Kisaran tarif bagasi Citilink per kilogram

id citilink,tarif bagasi,kisaran tarif,per kilogram,harga bagasi,biaya bagasi

Kisaran tarif bagasi Citilink per kilogram

Pesawat maskapai Citilink Indonesia. (ANTARA FOTO/Lucky R)

 Jakarta (Antaranews Kalteng) - Tarif bagasi maskapai Citilink Indonesia dipatok di kisaran Rp9.000 per kilogram untuk jarak terpendek. 

Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin mengatakan harga tersebut masih perkiraan dan belum harga resmi. 

"Harga tersebut masih terus kita lakukan kajian berapa pastinya, mungkin saat ini bisa dikatakan Rp9.000 sampai dengan Rp25.000 atau Rp30.000 per kilogram tertinggi," katanya. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tarif bagasi juga akan ditentukan sesuai jarak dan waktu tempuh penerbangan. 

"Tergantung dari jarak, semakin jauh jarak mungkin semakin mahal karena itu bervariatif. Kalau Rp9.000 kita kategorikan penerbangan di bawah satu jam," katanya. 

Untuk itu, Benny akan segera merilis harga resmi pada minggu ini, termasuk harga paket mulai dari lima kilogram, 10, 15 hingga 20 kilogram yang ditengarai lebib hemat daripasa harga satuan.

"Di situ nanti akan kita lihat, penumpang bisa lihat kebutuhan kemana di akan pergi, dan berapa kilogram yang dia butuhkan, pasti akan berbeda pergi satu jam dengan di atas dua jam," katanya. 

Sementara itu, lanjut dia, untuk anggota Citilink dan Garuda Indonesia serta pemesan green seat bisa mendapatkan keringanan bagasi gratis seberat 10 kilogram. 

Citilink Indonesia mulai menerapkan bagasi berbayar mulai 8 Februari mendatang. 

Benny mengaku pihaknya memberlakukan bagasi berbayar karena kondisi maskapai saat ini dinilai berat, sementara biaya operasional meningkat. 

"Maskapai selain semakin rumit dan berat, komponen biaya sebagai keselamatan enggak bisa dikompromikan, tidak ada kata berhemat. Kita ingin bertahan melayani penumpang kita, kita juga enggak mau Citilink berhenti," katanya. 

Terkait kesiapan infrastruktur, lanjut dia, pihaknya sudah mempersiapkan hampir 100 persen, yakni mesin electonic data capture (EDC), beberapa tablet dan penambahan pesonel keamanan bandara (aviation security). 

"Mengenai mitigasi, kita menambah personel pengamanan, melakukan pelatihan dan menambah SOP," katanya.