13,92 juta jiwa sudah terima vaksin dosis lengkap
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 13.922.732 jiwa telah menerima vaksin COVID-19 dosis lengkap dalam upaya membentuk kekebalan kelompok untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Dari angka tersebut terdapat penambahan sebanyak 152.625 jiwa pada Sabtu. Sementara untuk dosis pertama terdapat penambahan sebanyak 681.419 jiwa. Dengan demikian, akumulasi penerima dosis pertama mencapai 31.573.240 jiwa.
Hingga kini pemerintah terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 agar kekebalan kelompok segera dapat terbangun dan pandemi segera berakhir.
Pemerintah menargetkan 40.349.049 orang di Indonesia mendapat vaksin COVID-19 melalui program vaksinasi massal guna tercipta kekebalan dari infeksi SARS-CoV-2.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin COVID-19 buatan Moderna, Inc. di Indonesia.
Penerbitan EUA untuk vaksin Moderna dilakukan dengan mempertimbangkan hasil kajian dari Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Tugas BPOM mendukung pemerintah memberikan jaminan dan evaluasi bahwa vaksin yang dapat masuk di Indonesia memenuhi aspek kualitas, mutu keamanan, dan efikasi," kata Kepala BPOM Penny K Lukito.
Penny mengatakan EUA untuk vaksin Moderna merupakan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 kelima yang diterbitkan oleh BPOM.
BPOM sebelumnya mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk CoronaVac dari Sinovac Life Sciences China, vaksin COVID-19 dari Sinovac yang diproduksi PT Bio Farma, vaksin buatan AstraZeneca dari Covax Facility, dan vaksin Sinopharm yang didapat dari Beijing Bio-Institute of Biological Products.*
Dari angka tersebut terdapat penambahan sebanyak 152.625 jiwa pada Sabtu. Sementara untuk dosis pertama terdapat penambahan sebanyak 681.419 jiwa. Dengan demikian, akumulasi penerima dosis pertama mencapai 31.573.240 jiwa.
Hingga kini pemerintah terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 agar kekebalan kelompok segera dapat terbangun dan pandemi segera berakhir.
Pemerintah menargetkan 40.349.049 orang di Indonesia mendapat vaksin COVID-19 melalui program vaksinasi massal guna tercipta kekebalan dari infeksi SARS-CoV-2.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin COVID-19 buatan Moderna, Inc. di Indonesia.
Penerbitan EUA untuk vaksin Moderna dilakukan dengan mempertimbangkan hasil kajian dari Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Tugas BPOM mendukung pemerintah memberikan jaminan dan evaluasi bahwa vaksin yang dapat masuk di Indonesia memenuhi aspek kualitas, mutu keamanan, dan efikasi," kata Kepala BPOM Penny K Lukito.
Penny mengatakan EUA untuk vaksin Moderna merupakan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 kelima yang diterbitkan oleh BPOM.
BPOM sebelumnya mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk CoronaVac dari Sinovac Life Sciences China, vaksin COVID-19 dari Sinovac yang diproduksi PT Bio Farma, vaksin buatan AstraZeneca dari Covax Facility, dan vaksin Sinopharm yang didapat dari Beijing Bio-Institute of Biological Products.*