Kelalaian pemancing dan pemburu bisa picu kebakaran lahan
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Supian Hadi mengajak seluruh masyarakat ikut mencegah kebakaran hutan dan lahan, termasuk warga yang sering memancing dan berburu agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa memicu kebakaran lahan.
"Sosialisasi tidak hanya kepada petani dan peladang, tetapi juga kepada yang hobi memancing dan berburu karena biasanya mereka membawa rokok, tanpa sadar membuang puntung rokok sembarangan sehingga bisa memicu kebakaran," kata Supian di Sampit, Sabtu.
Menurut Supian, apa yang disampaikannya merupakan bagian dari pencegahan. Saat kemarau, lahan gambut mudah kering dan sangat mudah terbakar, bahkan hanya disebabkan bara dari puntung rokok.
Luasnya sebaran tanah gambut membuat Kotawaringin Timur termasuk daerah yang sangat rawan kebakaran hutan dan lahan saat kemarau. Padahal tanah gambut yang terbakar cukup sulit dipadamkan karena api terus membakar ke bawah tanah meski api di permukaan tanah sudah padam sehingga harus disiram berulang-ulang agar api di dalam tanah juga padam.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit memprediksi Kotawaringin Timur mulai dilanda kemarau pada dasarian dua Juli nanti. Tapi saat ini pun kebakaran lahan mulai terjadi sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, awal pekan tadi Supian memimpin rapat bersama seluruh camat. Dia menginstruksikan seluruh camat, lurah, kepala desa hingga ketua RT meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sudah harus disiagakan. Jika ada kebakaran lahan, harus langsung dipadamkan agar tidak sampai meluas. Kebakaran tidak terkendali yang bisa menimbulkan kabut asap parah, harus bisa dicegah dan dihindari.
Baca juga: Kotim siap jadi penyangga ketahanan pangan nasional
Hasil evaluasi dari tahun ke tahun, lahan yang terbakar umumnya tidak dimanfaatkan. Ini perlu menjadi perhatian untuk mendorong petani maupun pemilik lahan bertanggung jawab atas kondisi tersebut.
Supian mengingatkan perlunya pengawasan terhadap lahan-lahan kosong yang dikhawatirkan sengaja dibakar hanya untuk membersihkan lahan. Selain itu, kelalaian manusia juga perlu diwaspadai karena bisa memicu kebakaran.
Saat ini di Kotawaringin Timur sedang musim panen ikan sehingga banyak warga yang pergi memancing ke hutan. Pemancing dan pemburu diingatkan tidak membuang puntung rokok sembarangan karena bisa memicu munculnya api.
"Jadi bukan hanya karena kesengajaan, tetapi membuang puntung rokok sembarangan juga bisa menyebabkan kebakaran lahan. Makanya saya minta bantuan seluruh masyarakat untuk kita bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan," harap Supian.
Supian juga meminta seluruh anggota Polri dan TNI membantu mensosialisasikan bahaya dan pencegahan kebakaran lahan. Aparat juga diminta mengingatkan pemancing dan pemburu untuk tidak membuang rokok sembarangan karena bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Perlu ketegasan pemerintah daerah merealisasikan kebun plasma di Kotim
Baca juga: Kebutuhan internet masyarakat desa di Kotim semakin tinggi
"Sosialisasi tidak hanya kepada petani dan peladang, tetapi juga kepada yang hobi memancing dan berburu karena biasanya mereka membawa rokok, tanpa sadar membuang puntung rokok sembarangan sehingga bisa memicu kebakaran," kata Supian di Sampit, Sabtu.
Menurut Supian, apa yang disampaikannya merupakan bagian dari pencegahan. Saat kemarau, lahan gambut mudah kering dan sangat mudah terbakar, bahkan hanya disebabkan bara dari puntung rokok.
Luasnya sebaran tanah gambut membuat Kotawaringin Timur termasuk daerah yang sangat rawan kebakaran hutan dan lahan saat kemarau. Padahal tanah gambut yang terbakar cukup sulit dipadamkan karena api terus membakar ke bawah tanah meski api di permukaan tanah sudah padam sehingga harus disiram berulang-ulang agar api di dalam tanah juga padam.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit memprediksi Kotawaringin Timur mulai dilanda kemarau pada dasarian dua Juli nanti. Tapi saat ini pun kebakaran lahan mulai terjadi sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, awal pekan tadi Supian memimpin rapat bersama seluruh camat. Dia menginstruksikan seluruh camat, lurah, kepala desa hingga ketua RT meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sudah harus disiagakan. Jika ada kebakaran lahan, harus langsung dipadamkan agar tidak sampai meluas. Kebakaran tidak terkendali yang bisa menimbulkan kabut asap parah, harus bisa dicegah dan dihindari.
Baca juga: Kotim siap jadi penyangga ketahanan pangan nasional
Hasil evaluasi dari tahun ke tahun, lahan yang terbakar umumnya tidak dimanfaatkan. Ini perlu menjadi perhatian untuk mendorong petani maupun pemilik lahan bertanggung jawab atas kondisi tersebut.
Supian mengingatkan perlunya pengawasan terhadap lahan-lahan kosong yang dikhawatirkan sengaja dibakar hanya untuk membersihkan lahan. Selain itu, kelalaian manusia juga perlu diwaspadai karena bisa memicu kebakaran.
Saat ini di Kotawaringin Timur sedang musim panen ikan sehingga banyak warga yang pergi memancing ke hutan. Pemancing dan pemburu diingatkan tidak membuang puntung rokok sembarangan karena bisa memicu munculnya api.
"Jadi bukan hanya karena kesengajaan, tetapi membuang puntung rokok sembarangan juga bisa menyebabkan kebakaran lahan. Makanya saya minta bantuan seluruh masyarakat untuk kita bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan," harap Supian.
Supian juga meminta seluruh anggota Polri dan TNI membantu mensosialisasikan bahaya dan pencegahan kebakaran lahan. Aparat juga diminta mengingatkan pemancing dan pemburu untuk tidak membuang rokok sembarangan karena bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Perlu ketegasan pemerintah daerah merealisasikan kebun plasma di Kotim
Baca juga: Kebutuhan internet masyarakat desa di Kotim semakin tinggi