Jakarta (Antara Kalteng) - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu dalam acara silaturahmi dengan media massa di Jakarta, Senin, memaparkan keberadaan 10 WNI yang masih menjadi sandera kelompok separatis asal Filipina, Abu Sayyaf.
"Saat ini tujuh WNI terpantau di Panamao, sedangkan tiga lainnya terpisah di Pulau Lapac," kata Menhan.
Tujuh WNI anak buah kapal (ABK) Charles 001 dan tongkang Robby 152 yang ditangkap di perairan Sulu pada 23 Juni, terlihat di wilayah Sitio Lupah Kapituhan, Panamao, Kepulauan Sulu pada 27 Juni bersama pucuk pimpinan kelompok Abu Sayyaf, Alhabsy Misaya dan Salip Mira Kayawan, serta 50 personnel bersenjata.
Kemudian pada 1 Juli, empat sandera WNI masih berada di sebuah desa bernama Pangdan, Kalingalang Caluang (berdekatan dengan Panamao) di bawah pengawasan subkelompok Alhabsyi, sedangkan tiga WNI lain dipindahkan ke Pandami, Pulau Lapac (64 kilometer dari Panamao), di bawah pengawasan subkelompok Majal Adja.
Selain bertujuan untuk menghindari deteksi aparat keamanan dan memudahkan perpindahan, kelompok Abu Sayyaf membagi posisi sandera WNI untuk mengambil keuntungan dengan mengajukan dua tuntutan tebusan.
Sementara itu, tiga WNI ABK kapal pukat tunda LD/114/5S yang diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada 9 Juli, juga dibawa ke Panamao sehingga di wilayah itu terdapat total tujuh sandera.
Kelompok penculik tiga WNI tersebut dikenal sebagai Muktadil bersaudara yang beranggotakan Salvador, Brown, Nelson, dan Khadaffy--keempatnya memiliki nama belakang Muktadil.
Menurut Menhan, angkatan bersenjata Filipina sedang berupaya menuntaskan gerakan separatis Abu Sayyaf dengan mengerahkan 10.000 pasukan militer, sesuai perintah Presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte.
Upaya tersebut dibuktikan dengan laporan tewasnya 40 orang anggota Abu Sayyaf dalam penyerbuan yang dilakukan tentara Filipina, pekan lalu.
"Saat saya ke Filipina mendapat informasi bahwa Presiden (Duterte) akan tegas menghabisi Abu Sayyaf. Rupanya benar, beberapa hari lalu saya terima laporan 40 (pemberontak Abu Sayyaf) mati dan 37 lainnya terluka," kata Menhan Ryamizard.
Penyerbuan kelompok separatis itu akan terus dilanjutkan dari timur ke barat, kemudian ke selatan. hingga mereka terdesak ke perbatasan Malaysia.
Terkait rencana operasi militer untuk membebaskan sandera, kata Menhan, masih perlu dibahas secara detail dalam pertemuan trilateral antarmenteri pertahanan Indonesia, Filipina, dan Malaysia yang akan berlangsung di Kuala Lumpur, Kamis (21/7).
"Apakah nanti kita (Indonesia) akan membantu menutup (pergerakan Abu Sayyaf) dari selatan, itu akan dibicarakan besok Kamis," tutur Ryamizard.
Berita Terkait
Sekda Kobar: Keberadaan PWI berperan penting dalam mengawal pembangunan daerah
Senin, 4 November 2024 14:08 Wib
Keberadaan dan peranan DPD RI perlu jadi penelitian banyak pihak, kata Teras Narang
Kamis, 26 September 2024 17:32 Wib
Pj Bupati minta keberadaan Bapopsi bisa majukan prestasi olahraga pelajar di Gumas
Senin, 26 Agustus 2024 16:15 Wib
Kesbangpol Pulang Pisau awasi keberadaan kelompok JAI
Selasa, 20 Agustus 2024 15:55 Wib
Jokowi: Keberadaan jalan tol dan bandara permudah akses ke IKN
Senin, 12 Agustus 2024 16:38 Wib
Bareskrim Polri waspadai keberadaan laboratorium narkoba rahasia di Indonesia
Kamis, 11 Juli 2024 18:49 Wib
DPRD Kalteng minta keberadaan BUMDes harus dimaksimalkan bantu potensi warga
Jumat, 5 Juli 2024 15:21 Wib
Pj Bupati sambut baik keberadaan Duta Generasi Remaja di Seruyan
Kamis, 20 Juni 2024 10:45 Wib