Jakarta (ANTARA) - Seorang pengguna TikTok bernama Kira mengaku mengalami reaksi gatal hingga sulit bernapas gara-gara berolahraga. Dokter yang pernah memeriksanya mengatakan Kira mungkin alergi terhadap olahraga. Benarkah ada yang namanya alergi olahraga?
Laporan pada tahun 1979 dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menggambarkan kondisi langka ini disebut anafilaksis akibat olahraga (EIA), yakni ketika seseorang bereaksi terhadap alergen dalam hubungannya dengan olahraga. Dalam laporan itu disebut EIA diperkirakan mempengaruhi sekitar 50 dari setiap 100.000 orang.
Baca juga: Ternyata durian dapat menimbulkan reaksi alergi
"Anafilaksis yang diinduksi olahraga adalah kejadian langka yang terjadi ketika orang mengalami reaksi alergi parah yang mengancam jiwa seperti mengi, ruam, masalah pernapasan, dan syok," kata ahli alergi dan imunologi di NYU Langone Health, Purvi Parikh seperti dilansir Health, Jumat.
Dokter spesialis kedokteran olahraga di Hoag Orthopedic Institute di Orange County, California, Brian Jin Choi mengatakan seseorang yang terkena EIA juga bisa mengalami angioedema atau bengkak, gejala gastrointestinal misalnya mual dan diare, sakit kepala dan kehilangan kesadaran.
Menurut dia, kematian akibat kondisi ini sangat jarang, namun tetap dianggap berpotensi mengancam jiwa.
Penyebab hingga penanganan
Penyebab EIA belum diketahui jelas. Namun, menurut Parikh, ada hubungan antara makanan yang dikonsumsi tiga jam setelah olahraga berat yang memicu reaksi ini.
Baca juga: Penyebab 'hand sanitizer' bisa picu alergi parah
Makanan apa pun bisa menjadi pemicunya, tetapi umumnya kerang, gandum, makanan laut, kacang-kacangan, sereal, produk susu, dan seledri. Selain itu, asupan alkohol, atau konsumsi aspirin atau obat antiinflamasi non steroid (NSAID) disebut bisa memperparah kondisi.
EIA biasanya dipicu latihan intensitas sedang dan paling sering jogging, tetapi sebenarnya bisa terjadi saat penderita melakukan latihan dengan level intensitas apapun.
"Beberapa faktor eksternal mungkin juga berperan, seperti kelembapan dan cuaca hangat atau dingin," tutur Choi.
Ada berbagai teori mengenai hal ini, salah satunya peningkatan aliran darah dalam tubuh selama olahraga menggantikan sel kekebalan yang sensitif.
Teori lainnya, beberapa protein dalam usus berperilaku dengan cara tertentu selama aktivitas fisik dan berinteraksi dengan makanan atau obat-obatan dengan cara yang menyebabkan reaksi alergi.
Baca juga: Kenali perbedaan batuk pilek karena alergi atau infeksi
Dari sisi faktor risiko, EIA bisa terjadi pada semua kelompok usia, tetapi tampaknya paling umum terjadi pada remaja dan usia 20 tahun-an.
"Tidak ada kecenderungan ras yang diketahui dan tidak ada kecenderungan jenis kelamin yang jelas, meskipun dua penelitian besar telah melaporkan bahwa perempuan dua kali lebih mungkin mengalaminya daripada laki-laki," kata Choi.
Dia mengatakan, tidak ada hubungan antara tingkat kebugaran dan kecenderungan terhadap seseorang mengalami EIA karena kondisi ini biasanya muncul sporadis, tetapi beberapa kasus dilaporkan turun-temurun.
Untuk pengobatannya, mirip seperti saat mengobati anafilaksis biasa yakni menggunakan epinefrin intramuskular, antihistamin, steroid sistemik, resusitasi cairan dan perawatan suportif.
Namun, sebelum terjadi, seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan yakni menghindari makanan atau obat yang dapat memicu gejala menjelang waktu berolahraga.
Choi merekomendasikan penderita untuk menghindari olahraga dalam cuaca panas, dingin atau lembap. Sementara itu, Parikh menyarankan untuk minum antihistamin (seperti Zyrtec) 30 menit sebelum berolahraga.
Baca juga: Benarkah anak lahir caesar lebih berisiko terkena alergi?
Baca juga: Apa bedanya intoleransi dengan alergi makanan?
Baca juga: Gangguan pernapasan yang disebabkan polusi udara
Berita Terkait
DWP PUPR Pulang Pisau juara lomba senam kreasi Perwosi
Selasa, 17 Desember 2024 21:15 Wib
Pangkalan Bun miliki lapangan sepak takraw representatif
Minggu, 8 Desember 2024 16:50 Wib
Pemkab selalu dukung pelaksanaan kejuaraan olahraga di Kobar
Rabu, 4 Desember 2024 17:12 Wib
Legislator berharap pebiliar Gumas harumkan nama daerah di POBSI KONI Cup Mura
Sabtu, 23 November 2024 14:59 Wib
KONI berencana pangkas jumlah nomor pertandingan di PON
Jumat, 22 November 2024 20:52 Wib
Alfian serap aspirasi pegiat olahraga dan seni budaya di Kapuas
Jumat, 22 November 2024 4:43 Wib
50 cabang olahraga dipertandingkan SEA Games Thailand 2025
Kamis, 21 November 2024 20:26 Wib
KOI optimalkan potensi cabang olahraga beregu untuk Olimpiade 2028
Kamis, 21 November 2024 6:05 Wib