Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengevakuasi korban banjir di sekitar Sungai Lembur Kuring, prosesnya berlangsung menegangkan karena di sekitar lokasi itu dilaporkan ada kemunculan buaya.
“Agak sedikit bergetar lutut, karena di lokasi dilaporkan terdapat buaya yang nongkrong di atas kandang ayam,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, Senin malam.
Ia menjelaskan, Senin 29 April 2024 sekitar pukul 18:00 WIB pihaknya mendapat permintaan dari warga untuk mengevakuasi dua orang lansia yang terjebak banjir di sekitar Sungai Lembur Kuring, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Dilaporkan bahwa rumah pasangan lansia itu terendam banjir, sementara keduanya tidak berani keluar rumah karena sebelumnya sempat melihat kemunculan buaya berukuran cukup besar di sekitar kandang ayam tak jauh dari rumah.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta bantuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit yang berwenang dalam menangani satwa liar dilindungi serta Manggala Agni Pondok Kerja Sampit untuk mengawal evakuasi korban banjir.
Proses evakuasi berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam. Menggunakan perahu karet tim gabungan yang turut didampingi Wakil Bupati Kotim menyusuri sungai dengan penuh kewaspadaan di tengah gelapnya malam.
“Alhamdulillah, sekitar pukul 22:30 WIB dua orang warga tersebut dapat dievakuasi, sementara banjir genangan di sekitar rumah yang bersangkutan sudah mulai surut dan untuk binatang yang dimaksud tidak ditemukan,” imbuhnya.
Senada disampaikan Kepala BKSDA Resor Sampit Muriansyah yang mengawal kegiatan evakuasi dari awal hingga akhir. Dia mengatakan, buaya yang dilaporkan tersebut tidak terlihat di sekitar rumah warga saat evakuasi dilakukan.
Baca juga: Jumlah nelayan bertambah, Bupati Kotim komitmen tingkatkan sektor perikanan
Namun, berdasarkan pantauannya memang ada potensi kemunculan buaya di lokasi tersebut. Karena selain berdekatan dengan sungai, terdapat kandang ternak unggas di lokasi tersebut dan biasanya buaya akan mengincar ternak yang dipelihara di sekitar sungai sebagai mangsa.
“Saya cek sekitar lokasi banjir sekitar satu meter, di depan rumah yang bersangkutan ada sungai dan ada kandang ayam,” ujarnya.
Ia melanjutkan, lokasi evakuasi warga berada di wilayah Desa Eka Bahurui sekitar Sungai Lembur Kuring. Sementara pada 2022 lalu, sempat dilaporkan kemunculan buaya sepanjang satu meter di alur sungai yang sama, tapi di Desa Telaga Baru yang berada di muara Sungai Lembur Kuring.
Kala itu, BKSDA Resor Sampit sempat berupaya untuk menangkap buaya tersebut dengan cara dipancing. Namun, kemudian satwa tersebut tidak pernah muncul kembali dan upaya penangkapan pun tidak berhasil.
Sementara itu berdasarkan laporan warga sekitar, buaya yang muncul di wilayah Desa Eka Bahurui memiliki panjang sekitar 2,5 meter. Meskipun ukurannya sudah jauh berbeda, namun diduga kuat buaya tersebut adalah buaya yang sama.
“Diduga kuat buaya yang muncul kali ini adalah buaya yang sama, tapi buaya tersebut naik ke hulu sungai sekitar 2,5 kilometer dari lokasi sebelumnya. Informasi dari pelapor, sungai baru dikeruk, sehingga sungai lebih bersih,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk sementara ini giat observasi lanjutan ke lokasi tersebut cukup sulit dilakukan karena terkepung banjir, sedangkan sarana prasarana pihaknya terbatas.
Pihaknya mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di sekitar Sungai Mentaya dan anak sungainya, termasuk parit pengaringan guna menghindari kemunculan satwa liar terutama saat gelap atau malam hari.
Baca juga: 16 Desa di Kotim siap dicanangkan sebagai Desa Bersinar
Sementara itu, Wakil Bupati Kotim Irawati mengaku sempat takut saat ikut dalam proses evakuasi korban banjir. Kendati demikian atas dasar kemanusiaan ia tetap memberanikan diri.
“Saya sendiri sempat takut, perahunya kecil kalau ada buaya bakal seperti apa. Apalagi menurut laporan buayanya besar, tapi saya bersyukur evakuasi berjalan lancar,” tuturnya.
Ia melanjutkan, pasangan yang dievakuasi bernama Dahri berusia lebih dari 70 tahun dan Badriah berusia 68 tahun. Pasangan lansia ini merupakan petani dan tinggal terpisah dengan anaknya.
Untuk mobilitas sehari-hari sang suami biasanya menggunakan sepeda motor, namun karena banjir yang cukup dalam dan memiliki arus yang lumayan deras kendaraan tersebut tidak dapat digunakan, terlebih adanya kemunculan buaya membuat pasangan lansia takut untuk berjalan keluar rumah.
“Informasi dari anaknya, pasangan lansia tersebut sudah seharian terjebak di rumah dan ketika saya tanya tadi mereka belum makan dari siang sampai malam. Alhamdulillah, sekarang mereka sudah selamat dan telah diantarkan ke tempat anaknya,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Irawati mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BPBD Kotim melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) yang sigap merespon permintaan warga, serta kepada BKSDA Resort Sampit dan Manggala Agni Pondok Kerja Sampit yang mengawal evakuasi tersebut.
“Saya salut dengan TRC BPBD, BKSDA dan Manggala Agni yang kompak di lapangan. Semoga kedepannya dalam situasi apapun dapat selalu bersinergi,” demikian Irawati.
Baca juga: Sampit terkepung banjir, BPBD bantu dan evakuasi warga terdampak
Baca juga: Diskominfo Kotim usulkan pembangunan 35 BTS hingga ke pelosok
Baca juga: Wabup Kotim minta masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan konten pornografi
“Agak sedikit bergetar lutut, karena di lokasi dilaporkan terdapat buaya yang nongkrong di atas kandang ayam,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, Senin malam.
Ia menjelaskan, Senin 29 April 2024 sekitar pukul 18:00 WIB pihaknya mendapat permintaan dari warga untuk mengevakuasi dua orang lansia yang terjebak banjir di sekitar Sungai Lembur Kuring, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Dilaporkan bahwa rumah pasangan lansia itu terendam banjir, sementara keduanya tidak berani keluar rumah karena sebelumnya sempat melihat kemunculan buaya berukuran cukup besar di sekitar kandang ayam tak jauh dari rumah.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta bantuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit yang berwenang dalam menangani satwa liar dilindungi serta Manggala Agni Pondok Kerja Sampit untuk mengawal evakuasi korban banjir.
Proses evakuasi berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam. Menggunakan perahu karet tim gabungan yang turut didampingi Wakil Bupati Kotim menyusuri sungai dengan penuh kewaspadaan di tengah gelapnya malam.
“Alhamdulillah, sekitar pukul 22:30 WIB dua orang warga tersebut dapat dievakuasi, sementara banjir genangan di sekitar rumah yang bersangkutan sudah mulai surut dan untuk binatang yang dimaksud tidak ditemukan,” imbuhnya.
Senada disampaikan Kepala BKSDA Resor Sampit Muriansyah yang mengawal kegiatan evakuasi dari awal hingga akhir. Dia mengatakan, buaya yang dilaporkan tersebut tidak terlihat di sekitar rumah warga saat evakuasi dilakukan.
Baca juga: Jumlah nelayan bertambah, Bupati Kotim komitmen tingkatkan sektor perikanan
Namun, berdasarkan pantauannya memang ada potensi kemunculan buaya di lokasi tersebut. Karena selain berdekatan dengan sungai, terdapat kandang ternak unggas di lokasi tersebut dan biasanya buaya akan mengincar ternak yang dipelihara di sekitar sungai sebagai mangsa.
“Saya cek sekitar lokasi banjir sekitar satu meter, di depan rumah yang bersangkutan ada sungai dan ada kandang ayam,” ujarnya.
Ia melanjutkan, lokasi evakuasi warga berada di wilayah Desa Eka Bahurui sekitar Sungai Lembur Kuring. Sementara pada 2022 lalu, sempat dilaporkan kemunculan buaya sepanjang satu meter di alur sungai yang sama, tapi di Desa Telaga Baru yang berada di muara Sungai Lembur Kuring.
Kala itu, BKSDA Resor Sampit sempat berupaya untuk menangkap buaya tersebut dengan cara dipancing. Namun, kemudian satwa tersebut tidak pernah muncul kembali dan upaya penangkapan pun tidak berhasil.
Sementara itu berdasarkan laporan warga sekitar, buaya yang muncul di wilayah Desa Eka Bahurui memiliki panjang sekitar 2,5 meter. Meskipun ukurannya sudah jauh berbeda, namun diduga kuat buaya tersebut adalah buaya yang sama.
“Diduga kuat buaya yang muncul kali ini adalah buaya yang sama, tapi buaya tersebut naik ke hulu sungai sekitar 2,5 kilometer dari lokasi sebelumnya. Informasi dari pelapor, sungai baru dikeruk, sehingga sungai lebih bersih,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk sementara ini giat observasi lanjutan ke lokasi tersebut cukup sulit dilakukan karena terkepung banjir, sedangkan sarana prasarana pihaknya terbatas.
Pihaknya mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di sekitar Sungai Mentaya dan anak sungainya, termasuk parit pengaringan guna menghindari kemunculan satwa liar terutama saat gelap atau malam hari.
Baca juga: 16 Desa di Kotim siap dicanangkan sebagai Desa Bersinar
Sementara itu, Wakil Bupati Kotim Irawati mengaku sempat takut saat ikut dalam proses evakuasi korban banjir. Kendati demikian atas dasar kemanusiaan ia tetap memberanikan diri.
“Saya sendiri sempat takut, perahunya kecil kalau ada buaya bakal seperti apa. Apalagi menurut laporan buayanya besar, tapi saya bersyukur evakuasi berjalan lancar,” tuturnya.
Ia melanjutkan, pasangan yang dievakuasi bernama Dahri berusia lebih dari 70 tahun dan Badriah berusia 68 tahun. Pasangan lansia ini merupakan petani dan tinggal terpisah dengan anaknya.
Untuk mobilitas sehari-hari sang suami biasanya menggunakan sepeda motor, namun karena banjir yang cukup dalam dan memiliki arus yang lumayan deras kendaraan tersebut tidak dapat digunakan, terlebih adanya kemunculan buaya membuat pasangan lansia takut untuk berjalan keluar rumah.
“Informasi dari anaknya, pasangan lansia tersebut sudah seharian terjebak di rumah dan ketika saya tanya tadi mereka belum makan dari siang sampai malam. Alhamdulillah, sekarang mereka sudah selamat dan telah diantarkan ke tempat anaknya,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Irawati mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BPBD Kotim melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) yang sigap merespon permintaan warga, serta kepada BKSDA Resort Sampit dan Manggala Agni Pondok Kerja Sampit yang mengawal evakuasi tersebut.
“Saya salut dengan TRC BPBD, BKSDA dan Manggala Agni yang kompak di lapangan. Semoga kedepannya dalam situasi apapun dapat selalu bersinergi,” demikian Irawati.
Baca juga: Sampit terkepung banjir, BPBD bantu dan evakuasi warga terdampak
Baca juga: Diskominfo Kotim usulkan pembangunan 35 BTS hingga ke pelosok
Baca juga: Wabup Kotim minta masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan konten pornografi