Sampit (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sedang menjajaki kemungkinan melakukan kerja sama dengan pola kemitraan dalam pengelolaan sampah rumah tangga di daerah ini.
"Kita sangat dimungkinkan (menjalin kemitraan) walaupun memang kita yang namanya pemerintah itu kan butuh regulasi. Jadi kita sedang mencari pihak-pihak swasta yang ingin ikut di dalam pengelolaan sampah ini," kata Pelaksana Tugas KLH Kotawaringin Timur, Marjuki di Sampit, Senin.
Terus meningkatnya volume sampah rumah tangga, khususnya di Sampit, menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan kebersihan, keindahan dan kesehatan masyarakat.
Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga di kota yang terdiri dua kecamatan yakni Mentawa Baru Ketapang dan Baamang ini dalam sehari bisa mencapai 140 ton. Jumlah ini sudah melampaui kemampuan pengangkutan oleh petugas yang hanya sekitar 83 ton dalam sehari sehingga sampah sering menumpuk.
Pemerintah daerah sedang mengupayakan penambahan personel, armada dan anggaran operasional. Sementara itu, petugas yang ada di delapan depo sampah di Sampit, dimaksimalkan dalam mengangkut sampah yang ada.
Untuk jangka panjang, kata Marjuki, sudah saatnya dilakukan pemilahan sampah. Sampah yang masih bernilai ekonomis bisa dipisahkan dan dimanfaatkan, sehingga sisa sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir bisa berkurang.
Baca juga: Pemkab Kotim ajak perusahaan besar tingkatkan kepedulian bantu pembangunan desa
Pemilahan sampah juga untuk memanfaatkan kembali sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi, misalnya untuk dicacah dan dijual, maupun dibuat menjadi kerajinan seperti ancaman, perabot rumah tangga, batako dan lainnya.
Untuk mewujudkan itu, perlu keterlibatan pihak swasta, baik perusahaan maupun kelompok masyarakat yang berminat. DLH berharap bisa mendapat mitra untuk kerja sama yang saling menguntungkan sehingga pengolahan sampah bisa optimal dan mitra juga mendapat manfaat ekonominya.
"Sudah saatnya kita harus bergeser ke pola kontrol. Artinya ada pemisahan terhadap sampah-sampah yang bernilai ekonomi. Sampah tetap sampah, tetapi bagaimana sampah menjadi memiliki nilai ekonomi," ujar pria yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur.
Marjuki berharap semua pihak berkontribusi dalam penanganan sampah, mulai dari masyarakat, pengusaha swasta, dan tentunya semua perangkat daerah. Dia kembali menegaskan tentang pentingnya sumber daya manusia, sarana prasarana serta dukungan anggaran dalam penanganan sampah agar lebih optimal.
Masyarakat juga diimbau untuk peduli dengan cara membuang sampah pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Ketertiban tersebut akan sangat membantu petugas dalam optimalisasi pengangkutan sampah sehingga tidak sampai menumpuk di depo-depo yang tersebar di Sampit ini.
Baca juga: DPRD Kotim sebut dua kendala dihadapi tenaga kerja lokal
Baca juga: Legislator Kotim berharap SPMB jadi solusi pemerataan pendidikan
Baca juga: Pemkab Kotim masih tunggu juknis penganggaran MBG