Pekerja di Palangka Raya anggap JKN pelindung keluarga

id Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Kalteng, Chris Valentino, program Jaminan Kesehatan Nasional, JKN

Pekerja di Palangka Raya anggap JKN pelindung keluarga

Petugas BPJS Kesehatan berbincang dengan peserta JKN di Palangka Raya, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya.

Jaya W Manurung (ANTARA) - Salah seorang pekerja di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Chris Valentino menyebut program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai pelindung keluarga.

"Program JKN bisa menjadi pelindung keluarganya saat membutuhkan pelayanan kesehatan," kata Chris di Palangka Raya, kemarin.

Pernyataan itu diungkapkan pria 26 tahun itu karena anaknya yang bernama Dean Dwi Saputra yang berusia dua tahun harus mendapatkan pelayanan kesehatan secara rutin akibat mengalami gangguan serta penyempitan paru-paru sejak lahir.

"Anak saya ini sudah sejak lahir didiagnosa mengidap kelainan dan penyempitan paru-paru, jadi kami sebagai orang tua harus rutin memeriksakan kondisinya untuk mengetahui perkembangan tubuhnya ini," katanya.

Tidak Cuma rawat jalan saja, peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) itu juga sering menemani sang anak saat dirawat inap. Terakhir, Dean baru saja keluar dari ruang perawatan intensive care unit (ICU) selama tiga hari.

"Gejala awal yang sering terlihat adalah dia seperti mengalami sesak nafas, kemarin juga ada batuknya, selain itu Dean ini juga ada alergi terhadap obat, jadi memang harus hati-hati sekali menjaganya,” jelas Chris.

Pria yang tinggal di Jalan Jatayu, Kota Palangka Raya itu mengatakan, selama mendapatkan pelayanan kesehatan sebagai peserta program JKN, fasilitas yang didapatkan sangat memuaskan dan membantu. Apalagi untuk kondisi anaknya yang mungkin membutuhkan perawatan dan pelayanan kesehatan sampai menginjak dewasa.

"Saat ini tindakan untuk Dean masih ada beberapa yang belum bisa dilakukan, kemarin dokter yang merawat Dean belum berani menyarankan untuk tindakan rontgen, melihat kondisi fisik Dean yang sekarang ini disarankan menunggu sampai usia tiga tahun nanti baru berani dilakukan," katanya.

Meski demikian, dia mengaku beruntung. Program JKN, kini menjadi tumpuan untuk menjamin biaya pelayanan kesehatannya anaknya kedepan. Apalagi dia mengaku tidak tahu akan sampai kapan, kondisi sang anak bisa kembali normal.

Baca juga: Program JKN bawa kemajuan luar biasa bagi Indonesia

Chris bersama dengan sang istri mengakui Program JKN sangat bermanfaat. Mereka juga mengatakan, pelayanan yang diterima selama ini, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) sangat bagus. Tak terkecuali pelayanan di rumah sakit dimana Dean sering mendapatkan perawatan.

Meski anaknya sudah beberapa kali merasakan pelayanan di rumah sakit, baik melalui poli maupun saat butuh pelayanan segera di Unit Gawat Darurat (UGD), semua dilayani dengan cepat dan tidak ada kendala, waktu menunggunya juga tidak lama.

"Pelayanan di rumah sakit ini sangat bagus, tidak ada perlakuan yang berbeda (diskriminasi) kepada pasien, kami yang menggunakan Program JKN juga dilayani sama dengan yang lain," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan-Kejari kolaborasi peningkatan kepatuhan peserta JKN

Baca juga: PNS di Barut ini apresiasi kecepatan dan kemudahan layanan Program JKN

Baca juga: Penderita gangguan rahim manfaatkan JKN untuk pengobatan gratis