Tingatkan peran caregiver, pemkab Barut lakukan pertemuan orientansi
Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Kesehatan setempat melaksanakan pertemuan orientansi panduan praktis caregiver informal (individu yang menyediakan bantuan keluarga) dan perawatan jangka panjang pada lanjut usia (lansia).
"Mengingat pentingnya peran caregiver informal sebagai pelaksana perawatan jangka panjang bagi lansia yang memiliki ketergantungan sedang, berat dan total di tingkat masyarakat, perlu dilakukan pembekalan kompetensi, sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo di Muara Teweh, Rabu.
Menurut dia, salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup penduduk Indonesia.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdes) 2007, kata dia, umur harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 pada 2004 menjadi 70,6 pada 2010 dan pada 2014 meningkat menjadi 72.
"Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Karena menurut hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia adalah 18,04 juta jiwa atau 7,6 persen dari total jumlah penduduk. Pada 2025 diperkirakan jumlah penduduk lansia akan meningkat menjadi 36 juta jiwa," katanya.
Siswandoyo mengatakan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan mempengaruhi angka beban ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tua adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif.
"Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua usia 60 tahun ke atas dengan jumlah penduduk produktif 15- 59 tahun," kata dia.
Untuk mengurangi beban ketergantungan ini, kata Siswandoyo, upaya yang dilakukan agar penduduk lanjut usia hidup mandiri dan tetap produktif harus ditingkatkan.
"Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh lansia adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan, terjadinya kemunduran fungsi sel-sel tubuh dan menurunnya fungsi sistem imun tubuh sehingga muncul penyakit degeneratif, gangguan gizi, penyakit infeksi, masalah kesehatan gigi dan mulut dan lainnya," jelas dia.
Baca juga: Bupati Nadalsyah hadiri peringatan hari jadi Kalteng
Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lansia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan kesehatan pada kelompok pra lanjut usia, bahkan sejak usia dini.
Sementara ketua panitia kegiatan Enny Franziah mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah peserta 17 orang yaitu penanggungjawab program kesehatan lansia pada 17 Puskesmas di Barito Utara.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah agar petugas puskesmas dapat meningkatkan kemampuan caregiver informasi melalui pelatihan serta pembinaan kepada caregiver," kata Enny Franziah.
Baca juga: Pilkades serentak di Barito Utara berjalan aman dan lancar
Baca juga: Bupati Barito Utara pantau pilkades serentak secara virtual
"Mengingat pentingnya peran caregiver informal sebagai pelaksana perawatan jangka panjang bagi lansia yang memiliki ketergantungan sedang, berat dan total di tingkat masyarakat, perlu dilakukan pembekalan kompetensi, sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo di Muara Teweh, Rabu.
Menurut dia, salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup penduduk Indonesia.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdes) 2007, kata dia, umur harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 pada 2004 menjadi 70,6 pada 2010 dan pada 2014 meningkat menjadi 72.
"Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Karena menurut hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia adalah 18,04 juta jiwa atau 7,6 persen dari total jumlah penduduk. Pada 2025 diperkirakan jumlah penduduk lansia akan meningkat menjadi 36 juta jiwa," katanya.
Siswandoyo mengatakan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan mempengaruhi angka beban ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tua adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif.
"Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua usia 60 tahun ke atas dengan jumlah penduduk produktif 15- 59 tahun," kata dia.
Untuk mengurangi beban ketergantungan ini, kata Siswandoyo, upaya yang dilakukan agar penduduk lanjut usia hidup mandiri dan tetap produktif harus ditingkatkan.
"Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh lansia adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan, terjadinya kemunduran fungsi sel-sel tubuh dan menurunnya fungsi sistem imun tubuh sehingga muncul penyakit degeneratif, gangguan gizi, penyakit infeksi, masalah kesehatan gigi dan mulut dan lainnya," jelas dia.
Baca juga: Bupati Nadalsyah hadiri peringatan hari jadi Kalteng
Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lansia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan kesehatan pada kelompok pra lanjut usia, bahkan sejak usia dini.
Sementara ketua panitia kegiatan Enny Franziah mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dengan jumlah peserta 17 orang yaitu penanggungjawab program kesehatan lansia pada 17 Puskesmas di Barito Utara.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah agar petugas puskesmas dapat meningkatkan kemampuan caregiver informasi melalui pelatihan serta pembinaan kepada caregiver," kata Enny Franziah.
Baca juga: Pilkades serentak di Barito Utara berjalan aman dan lancar
Baca juga: Bupati Barito Utara pantau pilkades serentak secara virtual