Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Muhammad Arsyad menilai program integrasi sapi-sawit seharusnya bisa dijalankan secara optimal jika diupayakan secara serius oleh pemerintah kabupaten.
"Bila niatnya tulus dan sungguh-sungguh, inshaa Allah berhasil. Kotim belum sukses karena mengerjakannya masih setengah hati. Belum mendapat dukungan penuh dari pemangku kebijakan daerah," kata Arsyad di Sampit, Rabu.
Program integrasi sapi-sawit sangat besar potensinya dilaksanakan di Kotawaringin Timur. Kabupaten ini memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat banyak dan luas sehingga menjadi modal besar untuk menjalankan program tersebut.
Jika pemerintah kabupaten benar-benar serius, Arsyad yakin program ini akan berjalan dengan hasil maksimal. Hasilnya tidak hanya terkait pencapaian target swasembada daging, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam peternakan dengan sistem sapi-sawit.
Menurut politisi Partai Golkar ini, seharusnya pemerintah kabupaten bisa melakukan pendekatan yang baik untuk mengajak perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk melaksanakan program integrasi sapi-sawit dengan melibatkan masyarakat.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit siap tangani pasien 'suspect' virus corona
Saat ini ada lebih dari 50 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kotawaringin Timur. Seandainya minimal separuhnya saja mau menjalankan program integrasi sapi-sawit, Arsyad yakin hasilnya akan signifikan dan mampu mencapai swasembada daging.
"Sebenarnya tidak perlu peraturan daerah. Lihat di Kabupaten Kotawaringin Barat, tanpa peraturan daerah pun bisa sukses, bahkan jadi percontohan dan rujukan daerah lain untuk belajar sistem integrasi sapi-sawit. Ini hanya soal niat dan kesungguhan saja untuk mensejahterakan masyarakat," demikian Arsyad.
Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur I Made Dikantara sebelumnya menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah harus bekerja keras jika ingin mencapai swasembada daging karena populasi sapi saat ini masih sangat sedikit sehingga masih membutuhkan sekitar 23.000 ekor sapi.
"Kalau mau swasembada daging, harus punya sapi dengan populasinya itu sekitar 30.000 ekor, sedangkan sekarang baru ada 7.000 ekor. Bayangkan bayangkan berapa itu kurangnya," kata Made.
Pencapaian swasembada daging memang bukan hal mustahil, namun membutuhkan waktu. Jika ingin mewujudkannya dalam waktu singkat maka harus ada terobosan yang dilaksanakan secara konsisten.
Baca juga: DPRD minta pemkab bantu mahasiswa asal Kotim di China
Baca juga: Waspada virus corona, mahasiswa Kalteng di China perlu masker dan makanan