Palangka Raya (ANTARA) - Peserta didik di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah disarankan saat libur serentak yang diberikan pada 27 November 2024 bertepatan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar di rumah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani, Selasa, di Palangka Raya, mengatakan agar libur tersebut tidak diartikan sebagai waktu luang untuk bersantai, melainkan sebagai kesempatan untuk tetap produktif melalui pembelajaran mandiri.
"Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah dan guru untuk memberikan tugas rumah (PR) kepada para siswa. Tugas ini wajib dikerjakan dan akan dikumpulkan kembali saat sekolah dimulai," kata Jayani.
Menurut Jayani, kebijakan ini bertujuan agar peserta didik tetap terhubung dengan materi pelajaran, meskipun sedang berada di luar lingkungan sekolah.
"Jangan sampai libur sehari menjadi alasan untuk tidak belajar. Pendidikan adalah proses berkelanjutan, dan kami ingin memastikan anak-anak tidak tertinggal," tambahnya.
Para guru di berbagai sekolah telah menyusun tugas-tugas yang relevan dengan kurikulum dan dirancang untuk dapat dikerjakan secara mandiri di rumah. Mulai dari soal-soal latihan, membaca buku teks, hingga proyek kecil yang melibatkan kreativitas siswa.
"Setidaknya para orang tua juga aktif dalam mengawal tugas tersebut, sehingga anak-anaknya aktif belajar di rumah. Jangan sampai libur besok malah dijadikan hari bersantai sehingga tugas yang diberikan bisa tidak dikerjakan oleh peserta didik nantinya," bebernya.
Sebelum mengakhiri perbincangannya, Jayani juga menambahkan, para orang tua juga bisa ikut menjaga kesehatan anak-anaknya apalagi saat ini musim hujan sudah mulai melanda daerah setempat.
"Jaga makanan sehari-hari dengan tujuan untuk menghindari peserta didik kita sakit, apalagi saat ini musim hujan dan sangat rawan terserang penyakit Ispa," demikian Jayani.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani, Selasa, di Palangka Raya, mengatakan agar libur tersebut tidak diartikan sebagai waktu luang untuk bersantai, melainkan sebagai kesempatan untuk tetap produktif melalui pembelajaran mandiri.
"Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah dan guru untuk memberikan tugas rumah (PR) kepada para siswa. Tugas ini wajib dikerjakan dan akan dikumpulkan kembali saat sekolah dimulai," kata Jayani.
Menurut Jayani, kebijakan ini bertujuan agar peserta didik tetap terhubung dengan materi pelajaran, meskipun sedang berada di luar lingkungan sekolah.
"Jangan sampai libur sehari menjadi alasan untuk tidak belajar. Pendidikan adalah proses berkelanjutan, dan kami ingin memastikan anak-anak tidak tertinggal," tambahnya.
Para guru di berbagai sekolah telah menyusun tugas-tugas yang relevan dengan kurikulum dan dirancang untuk dapat dikerjakan secara mandiri di rumah. Mulai dari soal-soal latihan, membaca buku teks, hingga proyek kecil yang melibatkan kreativitas siswa.
"Setidaknya para orang tua juga aktif dalam mengawal tugas tersebut, sehingga anak-anaknya aktif belajar di rumah. Jangan sampai libur besok malah dijadikan hari bersantai sehingga tugas yang diberikan bisa tidak dikerjakan oleh peserta didik nantinya," bebernya.
Sebelum mengakhiri perbincangannya, Jayani juga menambahkan, para orang tua juga bisa ikut menjaga kesehatan anak-anaknya apalagi saat ini musim hujan sudah mulai melanda daerah setempat.
"Jaga makanan sehari-hari dengan tujuan untuk menghindari peserta didik kita sakit, apalagi saat ini musim hujan dan sangat rawan terserang penyakit Ispa," demikian Jayani.