"Kami perlu mengingatkan para calon haji untuk mewaspadai heat stroke, yaitu suatu kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dan adanya gangguan pada sistem saraf," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan mengingat kondisi cuaca di Tanah Suci beberapa hari terakhir ini berkisar antara 30-43 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban rata-rata sekitar delapan persen.
Baca juga: Pemberangkatan 21 calon haji di daerah ini tertunda
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto tersebut menjelaskan dalam kondisi cuaca yang ekstrem dikhawatirkan terjadi peningkatan produksi panas serta terjadi kegagalan proses dalam tubuh untuk mengendalikan panas tersebut.
"Heat stroke ini lebih banyak disebabkan adanya peningkatan produksi panas akibat aktivitas fisik yang berlebihan dan penurunan kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim, terutama pada lansia yang biasanya mengalami penurunan kemampuan dalam respons adaptasi terhadap kondisi lingkungan," katanya.
Dokter Untung menambahkan heat stroke juga berkaitan dengan kebutuhan air dalam tubuh dan respons fisiologis yang sesuai terhadap cuaca panas.
"Heat stroke merupakan kondisi cidera panas yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian. Heat stroke ini bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa saja terserang heat stroke walau kondisi sehat," katanya.
Dia menyebutkan bahwa tanda-tanda heat stroke adalah peningkatan suhu tubuh hingga di atas 40.5 derajat Celcius, delirium atau kebingungan, gangguan nafas, peningkatan irama jantung, muncul rasa berdebar, dan penurunan tekanan darah atau hipotensi.
Baca juga: Kemenag Kota Palangka Raya siap berangkatkan 140 calon haji
"Pada kasus yang lebih berat bisa mengalami kejang dan koma, selain itu juga bisa menyebabkan perubahan kondisi mental," katanya.
Tanda-tanda heat stroke yang mengancam jiwa, tambah dia, adalah terjadinya proses perdarahan, seperti mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut," katanya.
Untuk itu, kata dia, penting untuk memperbanyak konsumsi air guna meminimalisasi risiko dehidrasi dan heat stroke. "Calon haji perlu memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi saat melakukan rangkaian ibadah di Tanah Suci," katanya.
Baca juga: Kemenag usul biaya haji reguler 1443 Hijriah Rp45 juta per orang
Baca juga: Daftar haji secara daring melalui aplikasi HajiPintar
Baca juga: Biaya ibadah haji ditetapkan Rp39,8 juta per jamaah