Cegah perkelahian antar pelajar, KPP Kalteng sarankan guru BK dioptimalkan

id Ketua KPP Kalimantan Tengah, Andina Theresia Narang, Kaukus Perempuan Parlemen Kalteng, KPP Kalteng, DPRD Kalteng, Kalimantan Tengah, DPRD Kalimantan

Cegah perkelahian antar pelajar, KPP Kalteng sarankan guru BK dioptimalkan

Ketua KPP sekaligus Anggota Komisi III DPRD Kalteng Andina Theresia Narang. ANTARA/HO-Sekretariat DPRD Kalteng.

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) Kalimantan Tengah Andina Theresia Narang mengaku ada mendapat informasi bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan, terkhusus perkelahian antar pelajar, masih sering terjadi di wilayah ini.

Kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan ini harus lebih diperhatikan secara serius oleh pemerintah daerah bersama pihak sekolah dan orang tua, kata Andina di Palangka Raya, Jumat.

"Dunia pendidikan itu kan wadah menimba ilmu, bukan kekerasan. kita tak boleh mengacuhkan kekerasan itu terus terjadi. Perlu ada upaya dan tindakan serius dari semua pihak," ucapnya.

Anggota Komisi III membidangi Pendidikan dan Kesehatan DPRD Kalteng itu pun menyarankan kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan pihak sekolah, agar lebih mengoptimalkan peran Guru Bimbingan Konseling (BK).

Dia mengatakan, Guru BK harus rutin memberikan pemahaman kepada para pelajar terkait dampak negatif menggunakan kekerasan ketika menyelesaikan masalah, pentingnya saling memahami dalam pertemanan, menjaga hubungan antar teman, serta lainnya.

"Perlu disampaikan juga terus menerus aturan sekolah dan dampaknya bagi pelajar jika melanggar. Jangan ragu juga untuk memberikan tindakan atau sanksi tegas apabila pelajar masih terus menerus melanggar aturan sekolah," kata Andina.

Baca juga: DPRD Kalteng: Sudah dicadangkan Rp90 miliar untuk dana Pilkada 2024

Selain itu, Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Katingan ini, pengawasan terhadap aktivitas pelajar saat masih di sekolah hingga akan pulang ke rumah, juga perlu lebih ditingkatkan. Sebab, perkelahian antar pelajar lebih sering terjadi setelah pulang dari sekolah.

Dia mengatakan, pengawasan terhadap aktivitas siswa di luar sekolah alangkah baiknya dilakukan secara bersama-sama, bukan hanya pihak sekolah, tapi juga para orangtua. Di mana para orangtua, sekalipun bukan anaknya, apabila melihat terjadi perkelahian antar pelajar, harus cepat disikapi dan dilerai.

"Jika memang tidak memungkinkan kita yang menghentikan perkelahian antar pelajar itu, setidaknya menginformasikan kepada aparat penegak hukum, atau satuan polisi pamong praja. Jadi, bisa segera dihentikan perkelahian itu," demikian Andina.

Baca juga: DPRD Kalteng: RSPO bisa jadi modal pemda tekan PBS terapkan plasma

Baca juga: Legislator Kalteng sarankan perusda membangun pabrik CPO