Sampit (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah optimistis rencana pembuatan objek wisata taman satwa di Pulau Hanibung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami yakin rencana taman satwa ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar Pulau Hanibung yang berdampak pada kesejahteraan mereka," kata Plt Kepala Bapperida Kotim Ramadansyah di Sampit, kemarin.
Pemkab Kotim tengah mempersiapkan Pulau Hanibung masuk wilayah hulu Desa Camba, Kecamatan Kota Besi sebagai objek wisata baru sekaligus lahan konservasi bagi satwa liar yang dilindungi Undang-Undang. Tak sedikit warga di Desa Camba yang bergantung pada Pulau Hanibung untuk mencari nafkah.
Ramadansyah menyampaikan, survei yang dilakukan Tim KeHati (Keanekaragaman Hayati) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng pada akhir Mei 2024 lalu bukan hanya terkait kekayaan hayati tapi juga potensi ekonomi yang ada di Pulau Hanibung.
Berdasarkan survei tersebut, bentang alam Pulau Hanibung tanpa dikelola masyarakat dan tanpa berproduksi, hanya dengan kondisi yang alami mampu menghasilkan Rp6 miliar lebih untuk kehidupan masyarakat. Karena masyarakat mencari ikan dan memanen hasil bumi dari pulau tersebut.
"Tanpa diolah saja Pulau Hanibung bisa menghasilkan bagi masyarakat sekitarnya, apalagi kalau kita olah tentu hasilnya bisa lebih baik," ujar Ramadansyah.
Ia melanjutkan, pengolahan Pulau Hanibung yang dimaksud adalah dengan menjaga kelestarian alam. Sebab tempat ini akan dijadikan lahan konservasi, rumah bagi aneka satwa yang ada di dalamnya. Disisi lain, pelestarian alam adalah salah satu misi Pemkab Kotim.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bapenda Kotim ini menegaskan, pengembangan Pulau Hanibung tidak akan menghilangkan hak masyarakat sekitar maupun yang memiliki kebun di dekat pulau tersebut.
Justru pemerintah daerah ingin memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, misalnya dengan membuka usaha penyeberangan dari Desa Camba ke Pulau Hanibung, membuka dermaga wisata, penginapan, rumah makan dan lainnya.
"Masyarakat bisa memanfaatkan ini untuk membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), sehingga mereka pun bisa berkembang," ucapnya.
Baca juga: Disdik Kotim: Pengawasan PPDB diperketat cegah pungli
Ramadansyah menambahkan, rencana Pemkab Kotim untuk membuat objek wisata taman satwa di Pulau Hanibung ini mendapat respons positif dan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BKSDA Kalteng hingga Orangutan Foundation International (OFI).
Dari keterangan BKSDA, sangat jarang pemerintah daerah yang berinisiatif mengajukan wilayahnya sebagai lahan atau kawasan konservasi. Terlebih dengan potensi Pulau Hanibung yang bisa menghasilkan lebih besar jika dikembangkan untuk kegiatan lainnya.
Dukungan ini pun menjadi motivasi dan semangat Pemkab Kotim untuk dapat merealisasikan Pulau Hanibung sebagai objek wisata taman satwa.
Baca juga: Transaksi Sampit Expo 2024 capai Rp3 miliar
Baca juga: Kotim dapat bantuan 151 sapi kurban
Baca juga: Kotim harapkan masukan yang membangun dari Tim Penilai Lomba Desa
"Kami yakin rencana taman satwa ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar Pulau Hanibung yang berdampak pada kesejahteraan mereka," kata Plt Kepala Bapperida Kotim Ramadansyah di Sampit, kemarin.
Pemkab Kotim tengah mempersiapkan Pulau Hanibung masuk wilayah hulu Desa Camba, Kecamatan Kota Besi sebagai objek wisata baru sekaligus lahan konservasi bagi satwa liar yang dilindungi Undang-Undang. Tak sedikit warga di Desa Camba yang bergantung pada Pulau Hanibung untuk mencari nafkah.
Ramadansyah menyampaikan, survei yang dilakukan Tim KeHati (Keanekaragaman Hayati) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng pada akhir Mei 2024 lalu bukan hanya terkait kekayaan hayati tapi juga potensi ekonomi yang ada di Pulau Hanibung.
Berdasarkan survei tersebut, bentang alam Pulau Hanibung tanpa dikelola masyarakat dan tanpa berproduksi, hanya dengan kondisi yang alami mampu menghasilkan Rp6 miliar lebih untuk kehidupan masyarakat. Karena masyarakat mencari ikan dan memanen hasil bumi dari pulau tersebut.
"Tanpa diolah saja Pulau Hanibung bisa menghasilkan bagi masyarakat sekitarnya, apalagi kalau kita olah tentu hasilnya bisa lebih baik," ujar Ramadansyah.
Ia melanjutkan, pengolahan Pulau Hanibung yang dimaksud adalah dengan menjaga kelestarian alam. Sebab tempat ini akan dijadikan lahan konservasi, rumah bagi aneka satwa yang ada di dalamnya. Disisi lain, pelestarian alam adalah salah satu misi Pemkab Kotim.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bapenda Kotim ini menegaskan, pengembangan Pulau Hanibung tidak akan menghilangkan hak masyarakat sekitar maupun yang memiliki kebun di dekat pulau tersebut.
Justru pemerintah daerah ingin memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, misalnya dengan membuka usaha penyeberangan dari Desa Camba ke Pulau Hanibung, membuka dermaga wisata, penginapan, rumah makan dan lainnya.
"Masyarakat bisa memanfaatkan ini untuk membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), sehingga mereka pun bisa berkembang," ucapnya.
Baca juga: Disdik Kotim: Pengawasan PPDB diperketat cegah pungli
Ramadansyah menambahkan, rencana Pemkab Kotim untuk membuat objek wisata taman satwa di Pulau Hanibung ini mendapat respons positif dan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BKSDA Kalteng hingga Orangutan Foundation International (OFI).
Dari keterangan BKSDA, sangat jarang pemerintah daerah yang berinisiatif mengajukan wilayahnya sebagai lahan atau kawasan konservasi. Terlebih dengan potensi Pulau Hanibung yang bisa menghasilkan lebih besar jika dikembangkan untuk kegiatan lainnya.
Dukungan ini pun menjadi motivasi dan semangat Pemkab Kotim untuk dapat merealisasikan Pulau Hanibung sebagai objek wisata taman satwa.
Baca juga: Transaksi Sampit Expo 2024 capai Rp3 miliar
Baca juga: Kotim dapat bantuan 151 sapi kurban
Baca juga: Kotim harapkan masukan yang membangun dari Tim Penilai Lomba Desa