Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memastikan layanan kesehatan tetap berjalan dengan baik di tengah banjir yang melanda sebagian wilayah setempat.
“Berdasarkan laporan BPBD memang ada sejumlah desa yang sudah terendam banjir, menyikapi hal tersebut pimpinan kami, Kepala Dinkes sudah menginstruksikan agar fasilitas layanan kesehatan standby (siaga),” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim Nugroho Kuncoro Yudho di Sampit, Minggu.
Ia menjelaskan, segera setelah menerima informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengenai banjir yang merendam sejumlah wilayah Kotim, pihaknya melakukan beberapa langkah strategis untuk memastikan layanan kesehatan tetap berjalan.
Terlebih, pelayanan kesehatan dinilai sangat penting di tengah banjir untuk mencegah penyebaran penyakit dan menangani masalah kesehatan yang muncul sejak dini bagi warga yang terdampak.
Langkah pertama yang diambil adalah menginstruksikan seluruh fasilitas layanan kesehatan, baik itu puskesmas, pustu dan poskesdes agar tetap bersiaga agar ketika ada warga yang membutuhkan penanganan medis dapat segera ditangani.
Kedua, kepada para tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan diminta untuk memastikan obat-obatan dan bahan medis habis pakai siap siaga sehingga ketika sewaktu-waktu diperlukan bisa langsung digunakan tanpa harus menunggu kiriman pasokan dari Dinkes.
“Apalagi ketika banjir biasanya ada beberapa kondisi yang membuat transportasi tidak memungkinkan, sehingga dengan menyiapkan bahan medis sejak awal bisa mencegah terjadinya hambatan pelayanan kesehatan di desa,” jelasnya.
Ia melanjutkan, informasi sementara salah satu pustu yang berada di Desa Lunuk Bagantung, Kecamatan Bukit Santuai ikut terdampak dan terendam banjir.
Namun, untuk obat-obatan dan peralatan medis masih aman karena ditempatkan pada posisi yang cukup tinggi. Pelayanan kesehatan pun masih bisa dilakukan dan jika kondisi darurat layanan bisa dipindahkan sementara ke lokasi yang lebih kondusif.
Baca juga: Pemkab Kotim tetapkan status siaga darurat banjir 48 hari
Nugroho juga menyampaikan, pada kondisi banjir penyakit yang paling rawan terjadi adalah penyakit kulit seperti gatal dan sakit perut atau diare.
Hal ini dikarenakan sanitasi air yang buruk akibat banjir yang membuat air yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari tercampur dengan air kotor, sehingga masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati.
“Selain itu, banjir juga bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang. Karena tidak bisa beraktivitas atau tidak mencari nafkah karena banjir akhirnya menjadi stres. Dalam kondisi seperti ini dukungan dari orang terdekat bisa mencegah atau mengurangi dampak tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data terakhir dari BPBD Kotim pada Sabtu (13/9) tercatat ada tujuh kecamatan meliputi 20 desa yang terendam banjir yang disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi hingga berimbas pada luapan sungai.
Wilayah yang terendam banjir tersebut adalah Kecamatan Cempaga Hulu di Desa Sei Ubar Mandiri, Kecamatan Parenggean di Desa Beringin Tunggal Jaya, Bajarau dan Barunang Miri, Kecamatan Antang Kalang di Desa Sungai Hanya.
Kecamatan Telaga Antang di Desa Tumbang Sangai, Beringin Agung, Agung Mulya dan Tanjung Harapan, Kecamatan Bukit Santuai di Desa Lunuk Bagantung, Teweh Hara, Tumbang Sapia, Tumbang Penyahuan, Tumbang Tilap, dan Tumbang Kaminting.
Kecamatan Tualan Hulu di Desa Tumbang Mujam dan Merah, Kecamatan Mentaya Hulu di Kelurahan Kuala Kuayan, Desa Bawan dan Tanjung Jariangau.
Kedalaman banjir berkisar antara 20-90 sentimeter dari permukaan jalan, dengan banjir terdalam berada di Desa Beringin Tunggal Jaya. Kendati begitu, sejauh ini belum ada warga yang dikabarkan mengungsi.
Baca juga: DPRD Kotim sambut hangat rencana investasi smelter
Baca juga: Jadwal pengisian DRH PPPK paruh waktu Kotim diperpanjang
Baca juga: 1.891 pegawai non ASN di Kotim diangkat menjadi PPPK paruh waktu