Palangka Raya (ANTARA) - Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah menggelar dua simulasi sekaligus yang melibatkan sekitar 150 orang personel gabungan, Selasa (12/11), dalam rangka memastikan keandalan dan kesiapan personel dalam menangani situasi darurat.
"Hari ini kami melaksanakan Airport Contigency Exercise (ACE) dan Airport Emergency Exercise (AEE). Keduanya berjalan lancar dan semua personel melakukannya dengan baik," kata Executive General Manager (EGM) KC Bandara Tjilik Riwut Mohamad Adiwiyatno di Palangka Raya, Selasa.
Untuk simulasi ACE, yakni kondisi dimana adanya informasi ancaman bom di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Informasi ini pun segera ditindaklanjuti, mendapat penanganan dari tim gabungan yang melibatkan personel lintas sektor, termasuk TNI dan Polri.
Kemudian dilakukan penanganan sesuai SOP, termasuk penyisiran dan tindakan di areal bandara, hingga pada akhirnya dipastikan kondisi benar-benar aman dan terkendali.
Sedangkan untuk AEE, yakni kecelakaan pesawat udara yang di dalamnya terdapat sebanyak 22 orang, baik penumpang maupun kru pesawat. Kejadian ini disimulasikan yakni pesawat yang mendarat sedikit melebihi zona touch down karena arah
angin tiba-tiba berubah menjadi tail wind, hingga terjadi hard landing yang mengakibatkan pesawat oleng ke kanan dan berhenti di bahu runway. Kobaran api terlihat dari arah engine (mesin) kiri pesawat.
Baca juga: Pemprov Kalteng sukseskan Gerakan Indonesia Membaca
Bandara Tjilik Riwut segera melakukan koordinasi cepat sesuai standar operasional penanganan, hingga kemudian tim gabungan langsung diturunkan, mulai dari Airport Rescue Fire Fighting (ARFF), Basarnas, Balai Karantina Kesehatan, serta lainnya. Penanganan di lapangan dilakukan, mulai dari pemadaman api, serta kemudian evakuasi terhadap 22 orang baik penumpang maupun kru pesawat.
"Kegiatan dua simulasi ini, juga untuk menyinergikan masing-masing SOP dari setiap instansi terkait, agar apabila menghadapi kejadian nyata, semuanya dalam kondisi benar-benar siap dan semakin solid dalam berkolaborasi melakukan penanganan di lapangan," jelasnya.
Dijelaskannya, simulasi penanganan ini seyogyanya minimal dilakukan satu kali dalam empat tahun. Namun dalam setiap tahunnya, Bandara Tjilik Riwut serta instansi terkait, rutin menggelar rapat koordinasi maupun pelatihan bersama menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
"Kami senantiasa berupaya memberikan yang terbaik, untuk memberikan kenyamanan secara maksimal bagi masyarakat yang melakukan penerbangan di Bandara Tjilik Riwut," tuturnya.
Baca juga: Perkuat sektor pariwisata, Kalimantan Tengah perbanyak gelar seni dan budaya
Baca juga: Bappedalitbang Kalteng: Peningkatan status jalan semakin pacu perekonomian
Baca juga: Antisipasi bencana banjir, Pemprov Kalteng siapkan rencana kontingensi
"Hari ini kami melaksanakan Airport Contigency Exercise (ACE) dan Airport Emergency Exercise (AEE). Keduanya berjalan lancar dan semua personel melakukannya dengan baik," kata Executive General Manager (EGM) KC Bandara Tjilik Riwut Mohamad Adiwiyatno di Palangka Raya, Selasa.
Untuk simulasi ACE, yakni kondisi dimana adanya informasi ancaman bom di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Informasi ini pun segera ditindaklanjuti, mendapat penanganan dari tim gabungan yang melibatkan personel lintas sektor, termasuk TNI dan Polri.
Kemudian dilakukan penanganan sesuai SOP, termasuk penyisiran dan tindakan di areal bandara, hingga pada akhirnya dipastikan kondisi benar-benar aman dan terkendali.
Sedangkan untuk AEE, yakni kecelakaan pesawat udara yang di dalamnya terdapat sebanyak 22 orang, baik penumpang maupun kru pesawat. Kejadian ini disimulasikan yakni pesawat yang mendarat sedikit melebihi zona touch down karena arah
angin tiba-tiba berubah menjadi tail wind, hingga terjadi hard landing yang mengakibatkan pesawat oleng ke kanan dan berhenti di bahu runway. Kobaran api terlihat dari arah engine (mesin) kiri pesawat.
Baca juga: Pemprov Kalteng sukseskan Gerakan Indonesia Membaca
Bandara Tjilik Riwut segera melakukan koordinasi cepat sesuai standar operasional penanganan, hingga kemudian tim gabungan langsung diturunkan, mulai dari Airport Rescue Fire Fighting (ARFF), Basarnas, Balai Karantina Kesehatan, serta lainnya. Penanganan di lapangan dilakukan, mulai dari pemadaman api, serta kemudian evakuasi terhadap 22 orang baik penumpang maupun kru pesawat.
"Kegiatan dua simulasi ini, juga untuk menyinergikan masing-masing SOP dari setiap instansi terkait, agar apabila menghadapi kejadian nyata, semuanya dalam kondisi benar-benar siap dan semakin solid dalam berkolaborasi melakukan penanganan di lapangan," jelasnya.
Dijelaskannya, simulasi penanganan ini seyogyanya minimal dilakukan satu kali dalam empat tahun. Namun dalam setiap tahunnya, Bandara Tjilik Riwut serta instansi terkait, rutin menggelar rapat koordinasi maupun pelatihan bersama menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
"Kami senantiasa berupaya memberikan yang terbaik, untuk memberikan kenyamanan secara maksimal bagi masyarakat yang melakukan penerbangan di Bandara Tjilik Riwut," tuturnya.
Baca juga: Perkuat sektor pariwisata, Kalimantan Tengah perbanyak gelar seni dan budaya
Baca juga: Bappedalitbang Kalteng: Peningkatan status jalan semakin pacu perekonomian
Baca juga: Antisipasi bencana banjir, Pemprov Kalteng siapkan rencana kontingensi