Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung meminta pemerintah kota setempat agar dapat meningkatkan dukungan pemberian bantuan berupa bibit ikan untuk masyarakat.
"Karena memang sebagian besar masyarakat kita ini bekerja sebagai pembudi daya ikan dan menjual ikan di pasar tradisional sehingga perlu adanya bantuan dari pemerintah," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Terlebih beberapa waktu lalu harga ikan-ikan jenis lokal yang dijual di pasar tradisional melonjak akibat cuaca buruk sehingga para nelayan tak dapat berlayar mencari ikan.
Dirinya menjelaskan, berdasarkan laporan, harga ikan Jelawat yang awalnya Rp90 ribu per kilogram mengalami kenaikan harga menjadi Rp100 ribu per kilogram.
Kemudian harga ikan pipih yang semua berada pada Rp85 ribu per kilogram menjadi Rp90 ribu per kilogram dan ikan lais yang sebelumnya seharga Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp80 ribu per kilogram.
"Padahal masyarakat kita ini sangat suka memakan ikan, karena memang ikan lokal ini rasanya juga tidak kalah dengan ikan-ikan laut, terlebih pada segi protein," ucapnya.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Polda Kalteng minta masyarakat waspada isu SARA
Untuk itu Nenie mengatakan, dengan adanya bantuan bibit ikan dapat juga menekan melonjaknya harga ikan yang ada di pasar-pasar tradisional.
Dengan mengembangkan budi daya ikan lokal, masyarakat tidak perlu lagi pergi berlayar menangkap ikan-ikan tersebut, namun dapat memanen melalui budi daya ikan sistem keramba.
"Jadi kan lebih aman juga, cuaca seperti apa pun ikan dapat tetap aman. Hanya saja memang untuk pakannya juga harus ada bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Srikandi PDI Perjuangan ini menyampaikan, perlu adanya subsidi pakan dari pemerintah sehingga para budi daya ikan tidak menjerit dengan mahalnya harga ikan.
Dirinya mengakui, pengembangan budi daya ikan memang tidak dapat lepas dari campur tangan dari pemerintah, baik dari permodalan hingga dalam pemasaran hasil panen masyarakat.
"Tapi kan ketika kebutuhan di dalam kota sudah bisa terpenuhi dan masih terdapat stok, bisa menjual ke luar daerah dan itu akan membuat daerah lain menjadi bergantung dengan kita," demikian Nenie Adriati Lambung.
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya: Pentingnya kolaborasi wujudkan pembangunan terintegrasi
Baca juga: Jalin kerja sama, LKBN ANTARA audiensi bersama UPR
Baca juga: Polisi di Palangka Raya perkuat kemampuan personel antisipasi gangguan pemilu
"Karena memang sebagian besar masyarakat kita ini bekerja sebagai pembudi daya ikan dan menjual ikan di pasar tradisional sehingga perlu adanya bantuan dari pemerintah," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Terlebih beberapa waktu lalu harga ikan-ikan jenis lokal yang dijual di pasar tradisional melonjak akibat cuaca buruk sehingga para nelayan tak dapat berlayar mencari ikan.
Dirinya menjelaskan, berdasarkan laporan, harga ikan Jelawat yang awalnya Rp90 ribu per kilogram mengalami kenaikan harga menjadi Rp100 ribu per kilogram.
Kemudian harga ikan pipih yang semua berada pada Rp85 ribu per kilogram menjadi Rp90 ribu per kilogram dan ikan lais yang sebelumnya seharga Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp80 ribu per kilogram.
"Padahal masyarakat kita ini sangat suka memakan ikan, karena memang ikan lokal ini rasanya juga tidak kalah dengan ikan-ikan laut, terlebih pada segi protein," ucapnya.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Polda Kalteng minta masyarakat waspada isu SARA
Untuk itu Nenie mengatakan, dengan adanya bantuan bibit ikan dapat juga menekan melonjaknya harga ikan yang ada di pasar-pasar tradisional.
Dengan mengembangkan budi daya ikan lokal, masyarakat tidak perlu lagi pergi berlayar menangkap ikan-ikan tersebut, namun dapat memanen melalui budi daya ikan sistem keramba.
"Jadi kan lebih aman juga, cuaca seperti apa pun ikan dapat tetap aman. Hanya saja memang untuk pakannya juga harus ada bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Srikandi PDI Perjuangan ini menyampaikan, perlu adanya subsidi pakan dari pemerintah sehingga para budi daya ikan tidak menjerit dengan mahalnya harga ikan.
Dirinya mengakui, pengembangan budi daya ikan memang tidak dapat lepas dari campur tangan dari pemerintah, baik dari permodalan hingga dalam pemasaran hasil panen masyarakat.
"Tapi kan ketika kebutuhan di dalam kota sudah bisa terpenuhi dan masih terdapat stok, bisa menjual ke luar daerah dan itu akan membuat daerah lain menjadi bergantung dengan kita," demikian Nenie Adriati Lambung.
Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya: Pentingnya kolaborasi wujudkan pembangunan terintegrasi
Baca juga: Jalin kerja sama, LKBN ANTARA audiensi bersama UPR
Baca juga: Polisi di Palangka Raya perkuat kemampuan personel antisipasi gangguan pemilu