Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor mengaku mendukung dan senang jika ada investor yang mendirikan rumah sakit swasta di daerah ini agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih meningkat. 

"Bahkan kemarin sudah saya sampaikan karena ada satu atau dua pihak yang ingin berinvestasi. Kita akan berikan kemudahan, apakah pemungutan pajaknya dulu kita tunda dulu beberapa bulan atau kemudahan lainnya agar mereka bisa mudah berinvestasi di sini," kata Halikinnor di Sampit. 

Halikinnor mengakui pelayanan kesehatan belum maksimal seperti diharapkan. Hal itu lantaran masih terbatasnya sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia bidang kesehatan yang dimiliki pemerintah. 

Kondisi ini ditambah dengan keberadaan RSUD dr Murjani Sampit yang menjadi rujukan bagi pasien dari daerah lain seperti dari Kabupaten Seruyan dan Katingan, sehingga jumlah pasien terus meningkat, bahkan bisa mencapai 600 orang per hari.

Kondisi inilah yang diakui mungkin belum bisa memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat. Tidak mustahil pula jika ada sejumlah pasien yang mungkin sampai merasa kecewa dengan kondisi tersebut.

"Memang selama ini kesulitan kita karena rumah sakit satu-satunya dan pasien melebihi kapasitas. Misalnya satu orang dokter spesialis maksimal hanya 40 orang dalam satu hari pelayanan, sekarang harus melayani lebih banyak, tentu itu tidak seimbang," ujarnya.

Baca juga: Terminal listrik rakitan temuan paling berbahaya di Lapas Sampit

Keterbatasan ini membuat jumlah pasien yang dilayani harus disesuaikan dengan jumlah dan batas kemampuan dokter yang ada. Hal ini agar pelayanan yang diberikan tetap optimal sesuai ketentuan, tidak sekadar diperiksa seadanya.

Meski di tengah keterbatasan tersebut,  Halikinnor mengaku sudah menginstruksikan supaya seluruh jajarannya di pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan lainnya untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Untuk itulah dirasa perlunya kehadiran rumah sakit baru agar warga bisa terlayani dengan baik. Pemerintah juga membuka peluang dengan harapan ada pihak swasta yang masuk membangun rumah sakit di Kotawaringin Timur. 

Penegasan ini disampaikan Halikinnor sekaligus meluruskan adanya anggapan bahwa pemerintah daerah menutup diri terhadap pihak swasta yang ingin membangun rumah sakit di daerah ini. Menurutnya, kehadiran rumah sakit swasta justru akan sangat membantu peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan antrean bisa terurai sehingga pasien bisa dilayani lebih cepat.

Halikinnor menduga, pihak swasta masih mempertimbangkan membangun rumah sakit di Kotawaringin Timur karena cakupan perlindungan kesehatan masyarakat melalui BPJS Kesehatan di daerah ini sudah tinggi.

Kotawaringin Timur sudah menyandang status "Universal Health Coverage" (UHC) karena cakupan jaminan kesehatan penduduknya sudah di atas 90 persen. Ini setelah pemerintah daerah menggelontorkan anggaran lebih dari Rp50 miliar setiap tahunnya untuk menanggung iuran BPJS Kesehatan bagi penduduknya tidak mampu sehingga masyarakat bisa berobat gratis di fasilitas kesehatan. 

"Jadi mereka rumah sakit swasta pangsa pasarnya mungkin cukup berat. Ini harus dipahami. Jadi jangan dikira pemerintah daerah tidak melayani. Saya malah senang ada rumah sakit swasta sehingga ada kompetitor supaya pelayanan bisa lebih baik," demikian Halikinnor. 

Baca juga: Pemkab Kotim antisipasi penimbunan bahan pokok

Baca juga: PPNI Kotim diharap jadi pelopor perubahan positif bidang kesehatan

Baca juga: Pelindo Sampit optimalkan pemanfaatan teknologi cegah penyimpangan


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024