Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menelusuri konten pornografi yang diduga melibatkan pelajar dari salah satu sekolah di wilayah tersebut.
“Kami sudah investigasi ke sekolah yang diindikasi, kami telusuri tapi tidak ada di sana,” kata Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah di Sampit, Sabtu.
Diketahui, pada Sabtu, 27 April 2024, beredar di media sosial video jedag jedug yang menampilkan seorang wanita tanpa busana. Wanita dalam video berdurasi 30 detik tersebut dikabarkan merupakan seorang pelajar di Kota Sampit.
Menanggapi hal tersebut, Disdik Kotim berusaha menelusuri sekolah dan menemui pelajar yang dimaksud guna memberikan pembinaan, terlebih kemungkinan besar pelajar dalam video tersebut masih di bawah umur.
Dalam hal ini Disdik Kotim juga berkoordinasi dengan Polres setempat, namun setelah mendatangi sekolah yang terindikasi hasilnya tidak ditemukan pelajar yang sesuai dengan sosok pada video yang beredar.
“Di sekolah yang terindikasi hanya ada 6 siswa dalam satu kelas, jadi kami bisa melihat dan membandingkan dengan sosok di video, tapi tidak ada. Pihak yayasan dan guru juga sudah mencari namun belum ada,” ujarnya.
Irfansyah menyayangkan kejadian yang dinilai mencoreng dunia pendidikan di Kotim. Apalagi, video pornografi tersebut menyeret nama satuan pendidikan yang ada di wilayah tersebut.
Baca juga: PT Globalindo Alam Perkasa bergerak cepat membantu korban banjir di Kotim
Sementara itu, dalam setiap kesempatan terutama saat apel pagi kepala sekolah dan guru sudah sering mengingatkan seluruh peserta didik untuk menghindari pergaulan bebas dan tindakan yang dapat mencoreng nama baik diri sendiri maupun keluarga, bahkan sekolah.
Peserta didik juga diminta lebih bijak dalam menggunakan teknologi, khususnya dalam menggunakan media sosial. Supaya jangan sampai hal-hal yang dikira sepele justru bisa merusak masa depan diri sendiri.
Ia juga berharap para orang tua untuk turut serta dalam mengawasi dan mendidik anak masing-masing, karena pendidikan anak tidak hanya didapat di sekolah tapi juga di keluarga dan masyarakat.
“Jangan sampai anak itu hanya diserahkan kepada guru, tapi orang tua juga harus berperan. Terutama dalam menghadapi berbagai kenakalan remaja,” ucapnya.
Irfansyah juga membeberkan, saat ini pihak yayasan dan sekolah yang terseret dalam video pornografi yang diduga pelajar Kotim tengah menelusuri orang yang pertama kali membawa nama sekolah mereka guna meminta pertanggungjawaban, sebab hal tersebut jelas telah mencoreng nama baik sekolah tersebut.
“Pihak yayasan sedang mencari siapa yang upload dan menyebarkan di instagram dengan mengatasnamakan sekolah mereka, semoga segera ditemukan,” demikian Irfansyah.
Baca juga: BMKG Kotim minta masyarakat waspadai fenomena bulan perigee terhadap banjir
Baca juga: Gebyar Talenta Spensa, ratusan pelajar unjuk bakat dan keterampilan
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan persiapan pembentukan BNNK
“Kami sudah investigasi ke sekolah yang diindikasi, kami telusuri tapi tidak ada di sana,” kata Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah di Sampit, Sabtu.
Diketahui, pada Sabtu, 27 April 2024, beredar di media sosial video jedag jedug yang menampilkan seorang wanita tanpa busana. Wanita dalam video berdurasi 30 detik tersebut dikabarkan merupakan seorang pelajar di Kota Sampit.
Menanggapi hal tersebut, Disdik Kotim berusaha menelusuri sekolah dan menemui pelajar yang dimaksud guna memberikan pembinaan, terlebih kemungkinan besar pelajar dalam video tersebut masih di bawah umur.
Dalam hal ini Disdik Kotim juga berkoordinasi dengan Polres setempat, namun setelah mendatangi sekolah yang terindikasi hasilnya tidak ditemukan pelajar yang sesuai dengan sosok pada video yang beredar.
“Di sekolah yang terindikasi hanya ada 6 siswa dalam satu kelas, jadi kami bisa melihat dan membandingkan dengan sosok di video, tapi tidak ada. Pihak yayasan dan guru juga sudah mencari namun belum ada,” ujarnya.
Irfansyah menyayangkan kejadian yang dinilai mencoreng dunia pendidikan di Kotim. Apalagi, video pornografi tersebut menyeret nama satuan pendidikan yang ada di wilayah tersebut.
Baca juga: PT Globalindo Alam Perkasa bergerak cepat membantu korban banjir di Kotim
Sementara itu, dalam setiap kesempatan terutama saat apel pagi kepala sekolah dan guru sudah sering mengingatkan seluruh peserta didik untuk menghindari pergaulan bebas dan tindakan yang dapat mencoreng nama baik diri sendiri maupun keluarga, bahkan sekolah.
Peserta didik juga diminta lebih bijak dalam menggunakan teknologi, khususnya dalam menggunakan media sosial. Supaya jangan sampai hal-hal yang dikira sepele justru bisa merusak masa depan diri sendiri.
Ia juga berharap para orang tua untuk turut serta dalam mengawasi dan mendidik anak masing-masing, karena pendidikan anak tidak hanya didapat di sekolah tapi juga di keluarga dan masyarakat.
“Jangan sampai anak itu hanya diserahkan kepada guru, tapi orang tua juga harus berperan. Terutama dalam menghadapi berbagai kenakalan remaja,” ucapnya.
Irfansyah juga membeberkan, saat ini pihak yayasan dan sekolah yang terseret dalam video pornografi yang diduga pelajar Kotim tengah menelusuri orang yang pertama kali membawa nama sekolah mereka guna meminta pertanggungjawaban, sebab hal tersebut jelas telah mencoreng nama baik sekolah tersebut.
“Pihak yayasan sedang mencari siapa yang upload dan menyebarkan di instagram dengan mengatasnamakan sekolah mereka, semoga segera ditemukan,” demikian Irfansyah.
Baca juga: BMKG Kotim minta masyarakat waspadai fenomena bulan perigee terhadap banjir
Baca juga: Gebyar Talenta Spensa, ratusan pelajar unjuk bakat dan keterampilan
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan persiapan pembentukan BNNK