Ratusan santri ikuti Lomba baca 'kitab gundul'
Lebak (ANTARA) - Sebanyak 126 santri dari pondok pesantren salafi atau tradisional di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengikuti perlombaan membaca "kitab gundul" Tafsir Munir karangan Syech Nawawi Al Bantani.
"Kami berharap perlombaan 'kitab gundul' itu dapat memotivasi agar santri lebih bersemangat belajar," kata Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi, Jumat.
"Kitab gundul" adalah tulisan huruf Arab tanpa harakat atau disebut juga "kitab kuning", di mana dalam pendidikan agama Islam merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada pondok-pondok pesantren.
Ade Bujhaeremi menjelaskan pelaksanaan perlombaan membaca "kitab gundul" itu dalam rangkaian menyambut Hari Santri yang jatuh 22 Oktober 2019.
Perlombaan membaca Tafsir Munir itu berlangsung seharian dan diumumkan hasil kemenangan,Jumat (18/10) malam.
Saat ini, para peserta tengah mengikuti perlombaan dengan dibagi enam majelis dan setiap majelis terdapat sebanyak 20 peserta dengan 18 dewan hakim serta enam panitera.
Ia mengatakan penilaian hasil perlombaan itu diterapkan secara "online", sehingga peserta bisa mengetahui hasil nilai setelah memaparkan bacaan kitab gundul beserta makna dan kandungan tafsir Munir tersebut.
Para peserta juga diperbolehkan menerjemahkan kandungan Tafsir Munir itu dengan bahasa Jawa, Sunda dan Indonesia.
"Kami menjamin perlombaan membaca 'kitab kuning' itu murni, karena bisa diketahui nilai secara online," katanya.
Menurut dia, perlombaan membaca kitab kuning Tafsir Munir itu menjadikan kebanggan masyarakat Banten, sebab kitab tersebut merupakan karangan cendekiawan asli Banten Syech Nawawi Tanara, Serang, Banten.
Karena itu, kata dia, berbagai elemen masyarakat,termasuk santri wajib membesarkan dan memajukan Banten.
Selain itu, Tafsir Munir juga diperlombakan dalam MTQ sehingga setelah perlombaan dapat dilanjutkan pada MTQ Kabupaten Lebak.
"Kami kali pertama melaksanakan perlombaan 'kitab gundul' dan diharapkan ke depan bisa dilaksanakan setiap tahun," demikian Ade Bujhaeremi.
"Kami berharap perlombaan 'kitab gundul' itu dapat memotivasi agar santri lebih bersemangat belajar," kata Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi, Jumat.
"Kitab gundul" adalah tulisan huruf Arab tanpa harakat atau disebut juga "kitab kuning", di mana dalam pendidikan agama Islam merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada pondok-pondok pesantren.
Ade Bujhaeremi menjelaskan pelaksanaan perlombaan membaca "kitab gundul" itu dalam rangkaian menyambut Hari Santri yang jatuh 22 Oktober 2019.
Perlombaan membaca Tafsir Munir itu berlangsung seharian dan diumumkan hasil kemenangan,Jumat (18/10) malam.
Saat ini, para peserta tengah mengikuti perlombaan dengan dibagi enam majelis dan setiap majelis terdapat sebanyak 20 peserta dengan 18 dewan hakim serta enam panitera.
Ia mengatakan penilaian hasil perlombaan itu diterapkan secara "online", sehingga peserta bisa mengetahui hasil nilai setelah memaparkan bacaan kitab gundul beserta makna dan kandungan tafsir Munir tersebut.
Para peserta juga diperbolehkan menerjemahkan kandungan Tafsir Munir itu dengan bahasa Jawa, Sunda dan Indonesia.
"Kami menjamin perlombaan membaca 'kitab kuning' itu murni, karena bisa diketahui nilai secara online," katanya.
Menurut dia, perlombaan membaca kitab kuning Tafsir Munir itu menjadikan kebanggan masyarakat Banten, sebab kitab tersebut merupakan karangan cendekiawan asli Banten Syech Nawawi Tanara, Serang, Banten.
Karena itu, kata dia, berbagai elemen masyarakat,termasuk santri wajib membesarkan dan memajukan Banten.
Selain itu, Tafsir Munir juga diperlombakan dalam MTQ sehingga setelah perlombaan dapat dilanjutkan pada MTQ Kabupaten Lebak.
"Kami kali pertama melaksanakan perlombaan 'kitab gundul' dan diharapkan ke depan bisa dilaksanakan setiap tahun," demikian Ade Bujhaeremi.