Kanada bantu mesin penambangan emas tanpa merkuri

id Kanada bantu mesin penambangan emas tanpa merkuri,Artisanal Gold Council (AGC),Hoetomo,WPR ,Parenggean

Kanada bantu mesin penambangan emas tanpa merkuri

Artisanal Gold Council (AGC) Country Representatif, Hoetomo bersama Ketua Lentera Kartini, Forisni Aprilista saat rapat membahas program bantuan untuk penambang skala kecil, Selasa (15/5/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kanada membantu penambang kecil di Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dengan menghibahkan mesin pengolahan emas tanpa merkuri.

"Tanggal 14 Mei lalu mesinnya sudah bertolak dari Jakarta menuju Sampit. Diperkirakan dua atau tiga minggu baru sampai ke Sampit. Harganya antara Rp600 juta hingga Rp700 juta," kata Hoetomo, Artisanal Gold Council (AGC) Country Representatif, di Sampit, Selasa.

Pemerintah Kanada menyalurkan bantuan itu melalui AGC yang merupakan lembaga non-profit yang peduli meningkatkan peluang, lingkungan dan kesehatan dari jutaan pekerja pertambangan emas skala mecil dan tradisional di negara berkembang.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja serta mengurangi dampak lingkungan dari sektor emas global. Program ini meliputi semua hal dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, lingkungan pendidikan, gender dan lainnya.

"Ini program holistik yaitu program yang bertujuan menyeluruh untuk meningkatkan derajat kehidupan penambang skala kecil. Kami bermitra dengan pihak lain untuk pelaksanaannya di lapangan," kata Hoetomo.

Ada delapan lokasi di Indonesia yang mendapat bantuan itu, termasuk dua di Kalimantan Tengah yaitu di Kabupaten Murung Raya dan Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur.

Lokasi yang dipilih adalah penambangan yang legal atau sesuai aturan yakni lokasinya berupa wilayah pertambangan rakyat dan penambangnya memiliki izin pertambangan rakyat. Pengelolaannya di bawah oleh koperasi yang mendapat bantuan. Lokasi yang mereka pilih yaitu milik kelompok warga bernama Lamban.

Untuk menjalankan program ini, AGC menggandeng sejumlah mitra lokal. Seperti dalam hal kesetaraan gender dan perlindungan perempuan dan anak, AGC menggandeng Lentera Kartini yang selama ini konsiten memperjuagkan nasib perempuan dan anak.

Ketua Lentera Kartini, Forisni Aprilista mengatakan, program ini sangat tepat membantu penambang skala kecil. Apalagi, banyak perempuan yang ikut bekerja di sana dengan kondisi memprihatinkan.

"Bayangkan, saat bekerja itu mereka harus berendam di sungai selama empat sampai enam jam per hari di air yang tercemar merkuri akibat penambangan. Saat ini mereka banyak yang mengeluhkan penyakit kulit, makanya ini harus segera dibantu," kata Forisni.

Di lokasi penambangan yang diamati tersebut, ada 168 anggota koperasi penambang, termasuk 40 penambang perempuan. Mereka mayoritas pendatang dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Ada yang sudah tinggal di lokasi penambangan itu sejak 14 tahun, sebelum ada WPR. Mereka tidak memilili KTP elektronik dan kartu keluarga, sehingga kesulitan saat mengurus berbagai keperluan. Perlu bantuan seluruh instansi terkait untuk menanggulangi masalah ini.

Bagi suami dan istri yang sama-sama merupakan penambang, hasil yang mereka dapatkan lumayan. Namun bagi perempuan yang bekerja sendiri maka akan sulit memenuhi kebutuhan hidup yang makin tinggi.

Penambang kecil juga sering kesulitan untuk mengakses sarana kesehatan dan pendidikan akibat kendala geografis. Masalah lainnya yaitu menikah di usia dini. Masalah ini cukup sulit terlacak karena menikah di bawah tangan sehingga tidak terdata, padahal itu sangat merugikan perempuan.

Semua pihak diimbau membantu menanggulangi masalah ini. Penambang kecil harus dibantu secara kegiatan ekonomi agar mereka bisa maju.

(T.KR-NJI/B/A029/A029) 15-05-2018 21:05:24