Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak divisi endokrinologi RS Cipto Mangunkusumo dr. Ghaisani Fadiana Sp.A (K) menyarankan kepada masyarakat untuk terus memantau tumbuh kembang pada anak guna mendeteksi diabetes tipe 1 secara dini.
“Akan terlihat sekali sebetulnya kalau misalnya ada pemantauan yang rutin, terutama pemantauan berat badan dan tinggi badan,” kata Ghaisani dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Ghaisani mengatakan penurunan berat badan pada anak menjadi salah satu tanda-tanda diabetes yang harus diwaspadai oleh masyarakat.
Ia mengatakan bahwa untuk kasus diabetes pada anak, sebagian besar menderita diabetes melitus tipe 1. Diabetes jenis ini diakibatkan oleh kegagalan di organ pankreas, sehingga tidak bisa menghasilkan insulin.
“Usianya juga sekitar mungkin 10-13 tahun, itu insiden paling banyak untuk diabetes melitus tipe 1,” kata Ghaisani.
Ghaisani menyebutkan terdapat sejumlah gejala yang dapat diperhatikan selama memantau tumbuh kembang anak, yakni tingginya frekuensi buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lapar, penurunan berat badan, lemas, hingga infeksi berulang.
“Kalau misalnya ada gejalanya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Ghaisani.
Keterlambatan deteksi diabetes pada anak dapat mengakibatkan kondisi anak yang semakin memburuk. Kondisi ini ditandai oleh keluhan sesak napas, penurunan kesadaran, nyeri perut, bahkan hingga kejang.
Oleh karena itu, Ghaisani menekankan pentingnya kesadaran orang tua bahwa anak-anak juga dapat terkena penyakit diabetes. Hal ini untuk mencegah keterlambatan penanganan penyakit diabetes pada anak.
“Sebagian besar anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1 diketahuinya sudah dalam kondisi berat,” kata Ghaisani.
Sedangkan, untuk diabetes tipe 2, orang tua harus waspada kepada anak yang mengalami obesitas pada usia 10 tahun, memiliki faktor risiko berupa riwayat diabetes pada orang tua maupun anggota keluarga lainnya, serta memiliki tanda-tanda resistensi insulin yang terlihat pada warna kehitaman di daerah leher dan lipatan.
“Itu perlu melakukan screening, mencaritahunya ke arah sana,” ujar Ghaisani.
Berita Terkait
Ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III tahun 2024 tumbuh jadi 4,64 persen
Rabu, 6 November 2024 9:17 Wib
Agustiar-Edy siapkan inovasi ekonomi Kalteng untuk tumbuh secara inklusif
Kamis, 31 Oktober 2024 19:12 Wib
Komunitas Push Bike Palangka Raya latih tumbuh kembang anak
Jumat, 25 Oktober 2024 15:35 Wib
Dukung secara optimal investasi sawit terus tumbuh dan berkembang di Kalteng
Senin, 21 Oktober 2024 12:25 Wib
OJK sebut BPR di Kalteng tumbuh cukup signifikan
Rabu, 2 Oktober 2024 7:08 Wib
Selalu Berkah Award apresiasi Bank Kalteng terhadap tumbuh & kembang UMKM
Rabu, 25 September 2024 15:50 Wib
Ekonomi Kalteng pada 2024 tumbuh 3,80 persen dibanding 2023
Kamis, 15 Agustus 2024 17:33 Wib
Bupati Kotim apresiasi Kades Rasau Tumbuh hibahkan tanah pembangunan pustu
Senin, 5 Agustus 2024 20:42 Wib