Palangka Raya (ANTARA) - Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri (Kejari) Lamandau, Kalimantan Tengah menuntut hukuman mati terhadap dua terdakwa dalam kasus narkotika 33,6 kilogram yang diungkap Polres Lamandau pada Mei 2024 lalu.
Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, Undang Mugopal di Palangka Raya, Senin, mengatakan dua terdakwa kasus narkotika dituntut hukuman mati itu bernama Jumaidi (43) dan Yuliansyah (41), JPU Kejari Lamandau dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Lamandau pada Senin (21/10).
"Pemberitaan tuntutan hukuman mati diberikan usai JPU berkeyakinan secara sah berdasarkan barang bukti yang disampaikan di pengadilan," kata Undang Mugopal, Senin.
Pemberian tuntutan hukuman mati sebelumnya sudah diusulkan secara berjenjang mulai dari Kejari Lamandau ke Kejati Kalteng dan diusulkan ke Kejaksaan Agung.
"Pimpinan Kejaksaan Agung sudah setuju kedua terdakwa dituntut hukuman mati. Sore tadi tuntutan telah dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lamandau," katanya.
Dia menuturkan, terkait latar belakang para terdakwa dituntut hukuman mati oleh JPU karena alat bukti yang kuat dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lamandau, kedua terdakwa juga dikategorikan sebagai pengedar narkotika dengan barang bukti yang cukup besar atau seberat 33,6 kilogram.
Baca juga: Polda Kalteng temukan 50,6 kilogram sabu disembunyikan dalam jeriken
"Secara logika saja, barang sebanyak itu tentunya tidak mungkin dipakai sendiri. Barang itu akan diedarkan di Kalteng dan mengakibatkan ratusan ribu masyarakat terpapar," bebernya.
Undang Mugopal mengharapkan, majelis hakim dapat menyetujui tuntutan hukuman mati tersebut. Jika nantinya putusan majelis hakim berbeda dari tuntutan, maka pihaknya akan melakukan langkah hukum berupa banding hingga kasasi.
Tuntutan hukuman mati bagi pengedar narkotika di Kalteng menjadi tuntutan pertama dalam sejarah Kejati Kalteng.
Pihaknya pun masih menunggu perkembangan perkara pengungkapan narkotika seberat 55,6 kilogram yang dilakukan Polres Lamandau beberapa waktu lalu. Tuntutan berat dipastikan akan diberikan jika nantinya telah berproses di pengadilan.
"Kami tentunya berpesan, siapapun yang melihat, mendengar berita ini. Jangan sekali-kali bermain dengan narkotika, apalagi mengedarkan. Kami jajaran kejaksaan akan menuntut berat siapapun yang bermain-main atau mengedarkan narkotika jenis apapun. Kita ingin Kalteng bersih dan bebas dari yang namanya narkotika," demikian Undang Mugopal.
Baca juga: Polda Kalteng bentuk tim khusus tangani maraknya aksi pembakaran rumah kosong
Baca juga: 350 personel dikerahkan untuk amankan debat pertama Pilkada Kalteng
Baca juga: Kapolda jamin Pilkada Kalteng 2024 berjalan lancar dan aman
Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah, Undang Mugopal di Palangka Raya, Senin, mengatakan dua terdakwa kasus narkotika dituntut hukuman mati itu bernama Jumaidi (43) dan Yuliansyah (41), JPU Kejari Lamandau dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Lamandau pada Senin (21/10).
"Pemberitaan tuntutan hukuman mati diberikan usai JPU berkeyakinan secara sah berdasarkan barang bukti yang disampaikan di pengadilan," kata Undang Mugopal, Senin.
Pemberian tuntutan hukuman mati sebelumnya sudah diusulkan secara berjenjang mulai dari Kejari Lamandau ke Kejati Kalteng dan diusulkan ke Kejaksaan Agung.
"Pimpinan Kejaksaan Agung sudah setuju kedua terdakwa dituntut hukuman mati. Sore tadi tuntutan telah dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lamandau," katanya.
Dia menuturkan, terkait latar belakang para terdakwa dituntut hukuman mati oleh JPU karena alat bukti yang kuat dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lamandau, kedua terdakwa juga dikategorikan sebagai pengedar narkotika dengan barang bukti yang cukup besar atau seberat 33,6 kilogram.
Baca juga: Polda Kalteng temukan 50,6 kilogram sabu disembunyikan dalam jeriken
"Secara logika saja, barang sebanyak itu tentunya tidak mungkin dipakai sendiri. Barang itu akan diedarkan di Kalteng dan mengakibatkan ratusan ribu masyarakat terpapar," bebernya.
Undang Mugopal mengharapkan, majelis hakim dapat menyetujui tuntutan hukuman mati tersebut. Jika nantinya putusan majelis hakim berbeda dari tuntutan, maka pihaknya akan melakukan langkah hukum berupa banding hingga kasasi.
Tuntutan hukuman mati bagi pengedar narkotika di Kalteng menjadi tuntutan pertama dalam sejarah Kejati Kalteng.
Pihaknya pun masih menunggu perkembangan perkara pengungkapan narkotika seberat 55,6 kilogram yang dilakukan Polres Lamandau beberapa waktu lalu. Tuntutan berat dipastikan akan diberikan jika nantinya telah berproses di pengadilan.
"Kami tentunya berpesan, siapapun yang melihat, mendengar berita ini. Jangan sekali-kali bermain dengan narkotika, apalagi mengedarkan. Kami jajaran kejaksaan akan menuntut berat siapapun yang bermain-main atau mengedarkan narkotika jenis apapun. Kita ingin Kalteng bersih dan bebas dari yang namanya narkotika," demikian Undang Mugopal.
Baca juga: Polda Kalteng bentuk tim khusus tangani maraknya aksi pembakaran rumah kosong
Baca juga: 350 personel dikerahkan untuk amankan debat pertama Pilkada Kalteng
Baca juga: Kapolda jamin Pilkada Kalteng 2024 berjalan lancar dan aman