik.
Baca juga: BPJS Kesehatan-Dinkes Kalteng siapkan strategi hadapi tantangan 2024
Baca juga: Pastikan rehabilitasi lancar, LPKA razia kamar hunian anak binaan
Baca juga: Legislator Palangka Raya tinjau dan salurkan bantuan ke warga terdampak banjir