Pulang Pisau (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau melaksanakan kaji banding ke Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah, salah satunya mempelajari pengelolaan usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya industri kreatif kerajinan rotan.
“Desa Trangsan dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan rotan dimana kurang lebih ada sebanyak 500 pengusaha kerajinan rotan yang ada di Kecamatan Gatak tersebut sehingga diharapkan ada nilai positif yang bisa diambil dalam kaji banding ini,” kata Penjabat Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Nunu Andriani saat berada di Desa Trangsan, Selasa.
Dikatakan Nunu Andriani, kaji banding diikuti kepala desa dan camat se Kabupaten Pulang Pisau, ketua PKK kecamatan serta pimpinan organisasi perangkat daerah. Peserta diharapkan bisa belajar bagaimana pemerintah Kecamatan Gatak dalam menggerakkan industri kreatif sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengusaha rotan.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, ke depan terjalin kerjasama antar kedua kabupaten ini untuk bisa bersama-sama menghidupkan ekonomi masyarakat dari industri kreatif kerajinan rotan.
Kabupaten Pulang Pisau bisa menjadi salah satu daerah dalam penyediaan bahan baku rotan. Sebaliknya, Kabupaten Sukoharjo bisa membantu dari segi pengetahuan mengolah rotan menjadi bahan jadi dan memiliki nilai jual hingga ekspor ke luar negeri.
Baca juga: Pemprov Kalteng bantu peralatan Pokmaswas dukung pelestarian sumber daya perikanan
Menurut Nunu Andriani, dalam kaji banding ke Kabupaten Sukoharjo ini bukan hanya mempelajari pengelolaan UMKM dan industri kreatif saja, tetapi juga sekaligus melihat dan belajar terkait dengan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang ada.
Pengetahuan yang didapat dari kaji banding ini selanjutnya menjadi referensi bagi pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu strategis serta menjadi permasalahan nasional seperti stunting, tingkat pengangguran terbuka, dan kemiskinan ekstrem.
Sekretaris Daerah Tony Harisinta juga mengingatkan kepada seluruh kepala desa yang ikut serta dalam kaji banding ini agar bisa belajar khususnya bagaimana dalam mengelola Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk memperkuat dan mempertajam berbagai program dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan kemajuan dan ekonomi masyarakat di desa.
“Setiap tahun dana ke pemerintah desa terus mengalami peningkatan. Termasuk nanti mendapatkan dana bagi hasil dan melalui dana tersebut bagaimana desa-desa di Kabupaten Pulang Pisau ke depan bisa terus berinovasi untuk menjadikan desa yang maju dan lebih baik lagi,” demikian Tony Harisinta.
Baca juga: Lima kendala petani di Pulang Pisau disampaikan ke Wantimpres
Baca juga: Diskominfosantik Kalteng bina KIM Gohong optimalkan sektor kerajinan rotan
Baca juga: Golkar dan PDIP Pulang Pisau tingkatkan komunikasi jelang Pilkada
“Desa Trangsan dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan rotan dimana kurang lebih ada sebanyak 500 pengusaha kerajinan rotan yang ada di Kecamatan Gatak tersebut sehingga diharapkan ada nilai positif yang bisa diambil dalam kaji banding ini,” kata Penjabat Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Nunu Andriani saat berada di Desa Trangsan, Selasa.
Dikatakan Nunu Andriani, kaji banding diikuti kepala desa dan camat se Kabupaten Pulang Pisau, ketua PKK kecamatan serta pimpinan organisasi perangkat daerah. Peserta diharapkan bisa belajar bagaimana pemerintah Kecamatan Gatak dalam menggerakkan industri kreatif sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengusaha rotan.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, ke depan terjalin kerjasama antar kedua kabupaten ini untuk bisa bersama-sama menghidupkan ekonomi masyarakat dari industri kreatif kerajinan rotan.
Kabupaten Pulang Pisau bisa menjadi salah satu daerah dalam penyediaan bahan baku rotan. Sebaliknya, Kabupaten Sukoharjo bisa membantu dari segi pengetahuan mengolah rotan menjadi bahan jadi dan memiliki nilai jual hingga ekspor ke luar negeri.
Baca juga: Pemprov Kalteng bantu peralatan Pokmaswas dukung pelestarian sumber daya perikanan
Menurut Nunu Andriani, dalam kaji banding ke Kabupaten Sukoharjo ini bukan hanya mempelajari pengelolaan UMKM dan industri kreatif saja, tetapi juga sekaligus melihat dan belajar terkait dengan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang ada.
Pengetahuan yang didapat dari kaji banding ini selanjutnya menjadi referensi bagi pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu strategis serta menjadi permasalahan nasional seperti stunting, tingkat pengangguran terbuka, dan kemiskinan ekstrem.
Sekretaris Daerah Tony Harisinta juga mengingatkan kepada seluruh kepala desa yang ikut serta dalam kaji banding ini agar bisa belajar khususnya bagaimana dalam mengelola Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk memperkuat dan mempertajam berbagai program dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan kemajuan dan ekonomi masyarakat di desa.
“Setiap tahun dana ke pemerintah desa terus mengalami peningkatan. Termasuk nanti mendapatkan dana bagi hasil dan melalui dana tersebut bagaimana desa-desa di Kabupaten Pulang Pisau ke depan bisa terus berinovasi untuk menjadikan desa yang maju dan lebih baik lagi,” demikian Tony Harisinta.
Baca juga: Lima kendala petani di Pulang Pisau disampaikan ke Wantimpres
Baca juga: Diskominfosantik Kalteng bina KIM Gohong optimalkan sektor kerajinan rotan
Baca juga: Golkar dan PDIP Pulang Pisau tingkatkan komunikasi jelang Pilkada