Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memanfaatkan Dana Bagi Hasil (DBH) sektor perkebunan kelapa sawit untuk mendukung peningkatan infrastruktur di wilayahnya.
“Ada beberapa paket perbaikan jalan yang kami lakukan tahun ini, sebagian besar menggunakan anggaran yang bersumber dari DBH sawit,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotim, Mentana Dhinar Tistama di Sampit, Jumat.
Diketahui setelah berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah, khususnya Bupati Kotim Halikinnor yang memperjuangkan ke pemerintah pusat akhirnya sejak 2023 Pemkab Kotim mulai menerima DBH dari perusahaan perkebunan kelapa sawit.
DBH sawit pertama yang diterima pada 2023 sebesar Rp46 miliar, kemudian di 2024 ini sebesar Rp41 miliar. Pemkab Kotim berupaya mengoptimalkan penggunaan dana tersebut untuk meningkatkan pembangunan daerah, khususnya infrastruktur jalan.
Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki aksesibilitas dan mendukung aktivitas perekonomian, terlebih jalan berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat.
Ia menyebutkan, tahun ini ada sekitar 11 paket perbaikan infrastruktur jalan menggunakan dana yang bersumber dari DBH sawit. Ruas jalan yang akan diperbaiki tersebut meliputi jalan dalam kota maupun luar kota.
Untuk jalan dalam kota beberapa di antaranya adalah Jalan HM Arsyad, Jalan Kapten Mulyono, Jalan Metro TV, dan Jalan Bumi Raya.
Kemudian, jalan luar kota atau pelosok seperti Jalan Simpang Kalang Kecamatan Antang Kalang, Jalan SP 7 Kecamatan Tualan Hulu, Jalan SP 2 dan Jalan Desa Mekar Jaya Kecamatan Parenggean, jalan menuju Desa Camba dan jalan dari Lingkar Utara menuju Desa Kandan Kecamatan Kota Besi.
Baca juga: Pergantian pemimpin RSUD Murjani Sampit diharapkan mampu tingkatkan pelayanan
“Beberapa ruas jalan itu akan kami tangani tahun ini, baik itu di dalam maupun luar kota. Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga semua bisa terlaksana,” ucapnya.
Dari sekian ruas jalan tersebut ada satu yang saat ini sedang dilaksanakan perbaikan, yakni Jalan HM Arsyad. Perbaikan Jalan HM Arsyad mulai dilaksanakan pada 7 Agustus 2024 lalu dengan target penyelesaian pada 24 Desember 2024.
Dalam rekonstruksi jalan ini pihaknya menggandeng pihak ketiga, yakni CV Sakakajang Bintang Utama sebagai pelaksana dan konsultan dari CV Berlian Kalimantan Engineering. Dengan nilai kontrak Rp12.194.000.000 yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Kotim pada 2023.
Rekonstruksi jalan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang dilaksanakan pada 2022 lalu. Kala itu, peningkatan dilakukan pada jalur sebelah barat, sedangkan kali ini giliran jalur sebelah timur yang ditingkatkan.
Panjang jalan yang ditingkatkan sama, yakni 2,4 kilometer, dari simpang empat Jalan Pelita hingga Bundaran KB, dengan lebar enam hingga tujuh meter.
Pihaknya menggunakan metode cement treated recycling base (CTRB) atau daur ulang untuk rekonstruksi jalur timur Jalan HM Arsyad yang sebelumnya juga digunakan untuk rekonstruksi jalur sebelah barat.
Metode ini dinilai efektif dan efisien, serta cepat pengerjaan. Selain itu, dari segi kapasitas jalan tidak kalah dengan metode yang biasa digunakan. Kapasitas Jalan HM Arsyad tetap bisa memenuhi standar jalan kabupaten, yakni Muatan Sumbu Terberat (MST) delapan ton.
Pengerjaan rekonstruksi jalan dikebut siang dan malam dengan harapan dapat selesai tepat waktu.
Baca juga: Harga bawang merah di Sampit merangkak naik
Baca juga: Fajrurrahman pensiun, Sanggul jabat Plh Sekda Kotim
Baca juga: Tingkatkan kompetensi aparatur desa di Kotim melalui aplikasi Si PeBeJe
“Ada beberapa paket perbaikan jalan yang kami lakukan tahun ini, sebagian besar menggunakan anggaran yang bersumber dari DBH sawit,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotim, Mentana Dhinar Tistama di Sampit, Jumat.
Diketahui setelah berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah, khususnya Bupati Kotim Halikinnor yang memperjuangkan ke pemerintah pusat akhirnya sejak 2023 Pemkab Kotim mulai menerima DBH dari perusahaan perkebunan kelapa sawit.
DBH sawit pertama yang diterima pada 2023 sebesar Rp46 miliar, kemudian di 2024 ini sebesar Rp41 miliar. Pemkab Kotim berupaya mengoptimalkan penggunaan dana tersebut untuk meningkatkan pembangunan daerah, khususnya infrastruktur jalan.
Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki aksesibilitas dan mendukung aktivitas perekonomian, terlebih jalan berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat.
Ia menyebutkan, tahun ini ada sekitar 11 paket perbaikan infrastruktur jalan menggunakan dana yang bersumber dari DBH sawit. Ruas jalan yang akan diperbaiki tersebut meliputi jalan dalam kota maupun luar kota.
Untuk jalan dalam kota beberapa di antaranya adalah Jalan HM Arsyad, Jalan Kapten Mulyono, Jalan Metro TV, dan Jalan Bumi Raya.
Kemudian, jalan luar kota atau pelosok seperti Jalan Simpang Kalang Kecamatan Antang Kalang, Jalan SP 7 Kecamatan Tualan Hulu, Jalan SP 2 dan Jalan Desa Mekar Jaya Kecamatan Parenggean, jalan menuju Desa Camba dan jalan dari Lingkar Utara menuju Desa Kandan Kecamatan Kota Besi.
Baca juga: Pergantian pemimpin RSUD Murjani Sampit diharapkan mampu tingkatkan pelayanan
“Beberapa ruas jalan itu akan kami tangani tahun ini, baik itu di dalam maupun luar kota. Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga semua bisa terlaksana,” ucapnya.
Dari sekian ruas jalan tersebut ada satu yang saat ini sedang dilaksanakan perbaikan, yakni Jalan HM Arsyad. Perbaikan Jalan HM Arsyad mulai dilaksanakan pada 7 Agustus 2024 lalu dengan target penyelesaian pada 24 Desember 2024.
Dalam rekonstruksi jalan ini pihaknya menggandeng pihak ketiga, yakni CV Sakakajang Bintang Utama sebagai pelaksana dan konsultan dari CV Berlian Kalimantan Engineering. Dengan nilai kontrak Rp12.194.000.000 yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Kotim pada 2023.
Rekonstruksi jalan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang dilaksanakan pada 2022 lalu. Kala itu, peningkatan dilakukan pada jalur sebelah barat, sedangkan kali ini giliran jalur sebelah timur yang ditingkatkan.
Panjang jalan yang ditingkatkan sama, yakni 2,4 kilometer, dari simpang empat Jalan Pelita hingga Bundaran KB, dengan lebar enam hingga tujuh meter.
Pihaknya menggunakan metode cement treated recycling base (CTRB) atau daur ulang untuk rekonstruksi jalur timur Jalan HM Arsyad yang sebelumnya juga digunakan untuk rekonstruksi jalur sebelah barat.
Metode ini dinilai efektif dan efisien, serta cepat pengerjaan. Selain itu, dari segi kapasitas jalan tidak kalah dengan metode yang biasa digunakan. Kapasitas Jalan HM Arsyad tetap bisa memenuhi standar jalan kabupaten, yakni Muatan Sumbu Terberat (MST) delapan ton.
Pengerjaan rekonstruksi jalan dikebut siang dan malam dengan harapan dapat selesai tepat waktu.
Baca juga: Harga bawang merah di Sampit merangkak naik
Baca juga: Fajrurrahman pensiun, Sanggul jabat Plh Sekda Kotim
Baca juga: Tingkatkan kompetensi aparatur desa di Kotim melalui aplikasi Si PeBeJe