Perpusnas: Petani perlu kuasi literasi pertanian

id Perpusnas,Petani perlu kuasi literasi pertanian,Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando

Perpusnas: Petani perlu kuasi literasi pertanian

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando (jas hitam) dalam kegiatan Temu Teknis Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Lingkup Kementerian Pertanian bertemakan “Transformasi Perpustakaan Pertanian Berbasis Inklusi Sosial” di Jakarta, pada Kamis (13/2/20). (HO- Perpusnas)

Jakarta (ANTARA) - Para petani perlu menguasai literasi pertanian dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka, kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

Di dunia ini tidak ada ilmu yang jatuh dari langit, melainkan dari membaca buku. Contohnya, jika petani buah mangga ingin mendapatkan hasil panen dengan rasa yang berbeda dari satu pohon yang sama, maka mereka perlu mempelajari tentang rekayasa genetika melalui buku-buku ilmu terapan yang sesuai. Oleh karena itu, petani perlu menguasai literasi pertanian yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup petani," ujar nya di Jakarta, Kamis.

Ia juga meminta Kementerian Pertanian menjadi pembina dan guru yang baik bagi para petani agar mereka bisa bertransformasi dari petani tradisional menjadi modern.

Selain itu, katanya, membantu para petani agar bisa dengan mudah memahami pengetahuan tentang pertanian.

Saya pastikan, mulai tahun ini Perpustakaan Nasional akan fokus membantu Kementan dalam mendefinisikan informasi apa saja tentang pertanian. Karena, siapa lagi yang akan memikirkan pertanian dan petani di Indonesia kalau bukan kita, kata dia.

Syarif menjelaskan literasi bisa dimaknai dengan kedalaman pengetahuan seseorang.

Ada empat tingkatan literasi, katanya, yakni kemampuan untuk mengumpulkan sumber bacaan, kemampuan untuk memahami apa yang tersirat dan tersurat, kemampuan untuk mengemukakan ide dan gagasan, serta kemampuan untuk menciptakan barang dan jasa yang bermutu.

Kesejahteraan akan lebih mudah diraih dengan tingkat literasi yang memadai dan perpustakaan berbasis inklusi sosial bertujuan untuk memberikan efek langsung bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka," kata dia.

Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (P3TP), Retno Sri Hartati Mulyandari, mengatakan literasi pertanian penting untuk dikuasai para petani.

"Perekonomian Indonesia bergantung pada pertanian. Jelas, paradigma lama harus diubah agar para petani dapat meningkatkan produksi mereka. Tugas Kementan saat ini adalah mentransformasi konten-konten pertanian agar mudah dimengerti oleh para petani," kata dia.