Kalteng Tingkatkan Pertanian Dukung Kedaulatan Pangan Nasional
Sampit,, 9/10 (Antara Kalteng) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus memacu produksi pertanian di seluruh kabupaten dan kota untuk menjaga ketahanan pangan daerah dan mendukung kedaulatan pangan nasional.
"Kita harus menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan.
Sukseskan Kalimantan Tengah berdaulat pangan menuju Kalimantan Tengah berkah. Kita juga harus mengantisipasi krisis global yang bisa berdampak pada kedaulatan pangan," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Hardy Rampay di Sampit, Senin.
Hardy mewakili gubernur saat puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVII tingkat Provinsi Kalimantan Tengah di Stadion 29 November Sampit pada Minggu (8/10). Kegiatan yang juga diisi pameran produk pertanian dan berbagai lomba ini dihadiri sekitar 500 peserta dari 13 kabupaten dan satu kota.
Saat ini ketahanan pangan Kalimantan Tengah cukup mantap, khususnya produksi beras, yang ditandai keberhasilan mempertahankan surplus beras 14 tahun berturut-turut. Tahun ini Kalimantan Tengah mencapai surplus sekitar 172.239 ton dan akan ditingkatkan.
Surplus juga diharapkan terjadi pada komoditas pertanian lainnya seperti palawija yang sebagian masih harus didatangkan dari luar daerah. Masyarakat juga harus didorong untuk mengonsumsi pangan selain beras atau nasi karena banyak komoditas lain yang gizinya juga sempurna.
Saat ini konsumsi nasi masyarakat Kalimantan Tengah sebesar 114 kg / kapita / tahun, padahal konsumsi nasi masyarakat dunia hanya 60 kg / kapita / tahun. Masyarakat didorong untuk mengonsumsi sayuran dan menu lainnya selain nasi.
"Untuk menjaga ketahanan pangan, kita harus mewaspadai perubahan iklim, menghindari alih fungsi lahan pangan subur karena lahan telantar belum dimanfaatkan maksimal, peningkatan permintaan pangan, belum meratanya konsumsi pangan bergizi sehingga permintaan terfokus pada beras atau komoditas tertentu," kata Hardy.
Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi mengatakan, pertambahan jumlah penduduk diikuti bertambahnya kebutuhan pangan. Kekurangan pangan tidak bisa dijawab dengan hanya membeli beras dari luar daerah, tetapi harus meningkatkan produksi beras daerah sendiri.
"Tahun 2010 lalu kekurangan 36.000 ton, tahun 2015 sudah surplus hampir 4.000 ton. Dampaknya memang harga gabah menurun, tapi kami berupaya melakukan berbagai terobosan untuk membantu memasarkan beras lokal," kata Supian.
Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui perluasan cetak sawah, pemanfaatan teknologi pertanian dan menambah penyuluh pertanian. Ketahanan pangan tidak cuma meningkatkan produksi beras, tetapi juga komoditas lain.
Percepatan ketahanan pangan dimulai dari lingkungan rumah tangga. Hal yang bisa dilakukan oleh keluarga adalah memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman konsumsi, hingga mengatur menu konsumsi yang tidak hanya mengandalkan beras atau nasi.
"Kita harus menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan.
Sukseskan Kalimantan Tengah berdaulat pangan menuju Kalimantan Tengah berkah. Kita juga harus mengantisipasi krisis global yang bisa berdampak pada kedaulatan pangan," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Hardy Rampay di Sampit, Senin.
Hardy mewakili gubernur saat puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVII tingkat Provinsi Kalimantan Tengah di Stadion 29 November Sampit pada Minggu (8/10). Kegiatan yang juga diisi pameran produk pertanian dan berbagai lomba ini dihadiri sekitar 500 peserta dari 13 kabupaten dan satu kota.
Saat ini ketahanan pangan Kalimantan Tengah cukup mantap, khususnya produksi beras, yang ditandai keberhasilan mempertahankan surplus beras 14 tahun berturut-turut. Tahun ini Kalimantan Tengah mencapai surplus sekitar 172.239 ton dan akan ditingkatkan.
Surplus juga diharapkan terjadi pada komoditas pertanian lainnya seperti palawija yang sebagian masih harus didatangkan dari luar daerah. Masyarakat juga harus didorong untuk mengonsumsi pangan selain beras atau nasi karena banyak komoditas lain yang gizinya juga sempurna.
Saat ini konsumsi nasi masyarakat Kalimantan Tengah sebesar 114 kg / kapita / tahun, padahal konsumsi nasi masyarakat dunia hanya 60 kg / kapita / tahun. Masyarakat didorong untuk mengonsumsi sayuran dan menu lainnya selain nasi.
"Untuk menjaga ketahanan pangan, kita harus mewaspadai perubahan iklim, menghindari alih fungsi lahan pangan subur karena lahan telantar belum dimanfaatkan maksimal, peningkatan permintaan pangan, belum meratanya konsumsi pangan bergizi sehingga permintaan terfokus pada beras atau komoditas tertentu," kata Hardy.
Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi mengatakan, pertambahan jumlah penduduk diikuti bertambahnya kebutuhan pangan. Kekurangan pangan tidak bisa dijawab dengan hanya membeli beras dari luar daerah, tetapi harus meningkatkan produksi beras daerah sendiri.
"Tahun 2010 lalu kekurangan 36.000 ton, tahun 2015 sudah surplus hampir 4.000 ton. Dampaknya memang harga gabah menurun, tapi kami berupaya melakukan berbagai terobosan untuk membantu memasarkan beras lokal," kata Supian.
Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui perluasan cetak sawah, pemanfaatan teknologi pertanian dan menambah penyuluh pertanian. Ketahanan pangan tidak cuma meningkatkan produksi beras, tetapi juga komoditas lain.
Percepatan ketahanan pangan dimulai dari lingkungan rumah tangga. Hal yang bisa dilakukan oleh keluarga adalah memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman konsumsi, hingga mengatur menu konsumsi yang tidak hanya mengandalkan beras atau nasi.