Palangka Raya (ANTARA) - Bakal calon Gubernur Kalimantan Tengah, Willy Midel Yoseph, berdialog bersama puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Palangka Raya terkait berbagai perkembangan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah.
"Saya pikir ini adalah hal yang wajar, karena kan mahasiswa ini ingin tahu siapa sih calon-calon pemimpin daerahnya? Apa kemampuan dan rekam jejak dari calon pemimpinnya," katanya di Palangka Raya, Minggu.
Untuk itu dalam dialog di salah satu kafe di Kota Palangka Raya tersebut Willy mengungkapkan, bahwa sudah seharusnya masyarakat mencari tahu kapasitas, kemampuan hingga jejak rekam dari masing-masing bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah.
Dirinya mengaku senang dapat berdialog bersama para mahasiswa sehingga dirinya dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat, khususnya para generasi muda.
"Pemimpin itu kan harus menjadi contoh, serta dambaan bagi orang untuk bernaung dan berharap, jadi saya rasa ini langkah para mahasiswa agar tidak salah menentukan pilihan ke depan," ucapnya.
Willy mengaku bangga terhadap para mahasiswa yang berani mengajak bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng untuk berdialog, yang menandakan bahwa para mahasiswa ini menuntut ilmu pendidikan dengan baik.
Dirinya menilai, bahwa pendidikan sangat penting bagi seseorang untuk menentukan masa depan para generasi muda ke depan.
Baca juga: Satpol PP Palangka Raya diminta optimalkan pengawasan dan penegakan perda
"Karena bagaimanapun latar belakang pendidikan itu sangat menentukan status dalam kehidupan kita, saya pikir ini wajar. Saya senang sekali bisa berdialog bersama mahasiswa," ujarnya.
Dirinya meminta maaf kepada seluruh mahasiswa akibat bakal calon Wakil Gubernur Kalteng, Habib Ismail bin Yahya tak dapat menghadiri dialog ini.
Namun menurutnya, Habib Ismail merupakan seseorang yang sangat pintar, fleksibel dan ramah kepada siapapun, sehingga dirinya meyakini bahwa Habis Ismail tentu akan senang jika bisa hadir dalam dialog ini.
"Seandainya Pak Habib Ismail bisa hadir, tentu beliau pasti akan sangat senang. Tetapi karena beliau ada agenda lain dan kegiatan ini dilaksanakan mendadak, sehingga beliau tidak dapat hadir," tuturnya.
Willy juga berpesan kepada para mahasiswa agar tidak memilih pemimpin tanpa mengetahui latar belakang calon pemimpin tersebut.
"Saat ini kan kata-kata demokrasi itu tidak lagi seperti yang diharapkan orang. Seseorang itu terpilih karena suara terbanyak, tetapi terpilih bukan karena demokrasi. Demokrasi kan adalah pilihan yang tulus ikhlas, tanpa ancaman, tanpa iming-iming, tanpa harus ada politik uang, itu yang kita lihat," demikian Willy.
Baca juga: Marak kebakaran, warga Palangka Raya diminta lebih waspada
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta bantu sosialisasi penggunaan MyPertamina
Baca juga: Berikut pesan Ketua Sementara DPRD untuk pelamar CPNS di Palangka Raya
"Saya pikir ini adalah hal yang wajar, karena kan mahasiswa ini ingin tahu siapa sih calon-calon pemimpin daerahnya? Apa kemampuan dan rekam jejak dari calon pemimpinnya," katanya di Palangka Raya, Minggu.
Untuk itu dalam dialog di salah satu kafe di Kota Palangka Raya tersebut Willy mengungkapkan, bahwa sudah seharusnya masyarakat mencari tahu kapasitas, kemampuan hingga jejak rekam dari masing-masing bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah.
Dirinya mengaku senang dapat berdialog bersama para mahasiswa sehingga dirinya dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat, khususnya para generasi muda.
"Pemimpin itu kan harus menjadi contoh, serta dambaan bagi orang untuk bernaung dan berharap, jadi saya rasa ini langkah para mahasiswa agar tidak salah menentukan pilihan ke depan," ucapnya.
Willy mengaku bangga terhadap para mahasiswa yang berani mengajak bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng untuk berdialog, yang menandakan bahwa para mahasiswa ini menuntut ilmu pendidikan dengan baik.
Dirinya menilai, bahwa pendidikan sangat penting bagi seseorang untuk menentukan masa depan para generasi muda ke depan.
Baca juga: Satpol PP Palangka Raya diminta optimalkan pengawasan dan penegakan perda
"Karena bagaimanapun latar belakang pendidikan itu sangat menentukan status dalam kehidupan kita, saya pikir ini wajar. Saya senang sekali bisa berdialog bersama mahasiswa," ujarnya.
Dirinya meminta maaf kepada seluruh mahasiswa akibat bakal calon Wakil Gubernur Kalteng, Habib Ismail bin Yahya tak dapat menghadiri dialog ini.
Namun menurutnya, Habib Ismail merupakan seseorang yang sangat pintar, fleksibel dan ramah kepada siapapun, sehingga dirinya meyakini bahwa Habis Ismail tentu akan senang jika bisa hadir dalam dialog ini.
"Seandainya Pak Habib Ismail bisa hadir, tentu beliau pasti akan sangat senang. Tetapi karena beliau ada agenda lain dan kegiatan ini dilaksanakan mendadak, sehingga beliau tidak dapat hadir," tuturnya.
Willy juga berpesan kepada para mahasiswa agar tidak memilih pemimpin tanpa mengetahui latar belakang calon pemimpin tersebut.
"Saat ini kan kata-kata demokrasi itu tidak lagi seperti yang diharapkan orang. Seseorang itu terpilih karena suara terbanyak, tetapi terpilih bukan karena demokrasi. Demokrasi kan adalah pilihan yang tulus ikhlas, tanpa ancaman, tanpa iming-iming, tanpa harus ada politik uang, itu yang kita lihat," demikian Willy.
Baca juga: Marak kebakaran, warga Palangka Raya diminta lebih waspada
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta bantu sosialisasi penggunaan MyPertamina
Baca juga: Berikut pesan Ketua Sementara DPRD untuk pelamar CPNS di Palangka Raya