Pembangunan proyek WFC di Kobar habiskan Rp510 miliar

id Kobar,kotawaringin barat,pangkalan bun,Bupati Kobar Nurhidayah,Pembangunan proyek WFC di Kobar habiskan Rp510 miliar

Pembangunan proyek WFC di Kobar habiskan Rp510 miliar

Salah satu gambar proyek Water front City atau jalan raya di sepanjang pinggir sungai Arut Kota Pangkalan Bun. (Hendri Gunawan)

Bukan hanya itu, empat river viewer, empat tugu atau landmark, enam taman dan enam lokasi parkir serta 20 dermaga akan dibangun di komplek WFC. Jadi anggaran yang mencapai Rp510 miliar lebih tersebut dirasakan masyarakat
Pangkalan Bun (Antaranews Kalteng) - Proyek Water front City atau jalan raya di sepanjang pinggir sungai Arut Kota Pangkalan Bun yang digagas Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah dengan menghabiskan anggaran mencapai Rp510 miliar lebih akan mulai dikerjakan pada tahun 2018.

Jalan raya beraspal beton sepanjang 4,8 kilometer yang dikerjakan itu nantinya juga disediakan delapan lokasi pedagang kaki lima (PKL) maupun resto, kata Bupati Kobar Nurhidayah usai memimpin rapat pemantapan proyek WFC di Pangkalan Bun, Kamis sore.

"Bukan hanya itu, empat river viewer, empat tugu atau landmark, enam taman dan enam lokasi parkir serta 20 dermaga akan dibangun di komplek WFC. Jadi anggaran yang mencapai Rp510 miliar lebih tersebut dirasakan masyarakat," tambahnya.

Di sepanjang kawasan tepi Sungai Arut yang ada diantara Kelurahan Mendawai, Mendawai Seberang, Raja, Raja Seberang dan Kelurahan Baru akan dibangun jalan plat beton sepanjang 4,8 Kilometer dengan lebar jalan 6 meter atau lebar total 9 meter.

"Saya juga sudah meminta kepada pihak konsultan agar WFC memiliki lebih banyak ruang untuk masyarakat atau PKL daripada terlalu banyak membangun ornamen-ornamen pendukung yang hanya sekedar mempercantik tanpa memberikan keuntungan lebih bagi masyarakat," kata Nurhidayah.
Salah satu gambar proyek Water front City atau jalan raya di sepanjang pinggir sungai Arut Kota Pangkalan Bun (Hendri Gunawan)

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kobar, Rusdi Gozali yang ikut dalam rapat pemantapan WFC tersebut meminta agar Pemkab kembali mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat di tepi Sungai Arut agar didapat kesepahaman terkait kesetaraan tinggi rendah bangun.

Dia mengatakan realisasi pembangunan awal WFC harus sama dengan konsep yang sudah ada dan disetujui. Hal itu perlu diperhatikan agar proyek tersebut mangkrak akibat anggaran yang disediakan ternyata kurang saat pengerjaan.

"Jangan seperti proyek pembagunan pasar semi moderen di Kelurahan Baru, yang pembagunan awal tidak sesuai konsep sehingga tidak selesai dan harus menambahkan anggaran lagi di tahun anggaran berikutnya demi menyelesaikan" kaya Rusdi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kobar, Bambang Jatmiko meminta agar lebih banyak ruang terbuka hijau ketimbang ruang terbuka non hijau, sebab, nantinya akan menjadi poin tambahan dalam penilaian Adipura,

"Kabupaten Kobar kan salah satu prestasinya sebagai Kota Adipura. Ini perlu diperhatikan dalam proyek WFC," kata Bambang.