Cara aman belanja 'online' di tengah pandemi corona

id Belanja online, online shop,Pandemi corona, covid 19,Cara aman belanja 'online' di tengah pandemi corona

Cara aman belanja 'online' di tengah pandemi corona

Ilustrasi - Seorang konsumen sedang melakukan belanja secara online. ANTARA/Shutterstock/am.

Jakarta (ANTARA) -

Belanja via daring cenderung digandrungi sebagian orang seiring anjuran tidak keluar rumah saat pandemik virus corona baru atau COVID-19.

Riset Nielsen menunjukkan, sebanyak 50 persen masyarakat Indonesia mulai mengurangi aktivitas di luar rumah, dan 30 persen di antaranya berencana untuk lebih sering berbelanja via daring.

Keinginan berbelanja via daring diprediksi akan terus meningkat seiring kesadaran pribadi untuk menghindari keramaian. Selain itu, konsumen juga cenderung berbelanja kebutuhan pokok dalam jumlah banyak, yang berpotensi pada lonjakan harga karena pasokan kian menipis.

Menanggapi hal ini, direktur Kredivo Anita Wijanto mengingatkan masyarakat untuk tetap cerdas dan bijak dalam bertransaksi atau berbelanja via daring. Para pelaku industri bisa mengambil peran di sini untuk membantu mengedukasi masyarakat.

“Kami melihat bahwa literasi keuangan semakin berperan penting di tengah kondisi sulit ini, sebagai pondasi bagi terwujudnya generasi melek keuangan dan terlebih menjelang bulan Ramadhan, dimana kebutuhan masyarakat akan semakin meningkat,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Baca juga: Indef: Belanja daring tahan penurunan ekonomi akibat COVID-19

Baca juga: Bukalapak sediakan jalur khusus medis beli alat kesehatan

Lalu, apa yang bisa dilakukan agar masyarakat menjadi konsumen cerdas di tengah kondisi pandemik ini? Setidaknya terdapat 4 hal mendasar yang dapat dilakukan, yakni:

1. Pahami cara kelola cash flow

Waktu yang lebih banyak dihabiskan di rumah bisa konsumen manfaatkan untuk membenani pengelolaan keuangan pribadi. Keberadaan fintech bisa membantu untuk mengelola cash flow di kondisi saat ini, apabila dengan tetap diiringi kebijaksanaan pengguna dalam jumlah maupun tujuan peminjaman.

Konsumen tidak boleh impulsif dalam bertransaksi, tetapi harus didasarkan pada kebutuhan. Konsumen juga harus mampu menetapkan batas persentase hutang maksimal dari total pendapatan bulanan dan mempertimbangkan tanggungan yang sudah ada sebelum mengambil pinjaman baru.

2. Susun budget bulanan

Beraktivitas dari rumah bukan berarti budget bulanan membengkak. Pengeluaran yang rutin dikeluarkan untuk kegiatan di luar rumah (seperti ongkos transportasi, hangout bersama teman, hingga biaya travelling), dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar yang menunjang produktivitas selama beraktivitas di rumah seperti kebutuhan pokok dan kuota internet/ WIFI.

Baca juga: Food Station manfaatkan situs belanja online dan jasa layanan antar

Baca juga: Baju sederhana atau heboh? Tips belanja online dari Ayla Dimitri

3. Perhatikan legalitas fintech yang digunakan

Berbagai fintech yang tersedia pada pilihan pembayaran belanja online pada akhirnya turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui inovasi produk dan layanan.

Di lain sisi konsumen juga dituntut untuk menjadi semakin cermat, kritis, dan bijaksana, termasuk untuk memastikan apakah fintech yang digunakan sudah terdaftar dan diawasi OJK.

Selain itu, konsumen juga harus memahami pilihan tenor, tanggal jatuh tempo, jumlah pinjaman pokok dan bunga yang dikenakan, serta mempelajari hak dan kewajiban pengguna.

4. Gunakan fitur PayLater bila perlu

Belakangan ini fitur PayLater menjadi alternatif pembayaran yang kian populer, khususnya saat belanja di e-commerce. Dengan fitur PayLater tersebut, pengguna bisa melakukan transaksi secara digital dengan kenyamanan dan fleksibilitas pembayaran berkala. Ketika ingin menggunakan layanan PayLater, perhatikan dan cari bunga yang cukup rasional serta terjangkau.