Kunci kesuksesan di industri kuliner menurut Chef Arnold

id Chef arnold,bisnis kuliner,Kunci kesuksesan di industri kuliner menurut Chef Arnold

Kunci kesuksesan di industri kuliner menurut Chef Arnold

Chef Arnold Poernomo (ANTARA/HO)

Jakarta (ANTARA) - Chef Arnold Poernomo, salah satu pendiri startup kuliner Mangkokku bersama dengan Kaesang Pangarep, Gibran Rakabuming dan Randy Kartadinata mengungkapkan kunci kesuksesan di industri kuliner: inovasi.

Dalam mempertahankan perusahaan rintisan kuliner yang memasuki tahun ketiga ini, Arnold mengatakan salah satu kunci kesuksesan dalam industri kuliner adalah inovasi agar tetap relevan dan sesuai dengan zaman serta minat konsumen, terutama di tengah kondisi penuh tantangan.

"Kami berkomitmen untuk terus mengeksplorasi masakan bercita rasa khas Nusantara dengan sajian yang lebih kontemporer namun tetap pas di lidah masyarakat Indonesia,” ujar Arnold Poernomo yang juga penanggung jawab research and development Mangkokku, dikutip dari pernyataan resmi.

Arnold yang menjadi juri kompetisi memasak di televisi ini optimistis bahwa Indonesia punya banyak bahan yang bisa dieksplorasi jadi masakan unik untuk dihidangkan. Dia menegaskan, sejak awal perusahaan rintisan itu tidak ingin hanya mengandalkan "hype factor" sesaat.

"Kami ingin menyediakan pilihan makanan yang bisa dikonsumsi sehari-hari dan terus-menerus.”

Tahun ini, misalnya, Mangkokku telah mengembangkan varian produk beku dan menu lauk tanpa nasi untuk menjawab kebutuhan konsumen yang kini lebih sering berada di rumah. Produk beku juga ini diharapkan dapat menjangkau konsumen dari luar daerah yang belum terjangkau oleh gerai Mangkokku.

Baca juga: Tiga resep camilan merah putih dalam semangat kemerdekaan

Saat ini, Mangkokku memiliki 40 gerai yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung dan Malang dan menjual lebih dari 200.000 mangkok setiap bulan. Secara keseluruhan, lebih dari 2 juta mangkok hidangan nasi telah disajikan ke pelanggan dalam dua tahun terakhir.

Strategi bertahan dan berkembang dalam keterbatasan

Tak lama sejak mulai beroperasi, bisnis ini dihadapkan dengan pandemi. Namun, itu tidak menghentikan perkembangan dalam mencapai impian menjadi salah satu pemain kuliner terbesar di Indonesia. CEO Mangkokku Randy Kartadinata berharap nantinya perusahaan rintisan ini bisa membawa makanan Indonesia ke kancah internasional.

“Perjalanan Mangkokku dari tahun 2020 hingga 2021 menjadi sangat menantang akibat pandemi dan restriksi sosial dari pemerintah. Namun, melalui adaptasi strategi serta beragam inovasi dan kolaborasi, Mangkokku berhasil mencatat pertumbuhan delapan kali lipat selama pandemi,” ujar Randy Kartadinata.

Pembatasan aktivitas untuk mencegah penyebaran virus corona membuat restoran-restoran harus mengikuti aturan pemerintah untuk mengurangi jumlah pengunjung yang ingin makan di tempat. Pilihan yang tersedia adalah menyajikan makanan-makanannya lewat pesan antar. Randy mengatakan, saat opsi makan di tempat (dine-in) tak lagi jadi pilihan utama, pihaknya mengganti fokus ekspansi ke layanan daring (online platform) dan cloud kitchen alias dapur awan. Dapur awan memang sudah semakin populer dan diterapkan oleh sebagian restoran cepat saji untuk mendorong pertumbuhan di tengah pandemi COVID-19. Dapur awan adalah sebuah dapur kolektif yang terdiri atas berbagai macam restoran. Lewat strategi ini, pebisnis kuliner pada umumnya bisa memangkas pengeluaran.

“Bagi kami, pembukaan gerai baru harus dilakukan dengan teliti karena setiap gerai harus punya kinerja yang baik agar Mangkokku bisa terus berkembang secara berkelanjutan,” jelas Randy.

“Kami kini memilih untuk membuka lebih banyak gerai daring (cloud kitchen) dan mempersiapkan infrastruktur pembelian online yang lebih baik di gerai yang sudah ada. Kami juga memilih untuk mendekat ke area residensial dibandingkan pusat perbelanjaan agar bisa lebih mudah dijangkau pelanggan yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.”

Tahun ini, Mangkokku berencana menambah sekitar 35 gerai di di pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Mangkokku juga melakukan adaptasi harga agar tetap terjangkau bagi masyarakat umum serta memperketat protokol kesehatan di setiap gerai, mulai dari disinfektan rutin, penggunaan alat pelindung, pemesanan dan pembayaran digital (touchless and cashless technology), serta penerapan wajib vaksin bagi setiap karyawan Mangkokku.

Kolaborasi  

Perusahaan rintisan ini ingin merayakan ulang tahun dengan serangkaian program donasi dan kolaborasi lintas produk. Mereka percaya, kolaborasi adalah kunci untuk bertahan di tengah situasi sulit ini.

Berkolaborasi dengan Halodoc, Mangkokku memberikan dukungan 3300 porsi hidangan kepada tenaga medis di Sentra Vaksinasi Halodoc. Makanan diberikan pada selama satu bulan dari 28 Juli hingga 28 Agustus 2021.

Mereka juga berkolaborasi dengan produsen alas kaki lokal Maximall Footwear. Kolaborasi lintas produk ini tercipta dalam bentuk merchandise sandal spesial edisi ulang tahun Mangkokku.

Bukan cuma itu, penggemar kuliner juga bisa mencoba menu baru yang dibuat oleh koki-koki ternama yang wajahnya kerap menghiasi layar televisi Indonesia. Bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, menu baru collaBOWLation hasil kolaborasi Chef Arnold Poernomo, Chef Juna Rorimpandey dan Chef Renatta Moeloek diluncurkan.

Menu tersebut berisi hidangan pemersatu rasa bangsa, sajian khas nusantara yang biasa ditemukan dalam perayaan hari raya, yaitu Opor ayam creamy ciptaan Chef Renatta, tempe orek renyah dan gurih karya Chef Juna dan pelengkap rasa nikmat dari sambal rendang kreasi Chef Arnold.

Kaesang Pangarep, salah satu co-founder dari Mangkokku yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo, mengatakan perjalanan menginjak usia dua tahun tidak lepas dari dukungan para pelanggan setia, karyawan hebat, mitra, investor serta masyarakat Indonesia yang senantiasa mendukung di setiap perjalanan.

"Kami bertekad untuk Jalan Terus memupuk semangat dalam menaklukan setiap batasan dan tantangan untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi industri kuliner Indonesia," tutup Kaesang.